Melihat Masalah-masalah yang Bikin Siswa Gagal Daftar SNBP

7 Februari 2025 5:57 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan siswa menggelar aksi demonstrasi di halaman SMAN 4 Karawang, Rabu (5/2/2025). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan siswa menggelar aksi demonstrasi di halaman SMAN 4 Karawang, Rabu (5/2/2025). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah sekolah gagal melakukan finalisasi Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS) untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru. Akibatnya ratusan siswa di sekolah tersebut terancam tidak bisa masuk perguruan tinggi lewat jalur prestasi atau SNBP.
ADVERTISEMENT
Proses finalisasi PDSS sebenarnya diberi waktu hingga 31 Januari 2025. Namun ternyata masih ada 373 sekolah yang belum melakukan finalisasi sehingga diberikan tambahan waktu hingga 5 Februari 2025 dengan syarat mengirimkan dokumen pernyataan surat kuasa kepada Panitia SNPMB.
Lantas apa saja yang membuat sekolah-sekolah itu gagal?

Medan

Siswa SMK N 10 gelar aksi demo terkait masalah PDSS pada Kamis (6/2/2025). Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
Bernadeta (17), siswa kelas XII di SMK N 10 Medan bercerita soal usaha ia dan teman-temannya untuk bisa mengikuti jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Sebab, kini ia dan 139 siswa lainnya gagal ikut SNBP diduga lantaran kelalaian pihak sekolah.
Menurut Deta, ia sudah berkali-kali mendatangi pihak sekolah untuk memastikan data berhasil diinput. Batas akhirnya 31 Januari 2025.
“Jadi gini kami kan gunakan jalur e-rapor kalau dibilang mereka lewat mereka jauh lebih mudah karena tinggal tarik data nilai dari dapodik namun mereka setiap tanya ke mereka, saya datang 31 Januari, saya tanya jam 12 apakah data kami sudah disampaikan finalisasi terus dateng dengan operator PDSS-nya bilang tenang aja nak, sudah saya urus soalnya lagi progres,” kata Deta saat ditemui di sekolahnya, Kamis (6/2).
ADVERTISEMENT
“Sedangkan itu sudah jam 12 siang ya kan penutupan jam 3. Saya datang jam 2, lewat dibilang sabar ya nak soalnya masih eror, ini itu, dan banyak alasannya,” sambungnya.
Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Medan Deli Serdang Duta Syailendra di SMK N 10 pada Kamis (6/2/2025). Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
Sementara itu, Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 Medan-Deli Serdang, Duta Syailendra, mengatakan insiden ini terjadi akibat kesalahan operator sekolah.
“Sudah pasti operator. Kalau saya melihat (kesalahan) operator,” kata Duta, Kamis (6/2).
Kata dia, hal ini terjadi diduga karena pihak sekolah mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) di menit-menit akhir alias injury time.
“Kalau saya lihat ini, keterlambatan orang ini masuk pada saat masuk ramai-ramai di hari terakhir,” kata dia.
“Jadi hari terakhir, petugasnya meng-entry data di hari terakhir ketika injury time, kan ini bahaya, itu satu, dicarikan solusinya. Walaupun ceritanya ini sekolah yang merugikan siswa, saya berpihak ke peserta didik,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Siswa SMK N 10 gelar aksi demo terkait masalah PDSS pada Kamis (6/2/2025). Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
Kegagalan ini direspons oleh Octavia Situmorang, salah satu orang tua siswa SMK N 10 Medan dengan meminta pihak sekolah ganti rugi.
Menurutnya, sekolah harus menyampaikan permohonan maaf serta menanggung biaya daftar seleksi tertulis PTN atau Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) hingga memberikan bimbel.
“Kita mintakan tanggung jawab itu, kalau anak-anak tidak bisa ikut SNBP berarti jalur testing (SNBT). Kalau testing itu memakai uang daftar, nah bagaimana dari pihak sekolah mau tidak memberikan biaya daftar untuk ikut testing?” kata Octavia saat ditemui kumparan di lapangan SMK N 10 Medan pada Kamis (6/2).
“Kedua memberikan tambahan seperti bimbel anak-anak ini secara anak-anak ini SMK kejuruan selama ini tidak ada persiapan bimbel untuk masuk PTN,” sambungnya.
ADVERTISEMENT

