Melihat Pasukan Oranye Bekerja Membersihkan Jakarta

17 November 2017 8:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan Oranye Kelurahan Kwitang (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Oranye Kelurahan Kwitang (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Langit mendung pada Kamis (16/11) sore itu tak menyurutkan semangat 24 orang Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau yang lebih dikenal dengan Pasukan Oranye itu, mengikuti apel di Kantor Kelurahan Kwitang, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Mereka berbaris rapi di lapangan kantor kelurahan sekitar pukul 15.30 WIB. Seorang wanita paruh baya yang menjadi pemimpin apel, mengabsen nama mereka satu per satu sebelum mendengar pengarahan serta evaluasi dari pihak kelurahan.
"Nanti saya ingin di Jalan Inspeksi jangan cuma satu orang. Saya minta turun empat orang, dua di atas dan dua di bawah. Selanjutnya saya dapat laporan di RW 07 ada pohon yang tinggal batangnya. Coba lihat pohonnya sudah rapuh atau belum," kata Ine, petugas pengawas PPSU dari Kelurahan Kwitang, Kamis (16/11).
Apel berlangsung sekitar 15 menit. Sebagian dari mereka adalah petugas shift pagi yang sudah menyelesaikan pekerjaannya, dan sisanya adalah petugas shift sore yang baru akan mengawali tugasnya. Sebelum membubarkan diri, mereka berdoa untuk kelancaran dan keselamatan mereka selama bekerja.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 16.00 WIB pasukan Pasukan Oranye yang bertugas di shift sore langsung berjalan menuju mobil bak putih. kumparan (kumparan.com) berkesempatan mengikuti kegiatan bersih-bersih Pasukan Oranye Kelurahan Kwitang sore itu.
Pasukan Oranye Bersihkan Jalan Kwitang (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Oranye Bersihkan Jalan Kwitang (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Didin (32), salah seorang anggota Pasukan Oranye, bertugas membawa lima orang rekannya menuju zona-zona pembersihan yang telah ditentukan.
"Saya sebenarnya shift pagi. Tapi karena ada yang lagi sakit, jadi saya bantu shift sore," kata Didin sambil mengemudikan mobil keluar dari kantor Kelurahan Kwitang.
Di sepanjang perjalanan, Didin berbagi cerita tentang rutinitas sehari-harinya saat bekerja sebagai Pasukan Oranye, membersihkan sampah-sampah Ibu Kota.
Pasukan Oranye Bersihkan Jalan Kwitang (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Oranye Bersihkan Jalan Kwitang (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Setiap hari Didin bangun pukul 04.30 WIB lalu mulai bersiap-siap beraktifitas sejak pukul 05.30 WIB. Didin yang bekerja di shift pagi rutin mengikuti apel pukul 07.00 WIB di Kantor Kelurahan Kwitang sebelum bekerja.
ADVERTISEMENT
Setelah apel pagi usai, Didin bersama teman-temannya lalu mulai turun ke lapangan hingga pukul 12.00 WIB. Mereka lalu beristirahat selama satu jam, melanjutkan pekerjaan, dan kembali ke kantor kelurahan pukul 15.00 WIB untuk mengikuti apel sore.
Mobil yang dikemudikan Didin melaju menuju Jalan Kramat Kwitang. Setiba di sana, satu per satu kelompok Pasukan Oranye yang terdiri dari 2 hingga 3 petugas turun di zona-zona yang telah ditentukan sambil membawa 'amunisi' mereka, yaitu sapu lidi, serok plastik dan kantong plastik hitam.
Tak terlalu banyak sampah yang mereka pungut di sore itu. Sebagian besar sudah dibersihkan oleh Pasukan Oranye yang bekerja di shift pagi. Hanya sampah dedaunan dan beberapa sampah plastik yang mereka temukan.
ADVERTISEMENT
Mobil pun berjalan lagi menuju zona selanjutnya, yaitu Jalan Inspeksi yang dialiri Sungai Ciliwung. Didin ditemani dua rekannya, Wahyu (23) dan Zainudin (33), bertugas membersihkan jalan di sekitar sungai tersebut.
Pasukan oranye membersihkan Kali Ciliwung (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan oranye membersihkan Kali Ciliwung (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Namun setiba di lokasi, rintik-rintik hujan mulai turun. Didin dan kawan-kawannya seolah tak peduli. Mereka tetap turun dari mobil bak, menyusuri pinggiran Sungai Ciliwung untuk menyelesaikan tugas mereka.
