Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Membandingkan Kronologi Versi FPI, Rekonstruksi Polisi, dan Temuan Komnas HAM
9 Januari 2021 12:33 WIB

ADVERTISEMENT
Teka-teki terkait peristiwa yang menewaskan 6 orang pengawal Habib Rizieq Shihab sedikit demi sedikit memunculkan titik terang. Teranyar, Komnas HAM sudah selesai melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut dan membuat sejumlah fakta terkuak.
ADVERTISEMENT
Sebelum temuan Komnas HAM dipublikasikan, memang sempat terdapat perbedaan kontruksi kejadian yang disampaikan oleh pihak kepolisian dan FPI. Perbedaan ini yang kemudian diselidiki kebenarannya oleh Komnas HAM.
Lantas apakah ada perbedaan keterangan dari tiga pihak terkait tewasnya 6 orang pengawal Rizieq ini? Berikut catatannya:
Versi FPI
Usai insiden diduga baku tembak terjadi antara pengawal FPI dengan pihak kepolisian, Dewan Pimpinan Pusat FPI, mengeluarkan keterangan tertulis. Dalam keterangan itu, dijelaskan bahwa rombongan Habib Rizieq diadang dan diserang orang tak dikenal (OTK) di Tol Jakarta-Cikampek.
Saat itu, dari keterangan pihak FPI, disebutkan telah penculikan terhadap 6 anggota laskar pengawal Habib Rizieq.
"Bahwa benar ada peristiwa pengadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS (Imam Besar Habib Rizieq) dan keluarga serta penculikan terhadap 6 orang laskar pengawal IB. Peristiwa terjadi di dekat pintu Tol Karawang Timur," ujar FPI.
ADVERTISEMENT
Saat kejadian, rombongan Habib Rizieq disebut tengah dalam perjalanan menuju pengajian subuh keluarga. Namun tak dijelaskan di mana lokasi pengajian ini. Di tengah tol, pihak FPI menyebut rombongan Habib Rizieq diserang penguntit dan OTK.
"Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, rombongan diadang oleh preman OTK (yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan IB)," terang FPI.
"Para preman OTK yang bertugas operasi tersebut mengadang dan mengeluarkan tembakan kepada laskar pengawal keluarga," lanjutnya.
Saat itu FPI menyebut 6 orang laskar pengawal Habib Rizieq hilang keberadaannya karena diculik. Hingga akhirnya diketahui keenamnya tewas ditembak. Informasi tersebut didapatkan usai Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menggelar konferensi pers.
ADVERTISEMENT
Usai dinyatakan tewas, informasi terus berkembang. Muncul sejumlah rekaman suara diduga para pengawal Habib Rizieq dengan suara rintihan.
Ada juga rekaman sejumlah pihak tengah berkomunikasi terkait upaya pengadangan sejumlah mobil penguntit di jalan tol. Isinya, membahas mengenai serempet hingga tabrak mobil penguntit.
Irjen Fadil menyatakan bahwa tewasnya 6 pengawal Rizieq karena adanya perlawanan yang berujung baku tembak. Namun, FPI membantah adanya baku tembak, sebab laskar disebut tak pernah dibekali senjata.
Rekonstruksi Polisi
Seminggu setelah peristiwa terjadi, pihak Polda Metro Jaya melakukan rekonstruksi di sekitaran KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. Rekonstruksi tersebut memperlihatkan alur awal mula diduga peristiwa terjadi hingga akhirnya baku tembak tak terelakkan.
Rekonstruksi dilakukan pada Senin (14/12). Terdapat 58 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi di 4 tempat kejadian perkara (TKP).
ADVERTISEMENT
Lokasi 1 yakni di depan Hotel Novotel Karawang sebanyak 9 adegan. Kemudian lokasi 2 di Jembatan Badani Karawang sebanyak 4 adegan. Lalu lokasi 3 di rest area tol Jakarta-Cikampek KM 50 sebanyak 31 adegan. Terakhir, lokasi 4 di dalam mobil polisi sebanyak 14 adegan
Berikut alur rekonstruksinya:
Rekonstruksi bermula di Jalan Interchange Karawang. Saat itu, terjadi saling kejar polisi dengan 2 mobil yang ditumpangi pengawal Habib Rizieq yakni Avanza dan Chevrolet. Mobil Avanza yang dikendarai anggota FPI disebut sempat menabrak mobil polisi. Namun, setelah itu langsung kabur.
