Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Membaca 7 Survei: Akankah Anies Baswedan Maju Pilpres 2019?
4 Desember 2017 14:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Tak serupa sulap, tapi politik itu dinamis. Segala kemungkinan bisa terjadi dalam waktu singkat. 'Jokowi Effect' yang meledak usai Pilgub DKI tahun 2012, menjadi fenomena politik yang menununjukkan bahwa menjadi gubernur dan presiden sekalipun, bisa terjadi jika momentumnya tepat.
ADVERTISEMENT
Pemilu serentak tahun 2019 yang tahapannya sudah dimulai saat ini, dibayang-bayangi oleh fenomena 'Jokowi effect' tersebut. Adalah Gubernur DKI Anies Baswedan yang kini sedang diamati apakah akan maju dalam Pilpres 2019 atau tidak.
Nama Mantan Mendikbud itu muncul dalam sejumlah survei calon presiden dengan modal elektabilitas yang cukup bisa diperhitungkan. Anies masuk dalam urutan 5 besar di seluruh survei Pilpres yang dirilis tahun ini.

Berikut catatan sejumlah survei tentang Anies Baswedan berdasarkan lembaga paling akhir merilis survei, dirangkum kumparan (kumparan.com), Senin (4/12).
1. Survei Indo Barometer
Survei yang dirilis pada Minggu (4/12) kemarin ini menunjukkan elektabilitas Anies berada di urutan ketiga dalam seluruh simulasi. Dalam simulasi pertanyaan terbuka, elektabilitas Jokowi 34,9%, Prabowo 12,1% dan Anies 3,6%
ADVERTISEMENT
Simulasi 16 nama, elektabilitas Jokowi 41,8%, Prabowo 13,6% dan Anies 4,5%. Lalu dikerucutkan lagi dalam simulasi 6 nama, elektabilitas Jokowi 44,9%, Prabowo 13,8% dan Anies 6%.

Data Indo Barometer itu didapati dari survei pada 15-23 November 2017 dengan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei digelar di 34 provinsi seluruh Indonesia dengan 1.200 responden dengan margin of error +/- 2,83%, pada tingkat kepercayaan 95%. Metode penarikan sampel multistage random sampling.
2. Survei Poltracking
Survei yang dirilis pada Minggu (26/11) lalu itu menempatkan Anies Baswedan berada di urutan kelima dalam simulasi 5 nama bakal capres. Urutannya, Jokowi 51,8%, Prabowo 27%, AHY 3,6%, Gatot 3,2% dan Anies 2,8%.
Survei digelar pada 8-15 November 2017 di 34 provinsi dengan 2.400 responden yang dipilih secara stratified multistage random sampling. Margin of error +/- 2% pada tingkat kepercayaan 95%.

3. Survei Populi Center
ADVERTISEMENT
Hasil survei Populi Center yang drilis pada Kamis (2/11), hasilnya relatif sama dengan hasil survei Poltracking Indonesia. Nama Anies Baswedan berada di urutan lima dalam simulasi pertanyaan terbuka (top of mind).
Urutan elektabilitasnya, Jokowi berada di peringkat pertama dengan elektabilitas 49,4%, Prabowo 21,7%, Gatot Nurmantyo 2%, Anies Baswedan 0,7%. Sementara, dalam simulasi 9 nama, Anies Baswedan berada di urutan keempat.

Survei digelar dengan melakukan wawancara tatap muka di 34 provinsi di Indonesia mulai dari tanggal 19 Oktober sampai 26 Oktober 2017. Jumlah sampel adalah 1.200 responden dan dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling).
4. Survei PolMark
Political Marketing (PolMark) Consulting merilis hasil survei pada Minggu (22/10). Dalam lembaga besutan Eep Saifullah Fatah ini, Anies Baswedan berada di urutan keempat simulasi daftar terbuka alias top of mind.
ADVERTISEMENT
Urutannya, Jokowi 41,2%, Prabowo Subianto 21,0%, Agus Yudhoyono 2,9%, Anies Baswedan 2,2%, dan seterusnya.
Survei digelar pada 9-20 September 2017 di 32 provinsi minus Papua dan Papua Barat dengan 2.250 responden yang ditentukan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error +/- 2,1%.
Data lain survei itu menunjukkan elektabilitas Jokowi dan Prabowo turun dibandingkan dengan Pemilu 2014. "Saya katakan, harus hati-hati kalau Pak Jokowi dan Prabowo karena bisa jadi akan muncul calon alternatif dari situasi yang sangat situasional saya katakan tadi," ucap Eep, Minggu (20/10).