Karawang

SMAN 4 Karawang. Foto: kumparan
Siswa SMAN 4 Karawang juga mengalami nasib yang sama. Kepala SMAN 4 Karawang, Dida Siti Saadah, berdalih gagalnya finalisasi PDSS ini disebabkan waktu yang kurang. Menurutnya masa pendaftaran PDSS per tanggal 6 hingga 31 Januari 2025 itu tidak cukup untuk meng-cover penginputan data 144 siswa.
"Untuk waktunya begitu kurang dibandingkan tahun lalu, makanya sekarang banyak di sekolah SMA 4 sebenarnya, sudah nasional isu ini, nah jadi automaticly, kami juga sedih dan mohon maaf, mungkin ini mengakui kelalaian kami," kata Dida saat ditemui, Kamis (4/2).
Dia mengakui kelalaian itu diakibatkan perannya yang tidak bisa full di SMAN 4 Karawang karena turut merangkap jabatan di sekolah lain. Terlebih admin yang bertugas melakukan penginputan PDSS di SMAN 4 Karawang hanya dua orang.
ADVERTISEMENT
Padahal, dia mengeklaim sudah menginstruksikan jajarannya untuk menambah tenaga admin agar proses penginputan data tidak terhambat.
"Akun adminnya ada dua, yang garap ada 1 orang, kemudian dibantu sama operator, tapi yang input satu orang saja, untuk satu bulan kurang, kemudian ada jeda libur sama data yang tidak sesuai seperti NIK yang tidak sesuai yang dinput sama yang dilapor," katanya.
"Sementara kalau di SMAN 1 Ciampel itu ada 11 orang yang megang passwordnya. Yang inputnya ada 4 orang. Sedangkan SMA 4 hanya 1 orang, kan saya sudah sebelumnya instruksikan, karena memang dengan sekolah besar ini 3 orang," kilah Dida.
Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi kunjungi SMPN 4 Karawang. Foto: kumparan
Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi ikut berkomentar terkait gagalnya finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) di SMAN 4 Karawang.
ADVERTISEMENT
"Ini kan karena jumlah tenaganya tidak cukup. Satu orang mengerjakan entry 136 data siswa dengan variabel nilai dari mata pelajaran yang sangat banyak. Tentunya ini tidak cukup," ungkap Dedi saat mengunjungi SMAN 4 Karawang, Kamis (6/2).
Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu menilai ada kelalaian sekolah dalam menyediakan tenaga penginput.
"Kan ada kelalaian dari sekolah yang tidak menyiapkan tenaga yang cukup, kalo tenaganya cukup, mungkin sudah selesai," katanya.
Maka itu, dia meminta sekolah menyiapkan tiga operator tambahan untuk mengerjakan entry data. Ketiga operator tersebut diharuskan fokus bekerja menuntaskan penginputan data siswa yang berhak mendaftar SNBP.
"Saya minta hari ini mereka yang bertiga ini fokus bekerja, gak usah lagi melayani terlalu banyak orang yang datang, karena kan kita ingin menyelamatkan siswa untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi," katanya.
ADVERTISEMENT
"Menteri pendidikan juga sudah memberikan ruang untuk melakukan entry kembali. Dan saya kasih support satu orang saya kasih honor tambahan Rp 2 juta sampai selesai," jelas dia.

