Melihat Sumbangan Masjid di Jalan yang Kini Dilarang Dedi Mulyadi

13 April 2025 15:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
Jaring yang disimpan di tengah Jalan Pagarsih, Kecamatan Babakan Ciparay, Bandung, untuk menggalang dana pembangunan Masjid Al-Ikhlas. Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jaring yang disimpan di tengah Jalan Pagarsih, Kecamatan Babakan Ciparay, Bandung, untuk menggalang dana pembangunan Masjid Al-Ikhlas. Foto: Robby Bouceu/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta penggalangan dana atau sumbangan untuk pembangunan masjid yang dilakukan di jalan raya dihentikan. Sebab selain bisa memicu kemacetan, hal itu juga bisa menimbulkan citra buruk bagi umat Islam.
ADVERTISEMENT
Di Kota Bandung, mengumpulkan dana pembangunan di jala raya masih ada. Itu misalnya di Jalan Pagarsih, Kecamatan Babakan Ciparay. Pada Minggu (13/4), tampak bangku kayu disimpan di tengah jalan. Di bangku itu, terdapat jaring untuk menampung uang dari pengendara yang lewat. Tampak juga ada semacam spanduk pemberitahuan pembangunan Masjid Al-Ikhlas.
“Mohon maaf perjalanan Anda terganggu. Mohon doa dan bantuannya. Sedang dilaksanakan pembangunan/perluasan Masjid Jami Al-Ikhlas,” bunyi tulisan pada spanduk disertai QR Code tersebut.
Sekretaris DKM Masjid Al-Ikhlas Pagarsih Bandung, Dede Yusup Safaat, mengatakan upaya tersebut dilakukan karena dana perluasan masjid memang terkendala.
Dia menceritakan awal mula mengapa penghimpunan uang di jalan dilakukan pihak DKM Al-Ikhlas.
Dia mengatakan, perluasan di Masjid Al-Ikhlas berawal dari adanya tanah seluas 338 meter persegi yang diwakafkan kepada pihak masjid pada awal tahun 2025 ini. Tanah tersebut berada di samping Masjid Al-Ikhlas yang sebelumnya telah berdiri di atas tanah seluas 70-80 meter persegi sejak tahun 2014.
ADVERTISEMENT
Pada saat mendapat wakaf tanah, Dede pun berembuk dengan bendahara DKM, mengecek kas yang dimiliki masjid buat pembangunan di atas tanah wakaf.
Ternyata, ketika itu uang yang terhimpun dalam kas hanya ada Rp 6 juta. Sementara untuk pembangunan yang rencananya 2 lantai dibutuhkan sekitar Rp 460 juta.
“Jadi cerita perluasan ini awalnya dulu ada tanah milik warga, lalu dibeli oleh warga lain. Hamba Allah lah. Kemudian tahun ini diwakafkan kepada Masjid Al-Ikhlas,” kata Dede saat berbincang dengan kumparan, Minggu (13/4).
“Nah, saya tanya lalu ke bendahara, uang kas ada berapa? Ada sekitar enam juta. Sementara anggaran ini perluasan buat 2 lantai sekitar empat ratus enam puluh juta lebih lah,” imbuhannya.
ADVERTISEMENT
Proses pembangunan di Masjid Al-Ikhlas di kawasan Pagarsih, Babakan Ciparay Bandung, Minggu (14/3/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Dari sana, dilakukanlah penghimpunan uang sumbangan di jalan Pagarsih. Dengan harapan, lebih banyak orang yang dapat berkontribusi dalam pembangunan tersebut.

