Membandingkan Prediksi Puncak Omicron BA.4-BA.5 dengan Omicron Awal dan Delta

14 Juni 2022 9:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasus positif COVID-19 global kembali mulai menunjukkan kenaikan. Sebelumnya, jumlah kasus tergolong rendah dan stabil. Situasi naiknya kasus corona ini juga terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyebabnya adalah kemunculan virus Omicron varian BA.4 dan BA.5.
“Hari ini kita mendengar berita ditemukannya subvarian BA.4 dan BA.5. Subvariannya adalah varian baru dari Omicron yang di beberapa negara itu. Hampir di sekitar 15 negara sudah ada kasusnya,” kata Jubir Kemenkes Mohammad Syahril, Senin (13/6).
Hal ini turut dikonfirmasi Menkes Budi Gunadi Sadikin. Ia mengatakan kenaikan kasus secara konsisten disebabkan oleh varian baru Omicron BA.4 dan BA.5. Meski meningkatkan kasus, ternyata penularan virus tersebut tak berdampak besar ke angka kematian.
“Kami juga mengamati di Afsel negara yang pertama mengidentifikasi varian ini. Puncak dari penularan varian ini 1/3 dari puncak Delta dan Omicron awal,” ungkap Menkes Budi.
Puncak kasus Omicron diprediksi sebulan setelah kasus pertama kali ditemukan. Setelah ditemukan dan diumumkan pada 7 Juni lalu di RI, Budi menyebut puncak kasus bisa terjadi pada minggu kedua dan ketiga Juli.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga sempat membuat prediksi serupa sebelumnya. Berikut kumparan hadirkan datanya untuk Anda.

Puncak Delta - Juli 2021

Pada Juli 2021 lalu, Indonesia menghadapi kenaikan kasus COVID-19 yang cukup parah. Penyebabnya adalah varian Delta yang dinilai lebih ganas. Selain jumlah kasus melonjak drastis, varian tersebut juga menyumbang angka kematian yang tinggi.
Jumlah kasus corona tertinggi terjadi pada 15 Juli, yakni 56.757 kasus. Sementara angka kematian tertinggi tercatat pada 27 Juli dengan jumlah 2.069 kematian dalam sehari.

Puncak Omicron - Februari 2022

Ahli sempat memprediksi puncak Omicron pada awal tahun 2022 akan jauh melebihi Delta. Puncak Omicron ternyata terjadi pada 16 Februari dengan jumlah kasus positif 64.718 kasus sehari. Angka tersebut hanya selisih 7.961 dari puncak Delta.
ADVERTISEMENT

Prediksi Puncak Omicron - Minggu Kedua Juli 2022

Para ahli memprediksi puncak Omicron akan terjadi pada minggu kedua atau ketiga Juli mendatang. Diperkirakan, jumlahnya mampu mencapai 1/3 dari puncak Delta dan puncak Omicron awal.
Jika puncak Delta adalah 56.757 kasus dan puncak Omicron awal 64.718 kasus, maka diperkirakan puncak Omicron selanjutnya akan mencapai 40.491 kasus dalam sehari.
Per Senin (13/6), jumlah kasus positif harian masih berkisar 300-500 per hari. Angka tersebut merupakan kenaikan sejak akhir Mei. Sebelumnya, kasus harian tak jauh dari 100-300 kasus.
Jika prediksi pemerintah benar, artinya kasus corona akibat Omicron varian BA.4 dan BA.5 bisa meningkat hingga 80 kali lipat dari kasus harian saat ini.

Omicron BA.4 dan BA.5 Lebih Cepat Menular

Penggunaan masker di Balai Kota DKI Jakarta paska pelonggaran aturan oleh Presiden Jokowi, Kamis (19/5/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, adanya varian baru memungkinkan pemerintah untuk kembali memperketat aturan penggunaan masker.
ADVERTISEMENT
“Jadi kelonggaran pemakaian masker di ruangan terbuka dengan pembatasan itu akan tetap kita evaluasi ya. Jika memang ada peningkatan kasus dan nanti ada keterkaitannya dengan BA.4 BA.5 atau varian baru, maka kita akan lebih memperketat protokol kesehatan,” ujar Syahril.
Ia pun menjelaskan bahwa mematuhi protokol kesehatan dan tetap menggunakan masker merupakan langkah yang tepat untuk melindungi masyarakat. Selain itu, vaksinasi juga terus digalakkan.
Syahril mengakui dua varian baru ini lebih cepat menular dari Omicron sebelumnya. Namun, dari segi keparahan sama saja. Sebanyak 3 dari 4 kasus di Indonesia memiliki gejala ringan atau tidak bergejala.