Makassar

Suasana sekolah saat siswa mogok belajar di SMAN 17 Makassar, Kamis (6/2/2025). Foto: kumparan
Di Makassar siswa SMA Negeri 17 Makassar terancam gagal masuk perguruan tinggi dengan jalur prestasi. Mereka gagal karena kesalahan petugas operator sekolah atau human error.
“Iya, bisa dikatakan itu, human error,” kata Wakasek Humas SMA Negeri 17 Makassar, Kartini Kurnia, kepada kumparan, Kamis (6/1).
Operator sekolah adalah pegawai berstatus PPPK. Dia diberi tugas untuk mengisi data siswa dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk daftar SNBP.
Dalam proses penginputan ke PDSS, untuk tahun 2025, terdapat perbedaan daripada tahun sebelumnya. Kata Kartini, tahun 2025 terdapat kemudahan dengan sistem baru.
ADVERTISEMENT
“Ada sistem baru dan sebenarnya sangatlah mudah. Tapi, ya karena kelalaian dari pihak kami sehingga tetap gagal,” ucapnya.
Terpisah, Staf Kurikulum, Ratny Gandarwaty, mengatakan sistem yang baru ialah Electronic Raport atau E-Raport. Dengan sistem baru ini, memudahkan untuk penginputan nilai ke PDSS.
“Kebtulan tahun ini ada versi baru penginputan ke PDSS. Ada namanya tarik dari data E-Raport. E-Raport ini adalah nilai-nilai rapor siswa-siswi. Ini yang memudahkan penginputan PDSS siswa-siswi sebanyak 148 orang. Tinggal ditarik masuk,” kata Ratny.
“Karena sistem E-Raport mudah, akhirnya dikerjakan satu orang. Setelah dikerjakan, ternyata gagal,” sesalnya.

Diberi Kesempatan hingga 7 Februari

Siswa SMK N 10 gelar aksi demo terkait masalah PDSS pada Kamis (6/2/2025). Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB 2025 Eduart Wolok mengungkapkan masih ada 76 sekolah yang belum melakukan finalisasi PDSS karena masih terkendala sistem.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, akan memberikan perpanjangan waktu kembali untuk 76 sekolah yang belum melakukan finalisasi hingga Jumat (7/2) pukul 15.00 WIB.
“Hal ini bertujuan untuk memberi kesempatan siswa dengan nilai lengkap mengikuti SNBP. Sekolah yang memiliki persoalan tersebut telah dihubungi oleh Panitia SNPMB untuk berkirim email ke [email protected] dan ditunggu hingga Jumat, 7 Februari 2025, pukul 15.00 WIB,” ujar Eduart dalam pernyataan tertulis, Kamis (6/2).
Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Murid Baru (SNPMB), kata Eduart, sudah memberikan imbauan kepada sekolah untuk melakukan finalisasi PDSS. Baik melalui media sosial pada Minggu 2 Februari 2025 dan diperkuat melalui siaran pers pada Selasa 4 Februari 2025.
Meskipun begitu, perpanjangan kembali waktu finalisasi ini tidak dapat diberikan kepada sekolah yang belum melengkapi data secara keseluruhan. Eduart mengatakan, hal ini mempertimbangkan asas keadilan untuk sekolah-sekolah yang sudah mematuhi aturan.
ADVERTISEMENT
“Panitia tidak dapat mengakomodasi finalisasi pengisian PDSS dengan mempertimbangkan faktor akuntabilitas, keberadilan, integritas, serta menghargai sekolah yang telah tertib dan berdisiplin dalam pengisian PDSS,” ungkap Eduart.
ADVERTISEMENT
Eduart memastikan sekolah yang tidak melengkapi data dan finalisasi hingga perpanjangan waktu 7 Februari dipastikan siswanya gugur mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
Meskipun begitu, terdapat jalur alternatif yang telah disiapkan SNPMB. Di antaranya SNBT, jalur mandiri, dan jalur afirmasi Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Bagi siswa yang tidak mengikuti SNBP atau yang mengikuti SNBP namun tidak diterima, kesempatan untuk melanjutkan PTN masih terbuka baik di jalur SNBT maupun seleksi jalur Mandiri dengan kuota yang lebih besar dibandingkan SNBP. Selain itu, afirmasi KIP kuliah juga tersedia di ketiga jalur penerimaan mahasiswa,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT