Melihat Toleransi Islam dan Hindu di Bali Lewat Masjid

21 April 2021 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Al Hikmah di Denpasar yang bergaya arsitektur Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Al Hikmah di Denpasar yang bergaya arsitektur Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Masjid Al Hikmah merupakan salah satu simbol pemersatu agama, suku, dan ras di Bali. Masjid ini dibangun dengan bergaya arsitektur Bali yang khas dengan ukiran-ukiran, patung, warna merah bata, dan abu-abu.
ADVERTISEMENT
“Ini simbol pemersatu. Arsitekturnya campur ada Bali, Jawa, dan lengkungan timur tengah, hingga China," kata Ketua Takmir Masjid Al Hikmah HM Suwarno kepada wartawan, Rabu (21/4).
Masjid yang yang terletak di Jalan Soka No 18, Kertalangu, Denpasar Timur, Bali, ini berdiri di atas tanah seluas 800 meter persegi. Pada bagian gapura gerbang tampak detail dan lekukan bangunan yang mirip pura.
Masjid Al Hikmah di Denpasar yang bergaya arsitektur Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Begitu masuk, terlihat pintu hingga jendela yang terbuat dari ukuran kayu. Ada ukiran patung naga, kepala burung, bunga, dan buah yang berbentuk cembung dan cekung. Masjid ini berkapasitas seribu orang dan tempat beribadah bagi komunitas muslim di wilayah Denpasar Timur.
Suwarno mengatakan, awalnya masjid didirikan berbahan kayu oleh H. Abdurahhman pada 1978 lalu. Tanah masjid merupakan tanah miliknya yang diwakafkan.
ADVERTISEMENT
Masjid lalu direnovasi Sunarso, penerus Abdurahhman pada tahun 1995. Sunarso mengajak seniman Bali bernama Wayan Kasim untuk merenovasi masjid bergaya arsitektur Bali.
Masjid Al Hikmah di Denpasar yang bergaya arsitektur Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Suwarno mengatakan, ornamen dan gaya bangunan Masjid Al Hikmah memang sengaja mengadopsi kearifan lokal, yakni Hindu Bali. Perpaduan ukiran dan gaya khas Bali atau sebagai akulturasi budaya ini menjadi simbol persatuan, toleransi, dan saling menghargai antar umat beragama.
"Kita mengagumi kearifan lokal dan bentuk toleransi dan menjadi satu dengan warga sini. Sejak 1978 kami merasa damai dengan lingkungan, aman dalam beribadah," kata dia.
Suwarno mengatakan, bentuk toleransi juga diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya pada hari raya Idul Adha, pihak masjid akan membagikan daging kurban kepada warga sekitar tanpa memandang agama.
Masjid Al Hikmah di Denpasar yang bergaya arsitektur Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Suwarno mengakui ada banyak wisatawan atau orang luar Bali mempertanyakan alasan masjid dibangun mirip pura. Menurut dia, bentuk bangunan seharusnya tak perlu dipersoalkan tapi mengutamakan tujuan masjid berdiri, yaitu sebagai sarana berdoa kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT
"Kita tinggal di Bali, ini jadi penyejuk dan peneduh. Kita di dalam masjid untuk salat kepada Tuhan dan bangunan ini hanya ornamen," pungkasnya.
Selain ibadah, masjid ini juga ada tempat pendidikan Al Quran bagi anak-anak. Kemudian kajian-kajian rutin dengan berbagai tema seperti misalnya tafsir hadits dan Al Quran.