Melihat Lebih Dekat Perkebunan Cabai Milik Pemprov DKI di Desa Ciangir

2 Mei 2017 10:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Perkebunan Cabai Pemprov DKI di Desa Ciangir. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perkebunan Cabai Pemprov DKI di Desa Ciangir. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Harga cabai rawit merah di DKI Jakarta sempat menembus angka tertinggi yaitu Rp 140 ribu per kg. Tingginya harga cabai rawit merah kala itu dikeluhkan oleh para ibu rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Keluhan ini langsung direspons oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pada awal tahun lalu, Pemprov DKI menginisiasi adanya perkebunan cabai yang dikelola secara mandiri. Hal itu akhirnya terbukti.
Pemprov DKI Jakarta akhirnya membuka perkebunan cabai di salah satu desa terpencil yang berada di wilayah Tangerang Selatan. Namanya Desa Ciangir yang berada di Kampung Ciangir RT 01/04, Legok, Kabupaten Tangerang, Banten.
Dalam kesempatan kali ini, kumparan (kumparan.com) mencoba melihat perkebunan milik Pemprov DKI itu lebih dekat. Saat tiba di lokasi perkebunan, suasana perkebunan cabai itu nampak begitu sepi. Lahan yang ada juga cukup besar.
Perkebunan Cabai Pemprov DKI di Desa Ciangir. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perkebunan Cabai Pemprov DKI di Desa Ciangir. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Letak Desa Ciangir sekitar 6,3 km dari Stasiun Daru, Tangerang. Untuk menuju ke lokasi perkebunan, tidak ada satu pun transportasi umum. Jadi mau tidak mau harus menggunakan ojek motor. Akses utama menuju lokasi juga masih didominasi oleh jalanan tanah merah.
ADVERTISEMENT
Sesekali motor yang kami tumpangi juga masuk ke dalam lubang jalan yang menganga. Ini menjadi tantangan tersendiri menuju lokasi. Apalagi banyaknya pohon bambu dan minimnya penerangan, tak disarankan menuju lokasi saat malam hari.
Sampai di lokasi, hamparan lahan seluas 2,5 hektare sudah terlihat ditanami cabai. Pola tanamnya sangat tertata rapi di atas gundukan tanah merah. Bahkan ada juga yang ditopang oleh bambu-bambu. Ukuran pohon cabai juga tidak terlalu tinggi bisa menggambarkan bila usia tanaman cabai di lokasi tersebut masih cukup muda.
Menurut Asniah (39) yang juga turut andil dalam mengelola perkebunan cabai, pemberian bibit cabai baru dilakukan sekitar 1 bulan yang lalu. Sebelumnya, proses pengerjaan memang sudah dilakukan sejak 3 bulan lalu yaitu pada bulan Februari 2017.
ADVERTISEMENT
Perkebunan Cabai Pemprov DKI di Desa Ciangir. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perkebunan Cabai Pemprov DKI di Desa Ciangir. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
"Dari pengelolaan mulai dari sekitar 3 bulan yang lalu, kan mulai dari membersihkan rumput, dibajak dulu tanahnya pakai traktor, dan segala macamnya sampai siap ditanam, baru kan bisa mulai di tanam bibit cabainya," kata Asniah kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (2/5).
Asniah bersama suami dan belasan para petani lainnya merupakan orang yang dipercayakan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mengelola perkebunan cabai.
"Kalau saya ikut suami (ikut ngelola), karena enggak ada pekerjaan lagi dan emang tiap hari kerjaanya ke sawah ya sekalian aja," tambahnya.