Melihat Pembangunan ITF & FPSA Jakarta untuk Kurangi Beban di TPST Bantargebang

23 Oktober 2021 10:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Progress pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara. Foto: Dok. Jakpro
zoom-in-whitePerbesar
Progress pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara. Foto: Dok. Jakpro
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta terus berupaya mengatasi ketergantungan pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Kota Bekasi. Upaya yang dilakukan dengan membangun Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) atau biasa disebut Intermediate Treatment Facility (ITF).
ADVERTISEMENT
Pembangunan ITF yang salah satunya dibangun di Sunter ini merupakan salah satu strategi Pemprov DKI dalam rangka membangun sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Nantinya, ITF Sunter mampu mengolah sampah sebesar 2.200 ton per hari, dan dapat mengolah sampah menjadi energi listrik sebesar 35 MWh.
"Pengolahan sampah ini dilakukan dengan teknologi waste to energy yang dilengkapi dengan berbagai instrumen pengendali pencemaran lingkungan. Sehingga pengelolaan sampah dapat dilakukan secara ramah lingkungan," jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI, Asep Kuswanto, dalam keterangannya, Sabtu (23/10).
Asep menjelaskan, teknologi waste to energy dipilih karena sudah terbukti efektivitasnya dan diterapkan di berbagai negara. Selain aman bagi lingkungan, pengoperasiannya juga mudah serta dilengkapi dengan instalasi pembangkit listrik karena panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan uap panas yang dapat menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik (waste to energy).
ADVERTISEMENT

Lantas, bagaimana perkembangan pembangunan ITF Sunter saat ini?

Progress pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara. Foto: Dok. Jakpro
Pemprov DKI menugaskan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk membangun ITF Sunter melalui Pergub Nomor 33/2018, dimulai dari proses persiapan pembangunan hingga operasionalnya.
"Saat ini PT Jakpro sedang melakukan berbagai proses persiapan pembangunan, yang salah satunya adalah proses pendanaan," ungkap Asep.
Nantinya, jika ITF Sunter sudah mulai beroperasi, pihaknya berharap dapat mengurangi sampah yang dibuat ke TPST Bantargebang secara signifikan.
Total akan ada 4 FPSA yang akan dibangun Pemprov DKI. Selain ITF yang dipusatkan di Sunter, juga akan ada ITF Wilayah Layanan Barat, ITF Wilayah Layanan Timur, dan ITF Wilayah Layanan Selatan.
Tak sampai di situ, pembangunan ITF Sunter juga sekaligus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs adalah serangkaian 17 tujuan yang terintegrasi dan saling terkait untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet ini dan memastikan bahwa umat manusia menikmati perdamaian dan kemakmuran pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT

Pembangunan FPSA Mikro Tebet

Pemulung memilah sampah yang masih bernilai di tempat pembuangan sampah sementara. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
Pemprov DKI mengamanatkan PD Sarana Jaya untuk membangun Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) di Tebet, Jakarta Selatan. Pembangunan FPSA ini telah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 71 Tahun 2020.
Pembangunan FPSA Mikro Tebet ini sempat mendapat penolakan dari warga sekitar. Karena lokasinya yang berdekatan dengan permukiman, warga khawatir sampah-sampah tersebut akan memunculkan bau tidak enak sehingga berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan.
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Asep menuturkan pihaknya sudah melakukan sosialisasi rencana pembangunan FPSA Mikro Tebet sejak April 2021. Sosialisasi yang dilakukan berupa sosialisasi publik masalah amdal melalui kelurahan setempat, media massa dan melakukan pendekatan dengan pihak-pihak terkait.
“Masyarakat tidak perlu khawatir dengan ancaman bau dan lingkungan yang akan tercemar sampah. Sebab, FPSA Mikro Tebet ini akan menggunakan teknologi ramah lingkungan. Teknologi ini memastikan kenyamanan, kebersihan dan kesehatan masyarakat sekitar dan memitigasi risiko bau, asap, bising, dan banjir," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Teknologi ramah lingkungan ini seperti Hydrodrive. Teknologi ini mampu mengurangi residu sampah hingga tersisa hanya 10 persen dan efisien dari segi operasional.
Tak hanya itu, fasilitas FPSA Mikro Tebet yang dibangun di atas lahan seluas 5.000 m2 juga memiliki fasilitas pendukung. Misalnya, recycle center, pemusnah sampah residu, pengolahan fly ash bottom ash untuk material bangunan, Biodigester, education center, dan ruang interaksi publik.
Berikut manfaat dibangunnya FPSA atau ITF sebagai upaya mengurangi sampah yang ada di Jakarta:
ADVERTISEMENT
==================
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews