Melihat Tahanan KPK Dijenguk Keluarga saat Lebaran Idul Fitri

Kunjungan keluarga di Rutan KPK, gedung Merah Putih, Jakarta pada Lebaran Idul Fitri 1446 H, Senin (31/3/2025). Foto: Dok. KPK

Para tahanan di Rutan KPK cabang Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan, turut merayakan hari raya Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 pada Senin (31/3). Mereka melaksanakan salat Id dan mendapatkan kunjungan dari keluarga.

Bagi para tahanan, salat Id dilaksanakan di Masjid KPK Gedung Merah Putih, sekitar pukul 07.00 sampai 08.00 WIB. Sejumlah 38 tahanan mengikuti perayaan hari raya lebaran ini secara khidmat.

Usai salat, para tahanan mendapatkan kunjungan dari keluarga dan kerabat. Tahanan juga mendapatkan hantaran makanan pada momen hari raya ini.

Dari foto yang diterima kumparan, tampak para keluarga tahanan berbondong-bondong datang ke Rutan KPK membawa hantaran. Mereka mengantre sebelum masuk ke area Rutan.

Selain itu, tampak petugas Rutan terlebih dahulu mengecek hantaran berupa makanan yang dibawa oleh keluarga itu.

Kunjungan keluarga di Rutan KPK, gedung Merah Putih, Jakarta pada Lebaran Idul Fitri 1446 H, Senin (31/3/2025). Foto: Dok. KPK

KPK membuka layanan kunjungan bagi keluarga tahanan di Rutan KPK saat Idul Fitri 1446 H. Layanan kunjungan itu berlaku selama dua hari, yakni 31 Maret-1 April 2025.

"Untuk layanan kunjungan keluarga dijadwalkan pada 31 Maret dan 1 April 2025 mulai pukul 09.00 sampai dengan 12.00 WIB," kata tim juru bicara KPK Budi Prasetyo.

Selain itu, KPK turut memfasilitasi layanan pengiriman makanan bagi tahanan. Pengiriman makanan itu dapat dilakukan pada 31 Maret-1 April 2025 mulai pukul 08.30-10.00 WIB.

Kunjungan keluarga di Rutan KPK, gedung Merah Putih, Jakarta pada Lebaran Idul Fitri 1446 H, Senin (31/3/2025). Foto: Dok. KPK

Kunjungan keluarga di Rutan KPK, gedung Merah Putih, Jakarta pada Lebaran Idul Fitri 1446 H, Senin (31/3/2025). Foto: Dok. KPK

Ada beberapa nama yang diketahui mendekam di balik jeruji Rutan KPK cabang Gedung Merah Putih. Salah satunya adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang merupakan tersangka suap pergantian antarwaktu (PAW) DPR RI dan dugaan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku.

Selain itu, ada Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita bersama suaminya, Alwin Basri yang menjadi tersangka di kasus korupsi Pemkot Semarang.