Memperkuat Nasionalisme Anak-anak di Pulau Kei Besar

29 Juli 2024 17:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para siswa sekolah dasar di dermaga Pelabuhan Elat, Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara.  Foto: Kemensos RI
zoom-in-whitePerbesar
Para siswa sekolah dasar di dermaga Pelabuhan Elat, Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara. Foto: Kemensos RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Tempat berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata".
Suara merdu anak-anak menggema, menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Matahari yang perlahan turun dan kencangnya angin laut, tak membuat rasa antusias surut.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, siapa yang tak bersemangat bernyanyi di atas kapal perang. Apalagi bagi anak-anak di Pulau Kei Besar. Kapal sebesar itu, mungkin, tidak pernah mereka lihat.
Tak hanya itu, anak-anak pun semakin gembira, karena Menteri Sosial Tri Rismaharini ikut menyumbangkan suara, bernyanyi bersama. Mendengar alunan lagu yang telah menjadi simbol cinta Tanah Air itu, membangkitkan semangat nasionalisme bagi siapa pun yang mendengar.
Sore itu, Kamis (24/7/2024), Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Weda 526 tengah sandar di dermaga Pelabuhan Elat, Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara. Kedatangan kapal itu untuk tujuan kemanusiaan.
Mensos Tri Rismaharini bertemu para siswa sekolah dasar di dermaga Pelabuhan Elat, Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara. Foto: Kemensos RI
Bersama Kementerian Sosial, membantu masyarakat di pulau terdepan. Ruangan dalam kapal yang biasanya berisi tank, kini menjadi tempat berbagai bantuan. Sementara geladak tempat biasa helikopter mendarat, penuh dengan anak-anak, guru, dan masyarakat. Tenda-tenda dipasang di atas helipad.
ADVERTISEMENT
Di bawahnya, anak-anak duduk berbaris, sementara guru-guru mendampingi di pinggir tenda. Awalnya hanya 10 siswa dari 25 sekolah dasar, menengah, dan atas yang diundang ke atas kapal. Namun, melihat antusiasme yang besar, Risma mengajak lebih banyak masyarakat dan anak-anak untuk ikut serta.
Uniknya, ratusan siswa SD, SMP, dan SMA, serempak mengenakan atasan berbahan kaus bertuliskan "Aku dan Kamu Satu, Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa".
Bagi Risma, mengunjungi pulau terdepan adalah sebuah pesan. Pesan bahwa dimanapun berada, sejauh apa pun lokasinya, masyarakat di pulau terdepan tidak pernah ditinggalkan. Kepulauan Kei merupakan bagian dari Wallacea, yaitu kumpulan pulau-pulau Indonesia yang dipisahkan laut dalam dari lempeng Benua Asia maupun Australia.
ADVERTISEMENT
Wilayah Kei Besar, tepatnya di Tanjung Luswed Ohoi Weduar Feer, Kei Besar Selatan Barat, berbatasan langsung dengan Australia. Tentu saja tidak mudah menjangkau Kei Besar. Risma menempuh 27 jam perjalanan laut dari Kota Ambon menggunakan KRI Teluk Weda.
Mensos Tri Rismaharini bertemu para siswa sekolah dasar di dermaga Pelabuhan Elat, Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara. Foto: Kemensos RI
Meskipun tinggal di pulau yang jauh dari ibu kota negara, nasionalisme anak-anak di Kei Besar boleh diadu. Contohnya Fikram Rokubun (12). Siswa kelas 6 SD Inpress Dit Rahareng ini menulis puisi yang dibaca langsung di hadapan Risma.
"Jangan kira aku pengecut, lihat dulu bangsaku, Indonesia tercinta ku," kata Fikram saat membaca puisi.
Sepenggal bait puisi itu ia ciptakan langsung saat acara bersama Risma dan para TNI Angkatan Laut di atas KRI Teluk Weda. Puisinya diganjar hadiah oleh Risma. Awalnya diberikan alat lukis, tapi Fikram minta ditukar dengan Al-Quran. Sebab dia bercita-cita ingin jadi ustaz.
ADVERTISEMENT
Meskipun berbeda cita-cita dengan Fikram, anak lainnya, Jems Piter Heatubun (11), memiliki semangat nasionalisme yang sama. Siswa Kelas 6 SD Inpres Harangur ini ingin jadi tentara. Niatnya ingin berjuang demi negara.
Selain memiliki rasa nasionalisme, anak-anak di Kei Besar memiliki talenta. Salah satunya Feronica Ohoinol (12). Bersama teman-temannya, gadis yang akrab dipanggil Fero ini unjuk kebolehan bermain ukulele di hadapan Risma. Lagu-lagu kebangsaan pun dipilih untuk dinyanyikan sebagai bentuk kecintaannnya pada tanah air.
Mensos Tri Rismaharini bertemu para siswa sekolah dasar di dermaga Pelabuhan Elat, Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara. Foto: Kemensos RI
Kepiawaiannya bernyanyi sambil memetik senar gitar kecil sontak menjadi perhatian seluruh hadirin. Fero dan teman-temannya amat senang bisa punya pengalaman berada di atas kapal perang. Katanya tidak ada kata yang bisa menggambarkan perasaannya, sebab bermimpi menginjakkan kaki di atas kapal perang pun ia tidak pernah.
ADVERTISEMENT
Di atas KRI Teluk Weda, Risma tak hanya bermain bersama anak-anak, tapi juga menyampaikan pesan perdamaian. Kapal tidak akan sampai di tujuan tanpa adanya kekompakan dan kerukunan. Begitu Risma menganalogikan seseorang tidak akan sukses jika bertengkar dengan temannya.
"Sekarang kalau kalian mau berhasil sampai ke tujuan. Kalian juga gak boleh berantem sama teman," kata Risma.
Jangan berkelahi, jangan merundung, begitu pesan yang diulang-ulang kepada anak-anak yang hadir di KRI Teluk Weda. Nasionalisme terkikis oleh konflik. Karenanya, merawatnya perlu sedini mungkin, yaitu dengan menanamkan rasa cinta sesama sejak anak-anak.