Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pemerintah menyalurkan bantuan sosial (bansos ) bagi masyarakat kurang mampu yang terkena dampak ekonomi dari wabah virus corona COVID-19. Salah satunya berupa sembako yang didistribusikan untuk warga Jabodetabek—wilayah yang menjadi episentrum corona di Indonesia.
Paket sembako senilai Rp 600 ribu per satu kantong tersebut akan disalurkan selama tiga bulan, mulai April sampai Juni, langsung menuju rumah-rumah warga yang tercatat sebagai penerima.
Sebelum dibagikan, bansos berlabel “Bantuan Presiden” itu dikemas para pekerja di gudang Food Station Tjipinang Jaya—perusahaan BUMD DKI Jakarta—di Jakarta Timur.
Bansos itu sempat tersendat disalurkan karena habisnya kantong kain merah putih bertuliskan “Bantuan Presiden” yang digunakan untuk membungkus sembako-sembako tersebut.
Alhasil, para pekerja menunggu dulu datangnya pasokan kantong merah putih yang menjadi “identitas” bansos dari pemerintah itu.
Menurut Menteri Sosial Juliari Batubara, kantong merah putih itu habis karena produsen kekurangan bahan akibat kesulitan impor bahan baku.
Namun, lanjut Juliari, produksi kantong kemasan bansos itu telah kembali lancar karena pemerintah kemudian menggaet produsen tambahan, perusahaan tekstil PT Sritex, untuk membantu.
Tulisan “Bantuan Presiden” pada tas sembako yang dipersoalkan sejumlah kalangan, ditampik oleh Mensos.
Selain karena bantuan tersebut memang berasal dari pemerintah, menurut Juliari, tercantum pula logo Kementerian Sosial pada kantong tersebut.
Untuk DKI Jakarta, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Pepen Nazaruddin mengatakan bansos akan didistribusikan ke 1,3 juta kepala keluarga.
Untuk wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek), bansos akan disalurkan kepada 600 ribu kepala keluarga.
Kemensos menyatakan, bansos didistribusikan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Artinya, menghindari kerumunan yang justru dapat menjadi medium penularan dan penyebaran virus corona .
“Maka dari itu, kami bekerja sama dengan PT Pos Indonesia yang akan meng-inject alamat penerima (paket sembako) ke sistem operator ojek daring untuk menyalurkan bansos langsung ke alamat penerima. Sehingga tidak perlu ada kerumunan masyarakat yang antre untuk menerima bantuan,” kata Dirjen Kemensos Pepen Nazaruddin.
Terdapat 10 barang dalam paket sembako untuk warga, yakni beras 10 kilogram, mi instan, kornet, sarden, sambal, kecap manis, susu, minyak goreng, teh celup, dan sabun mandi.
Selain sembako, pemerintah juga menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) sebagai salah satu jaring pengaman sosial. Program ini bersumber dari dana desa.
Catatan: Foto dan teks pada berita foto ini telah diperbarui pada 2 Mei 2020 untuk memperkaya konteks.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk, bantu donasi untuk atasi dampak corona.