Alasan Himpun Dana di Jalan

Dede mengatakan, penggalang dana dengan menyimpan jaring di jalan untuk mengumumkan kepada masyarakat yang lewat bahwa tengah ada pembangunan Masjid Al-Ikhlas. Sehingga, bagi mereka yang kebetulan lewat ke Jalan Pagarsih Bandung, bisa turut berkontribusi bila ada rezeki lebih.
Dedi mengatakan, dana yang terhimpun berupa uang dari kegiatan penghimpunan dana di jalan itu tak begitu signifikan. Namun, dengan cara tersebut, katanya, terkadang ada orang yang datang langsung menemui pihak DKM masjid.
“Jadi kami ada kegiatan di jalan nyair (menghimpun uang menggunakan jaring penangkap ikan) itu penggalangan dana,” ucap dia.
ADVERTISEMENT
“Jadi di jalan itu semacam iklan, dari situ ada donatur juga yang langsung datang ke sini. Jadi kan ini salah satu juga ajakan buat berbondong-bondong dalam kebaikan, fastabiqul khairat,” tuturnya.
Mereka yang datang menemui pihak DKM menanyakan apa yang dibutuhkan dalam pembangunan. Dede bilang, bila telah demikian pihaknya menyampaikan kebutuhan langsung berupa bahan material seperti semen, pasir, dan sebagainya, alih-alih meminta uang.
“Nah jadi nyair sendiri, sistemnya semacam iklan. Jadi orang lewat tahu bahwa di sini ada pembangunan. Jadi kadang juga ada langsung ke sini. Kalau langsung dari depan dari jaring itu memang jujur minim, tapi dengan adanya itu semacam iklan lah,” tutur Dede.
“Pas mungkin orang yang lewat ada rezeki langsung datang ke sini, itu langsung memberikan misal semen, material, besi, pasir kebanyakan material sih. Karena kalau ada yang datang dan tanya perlu sokongan apa, saya sampaikan langsung berupa bahan material,” imbuh dia.
Dede Yusup Safaat, Sekretaris DKM Masjid Al-Ikhlas di Pagarsih Bandung, saat ditemui Minggu (14/3/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Disinggung kapan pembangunan di Masjid Al-Ikhlas bisa rampung, Dede menyatakan pihaknya belum mengetahuinya persis. Meski begitu, dia bilang pihak DKM bersyukur, sebab dalam kurun waktu 3 bulan pembangunan berlangsung cukup progresif.
ADVERTISEMENT
“Hanya qadarullah, alhamdulillah, ini jarak tiga bulan dari 5 Januari awal tahun itu sudah terkumpul masuk berupa uang, bahan material, dan apa, itu sekitar dua ratus tiga puluh juta,” ucap dia.

Tanggapan Larangan Gubernur

Saat disinggung soal pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang penghimpunan dana pembangunan masjid di jalan-jalan, Dede bilang dia tidak keberatan buat menyetopnya. Hanya saja dia meminta agar pihak pemerintah juga memberikan solusi atas pembangunan yang tengah berlangsung.
“Enggak apa-apa, karena itu demi ketertiban. Hanya kekurangan pembangunan mungkin minta tolong dicarikan juga solusinya atau ditutupin. Itu berarti kan kalau ada penutupan harus ada solusinya,” ucap Dede.
Ditanya apakah pihak DKM bakal inisiatif mengajukan semacam proposal permintaan dana kepada Gubernur Jawa Barat, Dede menilai pihak pemerintah yang harusnya aktif. Menurut dia, seyogyanya ada tim dari pemerintah yang secara langsung blusukan, mengecek kekurangan yang dibutuhkan masjid untuk pembangunan seiring larangan penggalangan dana di jalan-jalan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Bukan mengajukan, tapi seharusnya misal tahu lah ada kegiatan pembangunan di sini, jadi maksud saya mungkin ada tim yang diutus ke sini, lalu cek kekurangan pembangunan apa-apanya. Saya enggak keberatan kalau penggalangan dana harus ditutup, asal kekurang pembangunan tolong dibantu. Ini kan bukan untuk pribadi, melainkan untuk umat,” ujarnya.
Proses pembangunan di Masjid Al-Ikhlas di kawasan Pagarsih, Babakan Ciparay Bandung, Minggu (14/3/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Sebelumnya, Dedi Mulyadi, melarang penggalangan dana atau meminta sumbangan untuk pembangunan masjid di jalan raya. Dedi mengatakan, hal itu dapat membuat kemacetan dan menimbulkan citra buruk umat Islam.
Larangan tersebut disampaikan Dedi Mulyadi saat dalam perjalanan usai menghadiri HUT Kabupaten Sukabumi pada Kamis (10/4) kemarin.
Di perjalanan, tiba-tiba Dedi Mulyadi berhenti dan turun dari mobilnya. Dia sempat menegur bapak-bapak yang sedang memungut dana untuk pembangunan masjid.
ADVERTISEMENT
Dedi pun meminta agar kegiatan penggalangan dana di jalan raya untuk dihentikan. Lebih lanjut, dia memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid yang terletak di Desa Cisande tersebut.
"Mulai hari ini bapak hentikan mungut di jalan. Pertama membuat kemacetan. Yang kedua membangun citra buruk terhadap umat Islam," kata Dedi Mulyadi dikutip dari akun YouTubenya, Minggu (13/4).
"Nih saya kasih untuk satu bulan, enggak usah mungut di jalan, Rp 30 juta," ucap Dedi.