Melihat Pondok di Semarang yang Pengasuhnya Perkosa 6 Santriwati, Ada Bunker

7 September 2023 12:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wartawan melihat Bungker atau ruang bawah tanah di Pondok Hidayatul Hikmah Al Kahfi, Lempongsari, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang yang diduga menjadi salah satu tempat pemerkosaan santri. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wartawan melihat Bungker atau ruang bawah tanah di Pondok Hidayatul Hikmah Al Kahfi, Lempongsari, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang yang diduga menjadi salah satu tempat pemerkosaan santri. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengasuh pondok Hidayatul Hikmah Al Kahfi bernama Muhammad Anwar alias Bayu Aji Anwari (46) di Kota Semarang, Jawa Tengah, tega memperkosa 6 santriwatinya. Perbuatan bejat pelaku dilakukan di pondok yang berlokasi di Lempongsari, Kecamatan Gajah Mungkur, itu.
ADVERTISEMENT
kumparan mengunjungi pondok itu, pondok itu ternyata terletak di sebuah perkampungan dan belum sepenuhnya jadi. Pondok itu berbentuk seperti rumah, tapi cukup tinggi. Rumah itu memiliki dua buah pintu. Namun, saat ini kondisinya kosong tanpa ada satu pun penghuni.
kumparan kemudian mengintip salah satu ruangan melalui celah-celah ventilasi. Terlihat di ruangan tersebut ada tumpukan kasur dan bantal dengan banyak lemari.
Anehnya, ada semacam bunker atau ruang bawah tanah di pondok tersebut. Berdasarkan pengakuan salah satu mantan jemaah di pondok tersebut, bunker itu merupakan tempat pelaku memperkosa santri-santrinya.
Salah satu tetangga pelaku, Puji, membenarkan adanya aktivitas seperti pengajian di tempat itu. Ia juga mengatakan, ada santri dan santriwati yang menghuni rumah yang juga ditinggali pelaku bersama istri dengan 6 anaknya.
Suasana Pondok Hidayatul Hikmah Al Kahfi yang terletak di Lempongsari, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang lokasi pengasuh pondok memperkosa 6 orang santriwatinya. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
"Pak Anwar itu, kan, beli rumah sini juga baru-baru aja, kira-kira dua tahun lalu. Di sini memang buat pengajian, ada anak-anak santri dan santriwati. Tapi nggak kaya santri-santri sama pondok besar itu, enggak. Kalau ceweknya paling 5 atau berapa anak aja, ada mas-masnya, tapi mereka juga kerja," ujar Puji di rumahnya, Kamis (7/9).
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, santri-santri pelaku sebagian besar masih berumur remaja, semuanya berasal dari luar Semarang. Ia sendiri juga tidak mengenal mereka.
"Kalau mbak-mbak santrinya sama warga itu jarang komunikasi ya, kalau mas-masnya paling lewat pamit gitu, ya biasalah. Tapi ya orangnya sama, itu-itu aja, imbuh Puji.
Namun, satu tahun terakhir rumah tersebut ditinggalkan oleh pelaku dan santri-santrinya. Warga juga kaget karena pengasuh pondok yang mereka kenal merupakan seorang predator seksual.
Suasana Pondok Hidayatul Hikmah Al Kahfi yang terletak di Lempongsari, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang lokasi pengasuh pondok memperkosa 6 orang santriwatinya Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
"Ini sudah kosong lama, setahunan, warga juga baru-baru aja tahunya. Ya pada kaget, ini juga pada denger ada yang tahu dari facebook, ternyata ya seperti itu," kata Puji.

Bagaimana Kasus Ini Terungkap

Kasus ini terungkap usai psikolog dari Unit Pelaksana Teknis Daerah, Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (UPTD PPA DP3A) Kota Semarang, Iis Amalia, mendapat laporan ada 6 santriwati yang menjadi korban pemerkosaan pelaku.
ADVERTISEMENT
"Ada 6 orang korban yang sudah mengadu ke kita. Dua di antaranya merupakan anak di bawah umur. Salah satu korbannya berusia 15 tahun sudah membuat laporan ke kepolisian," ujar Iis dalam jumpa pers di Kantor AJI Semarang, Rabu (6/9).
Pemerkosaan ini dilakukan berulang kali oleh pelaku. Peristiwa bejat itu dilakukan di pondoknya dan di sebuah kamar hotel di Semarang.
Wartawan memotret bungker atau ruang bawah tanah di Pondok Hidayatul Hikmah Al Kahfi, Lempongsari, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang yang diduga menjadi salah satu tempat pemerkosaan santri. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Pelaku kerap mengancam dan memaksa korban untuk melayani nafsu bejatnya. Jika korban menolak, maka pelaku akan mengatakan korban adalah anak durhaka karena berani melawan pelaku.
Polisi telah menangkap pelaku pada September ini. Kasat Reskrim AKBP Donny Lombantoruan berjanji akan segara merilis kasus tersebut.
"Besok kita release bareng-bareng, ya," kata Donny.