Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mempelajari Teknik Dasar Bela Diri Joko Tole
1 Juni 2018 16:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Joko Tole, pencak silat asal Madura ini menjadi bekal Muhammad Irfan Bahri (16 tahun) saat melumpuhkan dua begal di Jembatan Layang Summarecon Bekasi . Ketua PPS Joko Tole DPC DKI Jakarta, Yusniar Yusuf, mengungkapkan rangkaian latihan yang harus dijalani untuk menguasai bela diri ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Yusniar, pencak silat Joko Tole sampa seperti beladiri lain yang mengenak tingkatan sabuk. Tingkatan sabuk Joko Tole sama seperti yang biasa dikenal dalam Tae Kwon Do, yaitu sabuk putih, sabuk kuning, dan sabuk merah.
"Kalau latihan seminggu tiga kali untuk anak yang sabuk putih. Kalau (latihan) tujuh kali (seminggu) untuk sabuk kuning ke atas. Pertandingan ada setiap hari," ujar Yusniar kepada kumparan di kediamannya di Jalan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Jumat (1/6).
Untuk rangkaian latihan, Yusniar mengungkapkan setiap orang yang belajar Joko Tole harus menguasai salam. Sebab, salam merupakan dasar utama dalam Joko Tole.
"Salam ini yang utama. Dasar tangan, dasar kaki, jurus tangan, jurus kaki. Terus hindaran satu dua langkah segitiga, zig zag ABC, rangkaian, dan terakhir pasangan. Nah, semua dasar perguruan Joko Tole berada di dalamnya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tahapan kedua yang harus dikuasai adalah dasar tangan. Dasar tangan sendiri terdiri dari 12 urutan yang mencakup untuk serangan, hindaran, tangkapan, tangkisan, serta sikutan.
"Lalu kita lanjut lagi ke dasar kaki. Tendangan ada 7 macam. Depan, samping, sabit, belakang, guntingan, singguran, lalu baling. Menurut saya itu masuk akal dalam ilmu bela diri. Makanya enggak salah kalau Irfan bisa menguasai itu semua," tuturnya.
Yusniar mengatakan, menghindar adalah teknik bela diri yang dasar. Sebab, kata dia, menghindar merupakan cara seseorang untuk bisa selamat dari serangan orang-orang yang ingin mencelakai kita.
"Kan kalau bela diri bagaimana cara kita menghindar dan bagaimana cara kita membela diri. Yang pertama yang harus digaris bawahi adalah menghindar. Kita diajari hindaran satu dua, langkah segitiga, zig zag ABC. Untuk hindaran senjata zig zag C itu, celurit pastinya (digunakan)," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Terakhir pasangan, bela diri yang disenikan. Ini gerakan yang indah untuk tingkatan bela diri," ujarnya.
Bela diri juga biasa dihubungkan dengan unsur-unsur mistis. Namun dalam Joko Tole, Yusniar menegaskan tidak ada unsur mistis dan ia beserta pelatih yang lain tidak pernah mengajarkan hal-hal yang berbau mistis.
"Enggak ada. Kita murni fisik. Pembacaan ayat-ayat Al-Quran juga enggak ada," pungkasnya.