Memandikan Rupang Buddha, Lambang Pembersihan Batin saat Waisak

29 Mei 2018 15:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandian rupang Buddha di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandian rupang Buddha di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Memandikan rupang Buddha atau bayi Siddharta menjadi salah satu ritual dalam perayaan Trisuci Waisak di Vihara Buddha Dharma, di Jalan Sunset Road Kuta, Badung, Bali.
ADVERTISEMENT
Pada perayaan Trisuci Waisak 2562 BE, Selasa (29/5), ritual pemandian rupang Buddha dilakukan setelah kebaktian atau pembacaan paritta oleh Bhikku.
Sebagai simbolik, dua buah patung Buddha kecil tampak di pintu masuk aula utama siap untuk menjalani ritual pemandian dengan air bunga. Setelah Bhikku membacakan doa, dan memandikan rupang Buddha, kemudian secara bergilir umat di Vihara tersebut melakukan hal serupa.
Rangkaian perayaan Waisak di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rangkaian perayaan Waisak di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
"Hari ini kami juga melakukan pemandian rupang Buddha atau bayi Siddharta. Ini sebagai lambang membersihkan segala kekotoran batin dalam diri kita baik yang dilakukan pikiran, ucapan dan perbuatan," kata Bhikku Bhadranata di Vihara Buddha Dharma.
Sesuai dengan tema yakni Harmonisasi dalam Kebhinnekaan untuk Bangsa, terlebih Waisak kali ini kembali beriringan dengan hari raya lainnya, seperti bulan Ramadhan bagi umat muslim dan Hari Raya Galungan bagi umat Hindu di Bali yang jatuh Rabu, (30/5).
ADVERTISEMENT
Bhikku Bhadranata menyampaikan walaupun di tengah kondisi yang tidak kondusif ini, masyarakat harus paham bahwa keberagaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan.
Pemandian rupang Buddha di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandian rupang Buddha di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
"Dengan menjaga keharmonisan dalam perbedaan, kita mampu menjadi manusia saling menghargai dan toleransi untuk menciptakan kebahagiaan dan perdamaian. Bersamaan dengan Galungan, semoga semua berjalan lancar. Semoga bisa membawa kedamaian bagi masyarakat," tambahnya.
"Indonesia adalah beragam, majemuk dan tentu ada perbedaan. Ini merupakan kekayaan yang kita miliki bagi masyarakat Indonesia. Kita harus bisa menghargai satu sama lain dalam satu keutuhan NKRI," katanya.
Pemandian rupang Buddha di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandian rupang Buddha di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
Bhikku Bhadranatha menyampaikan bahwa sesungguhnya rangkaian Waisak ini sudah dilaksanakan sejak kemarin. Dan masih akan berlangsung hingga malam nanti, dengan meditasi dan pembacaan paritta jelang Waisak
"Sebenarnya acara dimulai dari kemarin, tadi malam menyambut Tri Suci Waisak. Tadi pagi ada pindapatta dilanjutkan pembacaan paritta, lalu pemandian rupang Buddha dan nanti malam jelang Waisak," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya perayaan bagi umat Buddha, namun dalam rangkaian perayaan Waisak ini, Vihara Buddha Dharma juga mengadakan bazar, khususnya sembako untuk umat dari agama mana pun, namun dikhususkan untuk masyarakat yang tidak mampu.
Rangkaian perayaan Waisak di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rangkaian perayaan Waisak di Vihara Dharma Buddha (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
Dengan voucher senilai Rp 50 ribu, masyarakat bisa mendapatkan lima kilogram beras dan dua liter minyak.
"Kita sudah 10 tahun, mengadakan bazar di sini untuk masyarakat yang membutuhkan. Jadi kita subsidi sembakonya. Kebetulan yang jual umat di sini," kata Henny Zaffini Ketua Panitia.
"Tahun ini kami buat di atas Rp 100 juta. Di sini kita asumsikan 10 ton minyak dan 40.000 liter minyak. Sebelum hari-H kami sudah sebar kupon," tambahnya.