Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Melihat Lokasi Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa TNI di Garut yang Berujung Maut
13 Mei 2025 11:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Aktivitas pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut Jawa Barat berujung tragedi, pada Senin (12/5). Sebanyak 13 orang terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 sipil dilaporkan meninggal akibat ledakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Lokasi peledakan berada di Jalan Miramareu, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut Jawa Barat. Dari jalan raya lokasi tersebut berjarak sekitar 1 km.
Pantauan kumparan di lokasi, Selasa 13 Mei 2025, jalan menuju lokasi peledakan amunisi kedaluwarsa itu dijaga ketat petugas polisi. Sejumlah personel Brimob berjaga sekitar 300 meter dari titik pemusnahan tersebut.
Jalanan menuju lokasi penjagaan berlumpur. Sepanjang jalan adalah area perkebunan, banyak pohon pisang dan singkong.
Penjagaan tersebut dilakukan karena daerah itu sedang disterilisasi untuk menyisir benda atau serpihan yang dikhawatirkan berbahaya. Dari titik petugas Brimob berjaga, terlihat lokasi peledakan digaris polisi.
“Iya langsung berjaga langsung dari kemarin,” kata salah satu petugas yang berjaga di lokasi.
Sementara itu, Dede (63) warga Desa Sancang, yang kampungnya bertetangga dengan Desa Sagara, mengatakan dia kaget saat ledakan tersebut terjadi.
ADVERTISEMENT
“Saya lagi nyuci, kaget. Langsung ke depan,” ucapnya saat berbincang dengan di warungnya.
Menurut dia, saat ledakan terjadi, bangunan warungnya ikut bergetar. Dia mengatakan hal tersebut memang kerap terjadi bila sedang ada pemusnahan amunisi.
Sementara itu, di RSUD Pameungpeuk, saat ini masih dilakukan proses identifikasi korban. Tujuannya untuk mengetahui anggota keluarga korban. Itu dilakukan lewat data seperti foto.
"Sampai saat ini sudah teridentifikasi ada empat orang anggota, masyarakat sipil ada lima orang. Sisa empat (yang belum teridentifikasi)," kata Kepala Seksi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan Rekam Medis RSUD Pameungpeuk Yani Dahyani kepada wartawan.