5. Survei Indikator
Survei yang dirilis pada Rabu (11/10) lalu ini menempatkan Anies Baswedan berada di urutan keempat dalam simulasi top of mind. Tepatnya, Jokowi 47,3%, Prabowo 19%, SBY 3,7% dan Anies 2,2%.
ADVERTISEMENT
Survei digelar pada 17-24 September 2017 dengan 1.220 responden secara nasional yang dipilih random. Margin of error +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka.
Lalu jika kandidat disimulasikan ada 8 nama, maka Anies berada di urutan ketiga. Datanya, Jokowi menjadi 54,6%, Prabowo 24,8%, dan Anies 3,1%.

6. Survei SMRC
Saiful Mujani Research Institute (SMRC) merilis elektabilitas kandidat capres 2019 pada Kamis (5/10) lalu. Dalam top of mind, Anies berada di urutan 4. Yaitu Jokowi 38,9%, Prabowo 12%, SBY 1,6% dan Anies 0,9%.
Data itu didapat dari survei yang digelar pada 3-10 September 2017 dengan 1.057 responden di seluruh Indonesia yang mempunyai hak pilih. Responden dipilih secara random. Margin of error 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%.

7. Survei Median
ADVERTISEMENT
Survei Median dirilis pada Senin (2/10). Di survei ini, Anies Baswedan berada di urutan empat dalam simulasi top of mind alias pertanyaan terbuka. Urutannya, Jokowi 36,2%, Prabowo 23,2%, SBY 8,4%, dan Anies Baswedan 4,4 %.
Survei digelar pada 14-22 September 2017 di seluruh provinsi dengan 1.000 responden yang dipilih secara random. Margin of error 3,1% dan tingkat kepercayaan 95%.
"Kalau kita lihat pertama perolehan suara Jokowi di bawah 50 persen, unggul tapi tidak dominan. Kenapa? Kita bisa melihat ada problem masyarakat, stres level meningkat, dan isu sensitif yang dipercaya dalam proporsi tertentu masyarakat kita," paparnya.
"Ada 63,8 persen publik yang tidak memilih beliau," imbuh Rico.
Tugas Sebagai Gubernur DKI
Data survei di atas jika dilekatkan pada Anies Baswedan, maka akan berhadapan dengan tugas Anies sebagai Gubernur DKI yang baru dipegang 2 bulan. Kondisi yang sama sebetulnya terjadi saat Jokowi baru menjadi Gubernur DKI. Jokowi dikritik karena memegang sumpah jabatan sebagai gubernur DKI, meski ternyata berhasil menjadi Presiden hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Dalam debat Pilgub DKI, Anies Baswedan pernah menjawab soal kemungkinan jika dia berhadapan dengan kondisi yang sama dengan Jokowi. Anies saat itu merespons akan menyelesaikan amanah 5 tahun sebagai gubernur DKI.
"Ketika kami mendapat tugas menjadi cagub, maka ini adalah amanat untuk dituntaskan, dan amanat Pak Prabowo, Pak Sohibul Iman adalah memimpin Jakarta tuntas 5 tahun," jawab Anies yang tegas menolak maju Pilpres, saat itu, Jumat (13/1).
Anies sebetulnya punya banyak kesempatan untuk menjadi capres. Yaitu Pilpres 2019, atau Pilpres 2024. Namun politik membutuhkan momentum.
Sementara itu, Anies saat dimintai tanggapan mengenai data survei terbaru ini, memilih enggan bicara. "Nanti saja," kata Anies di Balai Kota pagi ini. Begitu juga dengan Wakil Gubernr DKI, Sandiaga Uno, "Kalau politik saya enggak komentar," kata Sandi di tempat yang sama.
ADVERTISEMENT