news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Melihat Tradisi 'Piring Terbang' di Masjid Jogokariyan: Sehari Bisa 3.500 Porsi

4 Maret 2025 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyiapkan takjil yang akan dibagikan kepada warga di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (3/3/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyiapkan takjil yang akan dibagikan kepada warga di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (3/3/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, secara konsisten menggelar Kampung Ramadan Jogokariyan tiap tahun. Pada tahun 2025, Kampung Ramadan Jogokariyan telah menginjak tahun ke-21.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menarik di Masjid Jogokariyan saat Ramadan adalah takjil atau menu berbuka gratis kepada masyarakat dalam bentuk piring terbang. Makanan berbuka tak disajikan dengan dus kotak tetapi tetap dengan piring dan sendok.
"Kita dulu mulainya tak sebesar ini," kata Wakil Ketua Panitia Kampung Ramadan Jogokariyan, M. Falah Akbar, ditemui, Senin (3/3).
Petugas menyiapkan takjil yang akan dibagikan kepada warga di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (3/3/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dahulu porsi makanan berbuka di Masjid Jogokariyan hanya sekitar 600 porsi. Dari tahun ke tahun, porsi ini ditambah seiring antusiasme jemaah ke masjid Jogokariyan yang makin bertambah.
"Untuk takjil (makanan berbuka) ya mungkin kita awalnya mulai dari 600-700 dulu awalnya. Kenapa bisa semakin banyak mungkin karena kita ada transparansi di sini. Setiap infak yang masuk, donasi yang masuk itu insyaAllah akan kita laporkan penggunaannya melalui buletin Idul Fitri setiap 1 Syawal akan terbit buletin," kata Falah Akbar.
ADVERTISEMENT
Saat ini, setiap harinya, masjid mengumumkan ada 3.500 porsi makanan yang disediakan. Namun pada praktiknya, masjid bisa membuat sekitar 4.000 porsi untuk mengantisipasi ramainya jemaah.
"Kita mempublikasikan 3.500 [porsi], tapi yang keluar bisa lebih," jelasnya.
Petugas menyiapkan takjil yang akan dibagikan kepada warga di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (3/3/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Anggaran untuk piring terbang ini pun mencapai puluhan juta rupiah. Uang tersebut berasal dari donasi para jemaah.
"Untuk dana yang dikeluarkan setiap harinya bisa Rp 50 juta bahkan Rp 60 juta," jelasnya.
Menu makanan berbuka pun bervariasi sesuai dengan kesepakatan ibu-ibu yang memasak. Mereka mengadakan pertemuan dan berdiskusi.
"Karena di sini masaknya itu mengandalkan ibu-ibu dasawisma jadi mereka berdiskusi untuk menentukan menu setiap harinya," bebernya.
Petugas menyiapkan takjil yang akan dibagikan kepada warga di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (3/3/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Menunya pun bermacam, mulai dari gulai hingga rawon. Kebanyakan adalah masakan-masakan tradisional di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Falah Akbar mengatakan penggunaan piring untuk menyajikan makanan berbuka adalah salah satu langkah untuk meminimalisasi sampah.
"Kita kan mengurangi sampah nasi boks. Tapi kami juga memiliki divisi khusus bergerak di pengelolaan sampah. Setelah Magrib, mereka biasanya mulai bekerja," ujar Falah.

Pedagang Pasar Sore Lebih Banyak

Petugas menyiapkan takjil yang akan dibagikan kepada warga di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (3/3/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Tahun ini, jumlah pedagang di Pasar Sore Jogokariyan juga makin banyak. Tahun 2024 lalu, pedagang mencapai 350 orang. Sementara pada tahun ini sekitar 390-an pedagang. Bahkan antrean masyarakat yang hendak berjualan pun sempat viral di medsos.
"Iya. Memang membeludak antusiasnya karena mungkin mereka juga sudah tahu pengunjung di sini potensial," kata Falah Akbar.
"Tapi untuk pedagang itu kami dahulukan untuk masyarakat lokal sekitar Jogokariyan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Widya, salah seorang pengunjung, mengaku sudah kerap berkunjung ke Masjid Jogokariyan. Bahkan sejak dia masih kuliah semester awal. Kadang dia juga berbuka di situ.
"Suasananya memang selalu ngangenin. Kaya ada yang kurang kalau nggak ke sini saat bulan puasa," kata Widya.