Melihat Rancangan Perundingan Damai Gaza di Qatar

19 Desember 2024 4:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria berdiri di atas sebuah bangunan yang rusak parah dan melihat bangunan lain yang hancur di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, Senin (7/10/2024). Foto: Bashar Taleb/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria berdiri di atas sebuah bangunan yang rusak parah dan melihat bangunan lain yang hancur di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, Senin (7/10/2024). Foto: Bashar Taleb/AFP
ADVERTISEMENT
Israel dan Hamas akan mencapai suatu kesepakatan baru mengenai gencatan senjata untuk mengakhiri konflik di Gaza, melalui sebuah negosiasi perundingan damai yang digelar di Doha, Qatar. Dikutip dari AFP, perundingan yang dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS) ini mensinyalkan harapan baru bahwa konflik akan mereda.
ADVERTISEMENT
Beberapa sumber diplomat AFP menyebut, komentar presiden terpilih AS, Donald Trump yang menyebut bahwa kesepakatan harus tercapai sebelum ia menjabat pada 20 Januari membawa dampak tersendiri.
Sementara diplomat lain juga mengatakan, posisi Hamas kini terisolir setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah dan melemahnya kekuatan Hizbullah di Lebanon. Hamas tak punya pilihan, kecuali bersepakat soal gencatan senjata sebelum akhir tahun ini.
Warga Palestina yang mengungsi berdiri di dekat tenda setelah hujan turun di Kota Gaza, Minggu (24/11/2024). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
"Banyak orang melihat, bahwa kesepakatan damai ini akan jadi kado natal terindah," ucapnya.
Tewasnya Yahya Sinwar, sang arsitek serangan 7 Oktober juga membawa dampak tersendiri. Penerus Sinwar lebih memilih pendekatan yang pragmatis.
Kesepakatan damai ini juga disampaikan oleh seorang sumber Hamas kepada AFP. Negosiator Qatar dan Mesir akan mengumumkan kesepakatan, setelah negosiasi berhasil.
ADVERTISEMENT
Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer sendiri menolak membocorkan tentang perkembangan negosiasi damai ini.
"Semakin sedikit saya bicara, semakin baik," ucapnya.

Rencana Perundingan Damai: Pertukaran Tahanan-Penarikan Mundur Militer Israel dari Gaza

Saat Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, mereka menawan 251 tahanan. 69 dari tahanan itu masih berada di Gaza, militer Israel sendiri menduga 34 dari tahanan itu telah tewas.
Seorang pejabat Hamas menceritakan kepada AFP, Saat ini mereka tengah membicarakan rancang bangun gencatan senjata dan pertukaran tahanan secara bertahap.
Fase pertama, fase enam pekan.
Pada fase ini, warga sipil Israel yang ditahan Hamas akan dilepaskan, dan ditukar dengan ratusan orang Palestina yang ditahan Israel.
ADVERTISEMENT
Pada fase ini pula, Israel akan mundur dari perbatasan Rafah, koridor Philadelphi yang berbatasan dengan Mesir. Israel juga akan mundur bertahap dari koridor Netzarim.
Warga Palestina antre untuk membeli roti di toko roti di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Senin (28/10/2024). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Mereka juga akan meninggalkan kamp pengungsian Palestina.
Terakhir, para pengungsi yang berasal dari Gaza juga akan dipulangkan lewat jalur utara. Pemulangan ini akan diawasi oleh Israel.
Pada fase kedua, akan diadakan pertukaran tahanan. Hamas akan melepaskan sejumlah pria Israel yang mereka tahan, untuk sejumlah warga Palestina.
"Termasuk 100 orang yang ditahan dengan hukuman jangka panjang," kata pejabat Hamas itu.
Pada fase ini, militer Israel akan mundur sepenuhnya dari Gaza. Tapi tetap mempertahankan sejumlah unit di sebelah timur dan utara, pada batas Gaza dan Israel.
ADVERTISEMENT
Lalu fase terakhir. Pada fase ini, perang Gaza akan secara sah dinyatakan berakhir. Proses rekonstruksi akan dimulai, terutama membangun kembali badan-badan PBB yang bangunannya mengalami kerusakan sampai 66 persen.
Terakhir, perbatasan Rafah akan dikelola bersama antara Hamas dan otoritas Palestina di Tepi Barat. Mereka akan berkoordinasi dengan Mesir dan Uni Eropa.