Melihat Perubahan Danau Sunter yang Dulu Penuh Sampah

20 Februari 2018 19:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Danau Sunter sebelum revitalisasi. (Foto: Instagram @vtandiyono)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Danau Sunter sebelum revitalisasi. (Foto: Instagram @vtandiyono)
ADVERTISEMENT
November 2017 lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan tantangan kepada Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno untuk menyulap Danau Sunter menjadi secantik dan sebersih danau di Jenewa, Swiss. Tantangan tersebut tidak hanya diterima oleh Sandi, namun juga dibalas dengan tantangan lain: adu cepat di Danau Sunter. Sandi berenang, Susi paddling.
ADVERTISEMENT
Di acara ulang tahun kumparan (kumparan.com), keduanya bersama dengan kumparan sepakat untuk menggelar Festival Danau Sunter yang akan diadakan pada 28 Februari 2018. Dengan waktu yang relatif singkat, Pemprov DKI pun gencar melakukan perombakan dan penataan Danau Sunter di sana-sini hingga nantinya layak digunakan.
Hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan, perubahan besar begitu terasa di danau yang akan menjadi saksi duel Sandi-Susi.
Kondisi Danau Sunter. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Danau Sunter. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Dari dulu, danau ini selalu menjadi primadona bagi penggemar olahraga memancing. Bukan hanya yang memancing gratis di sekitaran danau, di sisi-sisi danau juga dimanfaatkan oleh beberapa warga untuk mendirikan bilik-bilik pemancingan berbayar yang menggunakan bambu.
Jika lelah memancing, para pedagang kaki lima serta warung-warung sederhana yang terletak di tepi danau, siap menjajakan aneka makanan pengganjal perut. Meski terdengar menyenangkan, namun kurangnya penataan justru membuat Danau Sunter jadi terlihat berantakan.
ADVERTISEMENT
Kini, warung dan pemancingan tersebut telah ditertibkan untuk menyambut Festival Danau Sunter. Dua pemancingan yang tadinya terletak di sebelah timur danau, kini dipindahkan ke sebelah selatan agar tidak mengganggu jalannya festival.
Pihak Pemprov DKI juga membangun plaza yang bisa digunakan oleh UMKM untuk menawarkan produknya. Di bagian tengah plaza tersebut, difungsikan sebagai food court yang akan ditempati oleh pedagang-pedagang yang sebelumnya ditertibkan.
Kondisi Danau Sunter sebelum revitalisasi. (Foto: Instagram @ghierusmansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Danau Sunter sebelum revitalisasi. (Foto: Instagram @ghierusmansyah)
Sebelum direvitalisasi, selain ikan, melihat sampah-sampah 'berenang' merupakan pemandangan wajar di Danau Sunter. Bahkan, di pinggir-pinggirnya, berbagai macam sampah tampak menggunung dan membuat Danau Sunter bisa diidentikkan dengan jorok serta kumuh.
Namun, kini semua sampah telah dibersihkan. Bukan hanya dinas-dinas terkait di Pemkot Jakarta Utara saja, namun masyarakat juga turun tangan membersihkan Danau Sunter bersama-sama dalam acara gerebek sampah yang dilakukan Januari 2018.
ADVERTISEMENT
Meskipun air di Danau Sunter tetap berwarna hijau, namun kualitas air tersebut telah dijamin aman bagi perenang. Apalagi, 10 peselam dari TNI AL telah melakukan survei bawah air di Danau Sunter pada 11 Februari 2018 lalu.
Hasilnya, bukan hanya kualitas airnya saja yang aman, tetapi Danau Sunter juga dinyatakan bebas dari rintangan seperti ranting pohon, sampah, batuan, maupun pecahan kaca yang bisa membahayakan perenang. Hewan liar yang disebut berbahaya pun tidak ditemukan.
Kegiatan HBKB di Danau Sunter. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan HBKB di Danau Sunter. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Penataan rupanya tidak berhenti di penertiban pedagang, pemancingan, serta kualitas air dan sampah saja. Jalur pedestrian yang menjadi fasiltas danau pun ikut diperlebar, agar pengunjung bisa lebih nyaman menghabiskan waktu sambil berjalan kaki keliling danau.
Trotoar yang tadinya hanya selebar 2 meter, kini menjadi selebar 4 meter dengan warna perpaduan merah tua dan abu-abu yang tampak kontras, namun cantik. Trotoar yang lebar, rupanya memberikan perubahan yang cukup spesifik.
ADVERTISEMENT
Perubahan tersebut terasa sangat jelas, sebab dulu pejalan kaki tidak bisa menikmati keindahan danau dari jalur pedestrian karena terhalang pagar, pohon bambu, serta WC umum. Namun kini, setelah segala penghalang tersebut dibersihkan, pejalan kaki bisa dengan bebas menikmati keindahan danau dari jalur pedestrian.
Trotoar Danau Sunter yang Semakin Cantik  (Foto: Fachrul irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Trotoar Danau Sunter yang Semakin Cantik (Foto: Fachrul irwinsyah/kumparan)
Seluruh perbaikan tersebut memang dikebut untuk menyambut Festival Danau Sunter. Namun, bukan berarti keindahan Danau Sunter hanya bisa dinikmati dalam satu hari saja.
Sebab, Festival Danau Sunter yang diadakan kumparan sebenarnya bukan semata-mata menjadi acara yang digelar untuk menyaksikan pertarungan seorang pejabat daerah dengan menteri di air saja. Festival ini, adalah awal dari sebuah gerakan untuk melestarikan dan mengajak masyarakat mulai sadar akan pentingnya peran danau.
ADVERTISEMENT
Sesuai permintaan Susi, Danau Sunter kini telah cantik dan bersih. Kini, masyarakat tinggal memilih, mengembalikan kekumuhan Danau Sunter, atau mempertahankan keindahannya sebagai salah satu lokasi wisata di Ibu Kota.
Festival Danau Sunter (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Festival Danau Sunter (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)