Melihat Lebih Dekat Desain Sirkuit Formula E di Monas

12 Februari 2020 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Jakarta Formula E-Prix 2020 di Lapangan Monas, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Jakarta Formula E-Prix 2020 di Lapangan Monas, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi Pengarah pimpinan Mensesneg akhirnya menyetujui lokasi sirkuit Formula E di Monas.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengirim surat ke Komisi Pengarah pimpinan Mensesneg sebagai tindak lanjut dari surat persetujuan yang diberikan. Dalam surat yang dikirim, Anies turut melampirkan desain sirkuit Formula E terbaru di Monas.
Surat Gubernur DKI Jakrta Anies Baswedan ke Komisi Pengarah Monas soal Formula E. Foto: Dok. Pemprov DKI
Dalam desain baru ini, kawasan Monas akan menjadi titik start 24 pebalap Formula E. Selama melintasi sirkuit Formula E sepanjang 2,6 km ini, pebalap harus menaklukkan 11 tikungan.
Garis start berada di sisi selatan Monas. Mobil-mobil balap bertenaga listrik itu akan melaju ke sisi timur Monas melewati 2 belokan sempit untuk menuju ke sisi tenggara Monas.
Pebalap akan melaju lurus keluar kawasan Monas dan berbelok ke kanan di depan Kedubes Amerika Serikat. Trek lurus panjang langsung menyambut pebalap dari Kedubes AS hingga ke bundaran Patung Kuda.
ADVERTISEMENT
Pelabap lalu belok ke kanan masuk kembali ke kawasan Monas lewat pintu barat daya. Trek kembali menyapa. Setelah itu, pebalap belok ke kiri ke sisi barat Monas, lalu putar balik untuk kembali ke garis start.
Monas yang jadi sirkuit Formula E. Foto: Dok. Formula E
Selain lintasan, desain sirikuit Formula E Monas juga terdapat sejumlah spot festival atau eksebisi. Lokasi ini berada di sisi barat laut Monas atau pintu Taman Pandang dekat Istana Kepresidenan.
Pembangunan sirkuit Formula E di Monas memang memiliki tantangan tersendiri. Lapangan Merdeka kini beralas batu alami (cobblestone).
Tapi, kondisi ini tak hanya dialami Jakarta. Sirkuit Formula E di Paris juga menghadapi tantangan serupa.
Untuk menjaga agar kondisi cobblestone tidak rusak dan tetap terjaga keasliannya--karena Monas dan Lapangan Merdeka bagian dari cagar budaya--penyelenggara bisa memakai aspal sementara.
ADVERTISEMENT
Pembuatan aspal sementara untuk sirkuit Formula E digunakan di Paris. Mereka lebih dulu melapisi cobbelstone dengan plastik. Plastik lalu ditutup dengan pasir. Setelah itu, baru proses pengaspalan dimulai.
Setelah balapan selesai, aspal bisa diangkat kembali. Dengan begitu, cobblestone tidak mengalami perubahan atau kerusakan.
Aspal yang digunakan untuk sirkuit Formula E kualitasnya memang tidak setinggi F1. Standar FAO menyebut, sirkuit Formula E cukup sampai grade 3 atau aspal jalanan ibu kota.
Menjadi tuan rumah hajatan internasional tentu ada risikonya, misalnya jalan umum akan terganggu beberapa saat atau ada gangguan lainnya.
"Jadi ada hal-hal yang terganggu dalam rangka persiapan maka kita minta pengertiannya sekaligus mohon maaf, karena pasti dalam konstruksi ada hal-hal yang terganggu," kata Sekretaris Daerah DKI Saefullah di Balai Kota, Jakarta, Selasa (11/2).
Keuntungan jadi tuan rumah Formula E. Foto: Farhan Raudah Fujari/ kumparan.
ADVERTISEMENT