Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kini pria berusia 73 seluruh mata dunia tertuju pada Raja Charles III . Ini adalah kali kedua perhatian dunia tertuju penuh pada Charles usai hubungan asmaranya dengan Putri Diana dan Camilla Parker-Bowles jadi pembicaraan belasan tahun silam.
Selain latar belakang dan kisah asmara, pandangan pribadi Raja Charles tentang sejumlah masalah sosial, budaya, dan politik, juga menjadi pusat perhatian. Salah satu yang menarik adalah pandangannya soal Islam , agama terbesar kedua di Inggris.
Raja Charles III dalam berbagai kesempatan mengungkapkan secara terbuka kekagumannya terhadap agama Islam.
Dalam buku ‘Charles At Seventy: Thoughts, Hopes and Dreams’ yang ditulis oleh Robert Jobson mengemukakan bahwa Raja Charles III mempelajari kitab suci Al-Quran dan menandatangani surat kepada para pemimpin Muslim dalam bahasa Arab.
ADVERTISEMENT
Beberapa pernyataannya soal Islam juga menarik, misalnya mengenai lingkungan dan hubungannya dengan Islam.
Sebagai pecinta lingkungan, Raja Charles III terus menyerukan pentingnya para pemimpin dunia untuk mencari solusi atas perubahan iklim yang semakin membahayakan kehidupan manusia.
Dikutip dari Al-Jazeera, berikut berbagai pandangan dan pernyataan Raja Charles III mengenai Islam:
Islam dan lingkungan
Dalam pidatonya di Oxford Center for Islamic Studies pada 2010, Charles mengatakan berdasarkan pengetahuannya tentang Islam dan Al-Quran bahwa ada batasan dalam menggunakan kekayaan alam. Batasan tersebut ditentukan oleh Tuhan dan tidak boleh dilanggar.
“Kita berbagi planet ini dengan ciptaan lainnya untuk alasan yang sangat bagus – dan artinya, kita tidak dapat hidup sendiri tanpa jaringan kehidupan yang seimbang di sekitar kita. Islam selalu mengajarkan ini dan mengabaikan pelajaran itu berarti melanggar kontrak kita dengan pencipta.” katanya.
ADVERTISEMENT
Respons terhadap Kartun Kontroversial di Denmark
Charles juga pernah berkomentar mengenai kartun yang dinilai mengejek Nabi Muhammad yang terbit di Denmark.
Charles kala itu menyerukan pentingnya menghormati keyakinan orang lain. Saat itu, sentimen publik atas kartun Denmark juga menyebabkan perdebatan tentang kebencian anti-Muslim dan batasan kebebasan berbicara di negara-negara barat.
“Tanda sebenarnya dari masyarakat beradab adalah rasa hormat yang diberikan kepada minoritas dan orang asing. Perselisihan dan kemarahan yang mengerikan baru-baru ini atas kartun Denmark menunjukkan bahaya yang datang dari kegagalan kita untuk mendengarkan dan menghormati apa yang berharga dan suci bagi orang lain, ” ujarnya dalam sebuah sambutan.
Perayaan Ramadhan
Charles juga menunjukkan rasa hormatnya terhadap perayaan bulan suci Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Dia berharap setiap orang dapat belajar dari semangat yang dikibarkan Ramadhan seperti kedermawanan, kebersamaan, rasa syukur, dan belajar menahan diri dari hawa nafsu.
“Kemurahan hati dan keramahan umat Islam yang baik hati tidak berhenti mengejutkan saya dan saya yakin bahwa saat kita memasuki masa yang lebih tidak pasti komunitas Muslim akan kembali menjadi sumbangan amal yang sangat besar di bulan Ramadhan ini,” ungkapnya.
Hubungan Islam dengan Barat
Charles terus berupaya untuk mendekatkan Islam dengan Barat. Ia melihat banyaknya kesalahpahaman tentang Islam di Barat.
“Tidak hanya banyak kesalahpahaman di Barat tentang sifat Islam, ada juga banyak ketidaktahuan tentang utang budaya dan peradaban kita sendiri kepada dunia Islam. Ini adalah kegagalan yang, menurut saya, berasal dari garis lurus sejarah yang telah kita warisi,” kata Charles pada 1993 yang dikutip Oxford Center for Islamic Studies.
ADVERTISEMENT
Charles juga menegaskan bahwa ekstremisme tidak boleh dilihat sebagai ciri khas Islam.
Penulis: Thalitha Yuristiana.