Mobil polisi kemudian dihalangi Chevrolet berisi pengawal Habib Rizieq. Peristiwa pengadangan terjadi di depan Hotel Novotel Karawang. Tidak hanya mengadang, 4 pengawal Rizieq disebut sempat keluar dari mobil. Mereka merusak mobil dengan senjata tajam. Petugas kemudian memberikan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan mereka.
ADVERTISEMENT
Mereka pun kembali ke mobil. Namun dua pengawal Rizieq menodongkan pistol ke arah mobil polisi. Keduanya melepaskan tiga kali tembakan sebelum kabur. Kemudian aksi saling kejar berlanjut di Jembatan Badani.
Salah satu pengawal Habib Rizieq dari dalam mobil mengacungkan pistol ke arah mobil polisi yang ada di sisi kanan. Kondisi itu diantisipasi polisi dengan menembak pelaku. Tembakan polisi mengenai 2 pengawal Habib Rizieq.
"Dalam proses pengejaran melihat gelagat pelaku yang coba lagi arahkan tembakannya ke petugas, dari pada didahului anggota berikan tindakan tegas," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian, saat rekonstruksi.
Para pengawal Rizieq yang berada di mobil Chevrolet akhirnya berhasil dihentikan di rest area KM 50. Empat orang keluar dari dalam mobil. Mereka diminta tiarap di belakang mobil Chevrolet. Polisi melakukan penggeledahan dan mengamankan barang bukti.
ADVERTISEMENT
Di lokasi itu, diketahui dua pengawal Rizieq tewas tertembak saat di Jembatan Badani. Polisi kemudian meminta bantuan kepada anggota lainnya untuk evakuasi.
Empat pengawal Rizieq yang masih hidup dimasukkan ke dalam mobil bantuan yang datang. Tiga orang ditempatkan di kursi belakang, sedangkan satu orang di kursi tengah dan duduk bersama dengan petugas. Mereka kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya tanpa diborgol.
"Dalam perjalanan tidak jauh dari KM 50 rest area sampai KM 51-51,2 terjadilah penyerangan atau merebut senjata anggota dari pelaku dalam mobil. Di situlah terjadi upaya penyidik yang ada dalam mobil untuk lakukan tindakan pembelaan (menembak 4 pelaku)" kata Andi.
Lokasi tersebut menjadi TKP 4. Di dalam mobil, petugas menembak para pengawal Habib Rizieq. Mereka terluka dan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, sempat ada perbedaan keterangan awal polisi dengan rekonstruksi yang dilakukan. Perbedaan tersebut terkait dengan kronologi diduga senggolan mobil hingga akhirnya insiden penembakan terjadi. Hal ini juga sempat disorot oleh pihak FPI.
Versi Komnas HAM
ADVERTISEMENT
Perbedaan versi kejadian antara polisi dengan FPI membuat Komnas HAM turun tangan. Setelah sebulan melakukan penyelidikan secara independen, sejumlah temuan diungkapkan oleh Komnas HAM.
Setidaknya ada 8 fakta penting yang ditemukan oleh Komnas HAM. Seperti adanya kejar-kejaran dan baku tembak antara polisi dan 6 pengawal Habib Rizieq.
Temuan pertama Komnas HAM, tewasnya 4 pengawal Rizieq di mobil polisi sebagai bentuk pelanggaran HAM. Dari kronologi yang didapat Komnas HAM, insiden 6 pengawal Habib Rizieq dibagi menjadi 2 peristiwa. Kejadian pertama, berakibat pada 2 pengawal Rizieq yang tewas.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi di sepanjang Jalan Internasional sampai pintu tol Karawang Barat sampai KM 49 yang menewaskan 2 pengawal Rizieq. Terdapat insiden saling serempet antar mobil polisi dengan FPI, selain itu ada juga saling serang dengan senjata api.
Kejadian kedua, berawal dari rest area KM 50. Usai peristiwa pertama, masih ada 4 pengawal Rizieq yang hidup. Mereka lalu dimasukkan polisi ke dalam satu mobil tanpa diborgol dan dibawa menuju ke Polda Metro Jaya.
Tapi, di dalam perjalanan, 4 pengawal Rizieq ditembak setelah disebut menyerang polisi. Hal ini yang disebut oleh Komnas HAM merupakan pelanggaran HAM.
Sebab, 4 orang tersebut ditembak dalam satu waktu tanpa menghindari adanya korban lebih banyak, ini mengindikasikan unlawful killing.