"Suka kerja gini kayak hobi saja. Dulu cita-citanya mau jadi pilot tapi enggak bisa. Enggak kesampaian. Jadi bisa naik ke atasnya dengan manjat pohon aja," kata Wahyu sambil mengayunkan sapunya seraya tertawa kecil.
Dengan sigap mereka mengambil sampah-sampah yang mengapung di tengah sungai dengan bantuan tongkat saringan.
Baru beberapa menit bekerja, hujan turun semakin deras. Mereka pun memutuskan untuk menyudahi pekerjaan mereka, dan berjalan menuju sebuah warung untuk memesan kopi seraya beristirahat.
ADVERTISEMENT
"Ya kalau kerja ujan-ujanan sudah biasa. Kalau sakit ya nikmatin saja. Kecuali kalau sudah parah ya," kata Didin sebelum menyeruput kopi panasnya.
Pasukan Oranye Bersihkan Jalan Kwitang (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Oranye Bersihkan Jalan Kwitang (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Didin bercerita, tak sedikit dari mereka yang berdomisili jauh dari Kelurahan Kwitang, sehingga kadang harus rela bermalam di kantor kelurahan.
"Kita sering juga nginap di kantor (Kelurahan Kwitang). Sama Pak Lurah juga. Karena rumah banyak yang jauh, kayak saya di Bekasi. Dia (Wahyu) di Sunter. Jadi kita sering tidur di kantor, ada tempat buat istirahatnya," ucap Didin.
"Kalau nginap kita biasanya sambil kongkow-kongkow gitu, ngobrol sampai malam. Cerita tentang keseharian saja, sambil bercanda juga," timpal Zainuddin.
Tak bisa dipungkiri, kata Didin, suasana kekeluargaan yang hangat membuat mereka nyaman bekerja sebagai Pasukan Oranye. Mereka saling bahu membahu apabila ada yang membutuhkan bantuan.
ADVERTISEMENT
"Kekeluargaan alhamdulillah sangat solid, enggak sikut-sikutan. Ya walaupun satu atap ada gesekan kecil tapi enggak terlalu parah. Kalau kita ada yang sakit, kita patungan semampunya. Bahkan buat kerja saja kita sangat kompak," tutur Didin.
Di sela berbagi cerita soal suka duka menjadi Pasukan Oranye, mereka mengaku miris melihat masih banyaknya warga DKI yang kurang punya peduli dengan kebersihan lingkungan, karena ia masih sering melihat mereka membuang sampah sembarangan.
"Terkadang kurang ada timbal baliknya dari warga sekitar. Misal kami ketika menyapu jalan, belum ada beberapa langkah kami lewat ada warga, yang kita enggak tahu sengaja atau tidak sengaja, membuang sampah sembarangan. Kami tidak bisa berbuat apa-apa, ya sudah kita bersihkan lagi," ucap Zainuddin.
Pasukan oranye membersihkan Kali Ciliwung (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan oranye membersihkan Kali Ciliwung (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 17.45 WIB. Langit pun mulai gelap. Walaupun hujan belum juga reda, mereka memutuskan beranjak dari warung untuk segera menjemput teman-teman yang masih bekerja di lokasi lainnay dan segera menuju kantor kelurahan untuk beristirahat.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan kembali ke kantor, ada sebuah pohon tumbang di perempatan Jalan Kramat. Tak banyak basa-basi, dengan sigap salah satu dari mereka mengambil golok untuk memotong potongan batang pohon yang tergeletak di jalan.
Petugas lainnya pun segera mengambil sapu untuk membersihkan jalan dan membawa batangan pohon itu ke dalam bak mobil.
Sesampai di kantor kelurahan, mereka turun dari mobil dan kemudian melepas sepatu botnya. Ada yang langsung menuju musala untuk membersihkan diri dan menunaikan ibadah salat Magrib, ada juga yang memilih merebahkan badannya di lantai.
Sore itu adalah sore yang melelahkan bagi mereka, sebab cuaca akhir-akhir ini memang sedang kurang bersahabat. Meski mereka tetap konsisten bekerja keras, memastikan lingkungan Ibu Kota selalu bersih dan terawat.
ADVERTISEMENT
Terimakasih atas jasamu, Pasukan Oranye!