Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Melihat Ramadan Pertama Warga Suriah usai Rezim Tangan Besi Assad Tumbang
3 Maret 2025 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Warga Suriah memasuki Ramadan tahun ini dalam suasana berbeda.
Untuk pertama kalinya dalam lebih dari lima dekade, bulan suci ini dijalani tanpa kendali keluarga Assad.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan baru yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mulai menerapkan aturan ketat, termasuk larangan makan dan minum di tempat umum saat siang hari.
Menurut pengamatan jurnalis AP, Sabtu (2/3), beberapa restoran dan kedai kopi di ibu kota Damaskus memilih tutup, sementara yang lain tetap buka dengan jendela tertutup.
“Tahun ini, setelah jatuhnya rezim, ada banyak konfirmasi mengenai larangan berbuka puasa di depan umum. Pelanggar bisa dipenjara,” ujar seorang warga Damaskus, Munir Abdallah, kepada AP.
Plt Menteri Agama Suriah, Hussam Haj-Hussein, menyebut Ramadan kali ini sebagai “bulan kemenangan dan pembebasan”.
Di bawah pemerintahan Assad, warga boleh makan di tempat umum selama Ramadan.
Sekarang, banyak yang berpuasa di depan umum bukan karena pilihan, tetapi karena takut hukuman.
Perubahan Suriah
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Islamis yang dipimpin mantan pemimpin pemberontak Ahmad al-Sharaa berjanji akan menghormati minoritas agama.
Meski demikian, banyak yang khawatir Suriah akan berubah menjadi negara Islam dengan aturan lebih ketat.
Perubahan di Suriah terjadi di tengah dinamika kawasan. Di luar Suriah, berbagai komunitas Muslim di dunia menyambut Ramadan dengan caranya masing-masing.
Di Lebanon, Ramadan tahun ini dijalani setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mengakhiri perang 14 bulan.
Sementara di Gaza, warga Palestina menyantap iftar pertama mereka di tengah reruntuhan akibat konflik yang belum sepenuhnya mereda.
Masjid Sheikh Abdulqadir al-Gailani di Baghdad menyiapkan 1.000 makanan gratis per hari bagi mereka yang berbuka puasa.