Melihat Replika Sandal Nabi Muhammad di Masjid Cut Meutia

18 April 2018 16:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Replikasi Sandal Rasulullah di Masjid Meutia (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Replikasi Sandal Rasulullah di Masjid Meutia (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saat ini sandal bukan lagi menjadi barang mewah. Siapa saja dapat menggunakannya. Namun, ceritanya agak berbeda ketika masa Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Sandal menjadi barang penting, pasalnya sandal tidak terlepas dari kehidupan Nabi Muhammad. Bahkan, sandal ini digunakan saat berhijrah dari kota Makkah ke kota Madinah sejauh 800 kilometer (saat ini Makkah dan Madinah berjarak 450 kilometer via jalan tol).
Replika sandal Nabi Muhammad yang digunakan untuk hijrah itu saat ini bisa dilihat di Masjid Cut Meutia yang beralamat di Jalan Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat. Replika sengaja dibuat hampir menyerupai aslinya.
"Replikanya (dibikin) satu banding satu dengan yang asli di Museum Topkapi, Turki," kata Qalam Mulianda, ketua pameran, kepada kumparan (kumparan.com) di Masjid Cut Meutia, Rabu (18/4).
Qalam menuturkan, sandal Nabi Muhammad ini terbuat dari kulit unta, sementara replikanya dibuat dari kulit sapi.
ADVERTISEMENT
"Replikanya sebagian dibuat di Turki, sebagian dibuat di Indonesia. Ini (sandal replika) dari kulit sapi, dibuat di Indonesia," ungkapnya.
"Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abu Daud at Thayalisi, dari Hamman yang bersumber dari Qatadah yang menyebutkan "Bagaimana sandal Rasulullah SAW itu?" Anas menjawab: "kedua belahnya mempunyai tali qibal," jelas Qalam menceritakan detail soal sandal tersebut.
Tali qibal adalah tali sandal yang bersatu pada bagian depannya dan terjepit di antara dua jari kaki telunjuk dan jempol.
Replikasi Sandal Rasulullah di Masjid Meutia (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Replikasi Sandal Rasulullah di Masjid Meutia (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Ia menjelaskan, dalam kitab Mitsal an-Na’l asy-Syarif karya Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani , sandal tersebut dibuat dari kulit yang menggunakan dua “tancapan” seperti batang dari kulit yang dinamakan qibal. Qibal dimasukkan antara ibu jari dan jari yang di dekatnya, dan yang satunya lagi dimasukkan antara jari.
ADVERTISEMENT
Sementara itu ulama Indonesia, Quraish Shihab, dalam tulisan yang berjudul Lentera Al-Quran melukiskan Nabi Muhammad merupakan orang yang sederhana. Baginya harta yang paling berharga adalah sepasang alas kakinya yang warnanya kuning, hadiah dari Raja Negus di Abbissinia.
Gambaran warna kuning pada sandal Nabi Muhammad sebelumnya telah dibuktikan keabsahannya oleh Ibnu Arabi, Ibnu Asakir, Ibnu Marzuqi al-Faruqi, as-Suyuthi, as-Sakhawi, dan at-Tata’i. Sandal tersebut ditunjukkan langsung oleh istri Nabi Muhammad, Siti Aisyah.
Warna kuning tersebut memiliki makna antusiasme, optimisme, harapan dan keyakinan.
"Menurut Ibnu Abbas Ra “Warna kuning itu dapat menyenangkan jiwa.” (Al-Jāmi’ li Ahkām Al-Qur’an juz 1 halaman 451 karya Imam al-Qurthubi)," tulis Quraish.
Untuk penggunaannya, Nabi Muhammad tidak asal-asalan. Ada tata caranya tersendiri.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; "Bila salah seorang di antara kalian hendak memakai sandal, hendaklah ia memulainya dari yang sebelah kanan, dan bila ia melepaskannya, maka hendaklah dimulai dari yang sebelah kiri. Hendaklah posisi kanan dijadikan yang pertama kali dipasang sandal dan yang terakhir kali dilepas," kata hadist riwayat Abu Hurairah.
Dalam pameran di Masjid Cut Meutia ini, tidak hanya replika sandal Nabi Muhammad yang ditampilkan. Ada pula pedang (nama pedang Al Ma'thur) dan tongkat Nabi Muhammad serta sejumlah replika pedang sahabat Nabi Muhammad seperti pedang pedang Umar bin Khattab, Khalid bin Walid, dan Zubayr bin Awwam.