Melukis 'Hope', Cara Anak Muda Aceh Kampanye Selamatkan Orang Utan

25 Agustus 2019 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lomba melukis Orang Utan dalam rangka memperingati Hari Orang Utan Sedunia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lomba melukis Orang Utan dalam rangka memperingati Hari Orang Utan Sedunia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Puluhan anak muda di Banda Aceh mengikuti ajang lomba menggambar poster bertemakan selamatkan Orang Utan. Perlombaan ini digelar dalam rangka meramaikan peringatan Hari Orang Utan Sedunia yang jatuh pada 19 Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
Perlombaan yang berlangsung di Taman Sari, Banda Aceh, itu turut ditampilkan atraksi lukisan tentang diorama kehidupan Hope, orang utan yang ditembak 74 peluru, yang ditampilkan oleh seniman lukis dari Komunitas Kanot Bu, Idrus bin Harun.
Manager WWF-Indonesia Northern Sumatera Landscape, Dede Suhendra menyebutkan, kepedulian masyarakat terhadap nasib orang utan masih sangat rendah. Hal tersebut terlihat dari banyaknya kasus perburuan, penembakan, dan pengrusakan habitat orang utan. Seperti nasib menyedihkan yang menimpa Hope.
“Kita harus menyadari, orang utan adalah satwa penting yang memastikan keberlangsungan hutan. Jika orang utan hilang, hutan akan hilang karena salah satu penyebar benih utama pohon sudah tak ada,” kata Dede Suhendra, Minggu (25/8).
Untuk menyelamatkan orangutan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Untuk itu WWF-Indonesia mengajak anak-anak muda turut menyampaikan ide mereka tentang penyelamatan orangutan dan habitatnya.
ADVERTISEMENT
Bersama lukisan diorama kehidupan Hope, dan karya-karya poster anak muda di Banda Aceh diharapkan bisa dipamerkan di ruang publik. Selain itu, untuk memberikan edukasi kepada anak-anak, WWF-Indonesia juga menggelar permainan yang menampilkan informasi seputar orangutan. Hari Orangutan Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 19 Agustus.
“WWF-Indonesia percaya bahwa keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan adalah dasar dari pembangunan sosial-ekonomi, yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat saat ini dan di masa depan,” kata Dede.
Lomba melukis Orang Utan dalam rangka memperingati Hari Orang Utan Sedunia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Dede melanjutkan, Indonesia adalah satu-satunya negara yang menjadi rumah bagi tiga spesies orang utan di dunia, yakni orang utan Sumatera (Pongo abelii), orang utan Kalimantan (Pongo pygmeus), dan orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang tersebar di pulau Kalimantan dan Sumatera. Saat ini ketiga spesies tersebut berstatus terancam punah dalam daftar merah IUCN.
ADVERTISEMENT
Kementerian LHK meluncurkan Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Orangutan Periode Tahun 2019-2029. SRAK Orangutan ini menjadi dasar dari setiap upaya konservasi yang dilakukan untuk melestarikan primata besar ini.
Data Laporan PHVA tahun 2017 yang dikutip dalam SRAK Orangutan menyatakan bahwa populasi orangutan Kalimantan tersisa 45.590 individu, orangutan Sumatera tersisa 13.710 individu, dan orangutan Tapanuli hanya ada 760 individu.
“Data juga menyebutkan bahwa populasi orangutan liar kian menurun, seiring dengan terus adanya ancaman nyata yang dihadapi orangutan dan habitatnya. Padahal spesies ini berperan sebagai pemencar biji dan memastikan hutan sebagai bank oksigen kita tetap ada,” ujarnya.
Aceh merupakan habitat utama orangutan Sumatera, dimana orangutan mendiami kawasan hutan di Leuser. Ancaman terhadap kelestarian orangutan terus terjadi terutama akibat fragmentasi habitat, hilangnya hutan terutama di dataran rendah akibat alih fungsi kawasan hutan, juga perburuan orangutan.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Sapto Aji Prabowo, mengatakan Orang Utan Sumatera saat ini berdasarkan Rencana Aksi Strategis Orangutan berjumlah 13 ribu lebih dan 80 persennya terdapat di Aceh.
"Ini harusnya menjadi sebuah kebanggaan Aceh, tapi tantangan untuk orangutan tetap lestari sangat luar biasa terutama karena degradasi habitat. Aceh mempunyai target membuat Kawasan Ekosistem Esensial untuk menghubungkan delapan metapopulasi spesies yang saat ini terdegradasi,"kata Sapto.
Ajang perlombaan menggambar poster selamatkan orang utan tersebut digelar WWF Indonesia bersama Earth Hour Aceh dan Komunitas Kanot Bu. Kegiatan ini juga didukung oleh Program Shared Resources Join Sollution yang bermitra dengan Forum DAS Krueng Peusangan dan Balai Syura Ureung Inong Aceh.
ADVERTISEMENT