Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mempelai di Cianjur Kabur karena Hanya Mau Dirias di Salon Mahal
22 Juli 2018 11:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Kepergian R menimbulkan kisah pelik bagi pasangan dan kedua keluarga. Tidak ada yang menduga ini semua akan terjadi, sebab tidak ada pertanda yang akan membuat pernikahan tersebut gagal.
ADVERTISEMENT
R izin saat meninggalkan rumah, sang ibu berpesan kepada R untuk tidak pergi terlalu lama, karena Kamis sore (12/7), akan ada acara pengajian. R mengindahkan permintaan ibunya.
“Ya itu teh bilang sama saya, ‘mama, mau nganterin undangan’, ke temennya, ya boleh tapi jangan lama-lama” cerita ibu R saat ditemui kumparan (18/7).
Saat hendak pergi, R hanya membawa undangan dan berpakaian seperti biasanya. Tidak ada tindak tanduk yang mencurigakan, membawa tas besar misalnya. Semuanya seperti biasa.
“Cuma baju yang dipakai sendiri biasa, bilang, cium tangan gitu ya, cium pipi kiri, cium pipi kanan. Kaya biasa gak ada apa-apa,” ucap ibu R.
Ibunya pun tak tahu R pergi naik kendaraan apa. Dia tidak pernah menyangka anaknya pergi untuk kabur dari pernikahannya.
ADVERTISEMENT
“Enggak tahu atuh, dari rumahnya jalan kaki cuma sebentar cuma ke atas enggak tahu naik motor,” jawabnya.
Tentunya keluarga sudah berusaha mencari dan mengontak R untuk mencari tahu keberadaannya. Sampai R dilaporkan ke polsek dan polres Cianjur. Hasilnya tetap nihil.
Tujuh hari setelah pernikahan yang seharusnya, R masih belum juga pulang. Menurut kakak laki-lakinya, R sempat update di Instastory bahwa dia ingin menenangkan diri. Banyak dugaan yang muncul dari keluarga R, mereka mencari segala penyebab R melakukan hal ini.
Dari kemungkinan adanya orang ketiga, adanya orang yang mengirimnya hal-hal mistis seperti dipelet, ataupun diculik.
kumparan bertemu dengan D dan orang tua R, saat itu kedua pihak mempunyai dugaan yang sama.
ADVERTISEMENT
D sempat menceritakan, bahwa dia telah mengusahakan apapun yang diinginkan R sebagai seserahan dan mahar untuk menikah. Sebagai lelaki dia merasa memiliki tanggung jawab besar, dalam memenuhi keinginan calon istrinya. Walaupun ada keinginan R yang belum terpenuhi oleh D.
“Ini salon doang, salon pengin di Cipanas,” kata D.
R mempunyai keinginan besar untuk menggunakan jasa salon yang dipilihnya itu. Namun D sudah terus terang, bahwa dia tidak mampu membayar salon yang R inginkan.
“Ya kan harganya make up sama baju doang Rp 9 juta, saya bilang enggak mampu, enggak penuhin itu, itu sih permasalahannya, udah itu aja.” jelas D
Padahal R juga telah menjual ponselnya untuk menambah modal pernikahannya. Seakan apapun dia lakukan untuk menyenangkan calon istri.
ADVERTISEMENT
“Jual hp dapat Rp 3,5 juta lebih, hape Oppo F7, saya belain juga buat siapa, punya tanggung jawab, makanya nyari kemana yang ada aja,” ucap D.
Menurut penuturan ayah R, saat rumah R didekor untuk persiapan pernikahannya. R sempat bertanya kepada dirinya salon mana yang mendekor rumah untuk persiapan pernikahannya. Mendengar jawaban sang ayah, R hanya terdiam.
“Waktu rumah didekor dia nanyain ini dekor siapa? Ini dari Risma, Risma salon. Udah dia, diam aja dia,” tutur Ayah R.
Ibu R menambahkan, bahwa R sudah dijanjikan oleh calon suaminya untuk memenuhi keinginannya tersebut.
“Dia kan maunya yang Yuli (salon) cuma enggak jadi.Gagalnya gitu R teh, janji-janji terus lakinya, dijanji-janjiin sama lakinya,” terang ibu R.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, ibu R mengakui bahwa semua apa yang diinginkan R sudah dilaksanakan oleh D. Dekorasi yang bagus, sound system bagus, siraman, hingga tenda yang bagus.
“Semuanya sudah dilaksanain sama calon suaminya. Pas hari H enggak jadi total, semua gagal,” jelas ibu R.
Di balik itu, D sudah mengikhlaskan apa yang terjadi pada dirinya, bila tujuh hari tak pulang, dia menganggap semua sudah beres. Dia pun pasrah, baginya semua yang terjadi sudah dalam ketentuan Allah walaupun manusia sudah berencana sedemikian rupa.
Dari kejadian yang menimpanya kemarin, untuk kedepannya D ingin fokus hanya ke kuliahnya yang berhasil ia tempuh dengan beasiswa.
“Enggak gimana-gimana fokus ngajar, kuliah pas masuk PPL, skripsi, fokusin itu aja,” tuturnya.
ADVERTISEMENT