ADVERTISEMENT
Temuan kedua, berdasarkan pembagian peristiwa tersebut, diketahui memang terjadi baku tembak dalam peristiwa pertama yang menewaskan 2 orang pengawal Rizieq. Sehingga, temuan Komnas HAM berbeda dengan pernyataan FPI di mana tak mungkin ada baku tembak karena laskar tak dibekali senjata.
Temuan ketiga, yakni pengawal Rizieq sebenarnya punya kesempatan untuk kabur. Namun mereka memutuskan untuk menunggu mobil penguntit yang belakangan diketahui polisi.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, 2 mobil pengawal Rizieq sempat berhasil menahan laju mobil polisi yang menguntit mereka. Hal itu dilakukan untuk memberi jalan kepada rombongan utama Habib Rizieq melaju lebih dulu.
Kedua mobil FPI berhasil membuat jarak dengan mobil polisi. Namun jarak itu tidak dipakai pengawal Rizieq untuk kabur dan sengaja menunggu. Hingga akhirnya insiden baku tembak tak terhindari.
ADVERTISEMENT
Temuan keempat, ada 18 luka tembak di 6 tubuh pengawal Rizieq. Namun, tak ditemukan adanya bekas luka akibat penganiayaan. Pengecekan dilakukan dengan meminta keterangan tim dokter forensik Polri yang menangani jenazah sejak awal masuk ke RS Polri hingga diserahkan kepada keluarga.
Dari pemeriksaan itu, terungkap sejumlah hal terkait kondisi jenazah. Termasuk soal lubang di tubuh mereka dan sejumlah luka yang ada.
Temuan kelima, Komnas HAM berulang kali menyatakan bahwa 2 mobil pengawal Rizieq sengaja menunggu mobil polisi. Bahkan Komnas HAM sempat menunjukkan foto hasil tangkapan layar CCTV di seberang hotel Swiss-Bell inn, Karawang.
Dari foto itu, terlihat mobil Chevrolet Spin yang ditumpangi pengawal Rizieq tengah berhenti. Selain itu, Komnas HAM juga menunjukkan rekaman suara yang menunjukkan pengawal Rizieq sengaja menunggu mobil polisi.
ADVERTISEMENT
Anam menilai peristiwa tersebut merupakan salah satu yang penting dalam rangkaian peristiwa baku tembak polisi dengan pengawal Rizieq. Ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa bisa saja 6 pengawal Habib Rizieq masih hidup jika mereka tidak memilih bersikap heroik.
Temuan keenam, ada proyektil dan selongsong diduga milik FPI. Dari hasil uji balistik terhadap proyektil dan selongsong peluru yang berhasil ditemukan, Komnas HAM dibeberkan dalam konpers. Hasilnya, Komnas HAM menemukan 2 proyektil peluru yang identik dengan 2 senjata diduga punya FPI.
Temuan ketujuh, dalam kronologi yang disampaikan Komnas HAM, pada proses penguntitan polisi pada rombongan Rizieq mulai dari Sentul hingga ke Tol Cikampek, ada beberapa mobil yang misterius. Mobil tersebut yakni dua Avanza, berpelat B.
ADVERTISEMENT
Kedua mobil itu yakni Avanza B 1739 PWQ dan B 1278 KJD yang menurut keterangan saksi dan hasil identifikasi rekaman CCTV serta analisis rekaman percakapan terlibat aktif dalam pembuntutan terhadap rombongan MRS.
"Tidak diakui sebagai mobil milik petugas Polda Metro Jaya yang sedang melaksanakan tugas pembuntutan tersebut," kata Anam.
Terdapat beberapa kendaraan lainnya yang setelah diidentifikasi oleh Tim Penyelidik diduga juga menggunakan plat tidak resmi dan tertangkap kamera CCTV melaju di bagian belakang rombongan MRS, namun belum dapat dipastikan apakah dalam rangka melakukan pembuntutan ataupun tidak.
Anam mengatakan, perlu ada penyelidikan lebih lanjut atas keberadaan 2 mobil itu. "Mendalami dan melakukan penegakan hukum terhadap orang-orang yang terdapat dalam dua mobil Avanza hitam B 1278 PW dan Avanza silver B 1278 KJD," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Temuan kedelapan, Komnas HAM mendapatkan 8.000 video dan juga ribuan screenshoot. Video dan screenshoot itulah yang memudahkan proses kerja Komnas HAM untuk membuat peristiwa penembakan jadi terang. Video tersebut yang membantu menggambarkan kronologi dari peristiwa yang terjadi.