Melihat Shelter Tsunami di Pandeglang yang Terbengkalai

27 Desember 2018 11:39 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto aerial bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Foto aerial bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Di Kampung Masjid, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, terdapat shelter tsunami. Bangunan tiga lantai tersebut sejatinya menjadi tempat warga mengungsi dari tsunami. Tapi kenyataannya saat tsunami menerjang pada Sabtu (22/12), tak ada satu pun pengungsi di gedung tersebut.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, Kamis (27/12), gedung yang dibangun tak jauh dari bibir pantai itu terlihat tidak terawat. Dindingnya penuh coretan. Di lantai paling atas satu lampu panel surya pun jatuh dari dudukannya.
Warga berada di shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Warga berada di shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Endai, tukang ojek yang mangkal di depan gedung, mengatakan saat malam kejadian warga ada yang berlari ke gedung tersebut. Namun warga memilih kembali ke tempat pengungsian lain saat pagi tiba.
“Di sini juga mau ngapain? Dapur umum tidak ada. Dindingnya juga kalau hujan kena,” kata Endai kepada kumparan, Kamis (27/12).
Suasana bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Menurut Endai, gedung tersebut memang seperti bangunan tua yang tidak terpakai. Setiap malam minggu hanya digunakan anak muda untuk pacaran.
“Itu malam minggu sering anak muda itu di sana, maksiat. Pas kejadian itu mereka paginya ikut turun sama warga lain. Harusnya gedung ini ada yang jaga jadi tidak dipakai seperti itu,” kata Endai.
Suasana bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Berbeda dengan Endai, Endru, warga Kampung Masjid lainnya, mengungkapkan tak banyak warga yang mengungsi ke shelter tersebut. Mereka lebih memilih ke bukit daripada ke shelter.
ADVERTISEMENT
“Mereka tahu itu gedung (shelter) tsunami. Tapi milihnya lari ke bukit. Jadi itu gedung tidak berguna,” kata Endru.
Foto aerial bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Foto aerial bangunan shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (26/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)