Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Memutar 24 Jam Sebelum Andriana Tewas Ditusuk
24 Januari 2019 15:51 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
Senin (7/1) sekitar pukul 16.00 WIB, Lia bersama anak balitanya berkeliling santai di jalan Riau, Kota Bogor. Hatinya terasa ganjal tak seperti biasa. Mata Lia melirik ke sebuah gang kecil yang lebarnya tak sampai dua meter dan panjangnya sekitar 50 meter. Gang itu menempel di sisi indekos yang dia jaga di Jalan Riau nomor 44.
ADVERTISEMENT
Gang sepi dan berlumut itu menghubungkan kos yang dijaganya dengan Jalan Pajajaran, salah satu jalan utama di Kota Bogor. Posisinya tepat di belakang Masjid Raya Bogor, maka tak heran jika warga setempat kerap menyebutnya tangga Masjid Raya. Tak ada motor yang melintasi gang itu karena konturnya curam bertangga.
Sore itu dia melihat seorang laki-laki berperawakan kurus dengan kaus biru tengah mondar-mandir di gang tersebut. Namun, saat pandangan mengarah padanya, laki-laki itu justru membuang muka. Dia terus menunduk kala orang lalu lalang di hadapannya. Sebuah perangai yang membuat pikiran Lia menyimpulkan bahwa laki-laki itu cukup mencurigakan.
Hari mulai gelap. Lia kembali ke indekos yang dijaganya. Di indekos tersebut tinggal para penghuni perempuan yang terdiri dari pelajar dan pekerja. Di antara penghuni indekos berlantai dua itu tinggal seorang siswi jurusan Tata Busana SMK Baranangsiang Bogor, Andriana Yubelia Noven Cahya (18).
ADVERTISEMENT
Siswi asal kota Kembang itu sudah dua tahun menetap di indekos tersebut. Bersama temannya yang bernama Vita-bukan nama sebenarnya-Andriana yang akrab disapa Noven itu kerap beraktivitas bersama. Dari belajar hingga bermain bersama. Mereka bak karib yang tak enggan berbagi suka dan lara.
Pada Senin malam itu Andriana sempat curhat ihwal asmaranya kepada Vita.
“Dia cerita putus sama Yeremi (teman satu sekolah Andriana) karena enggak dibolehin oleh ayahnya untuk pacaran. Kok bisa? Kok gitu? (Vita bertanya) Ya sudah kalau emang enggak boleh sama ayah lu juga mungkin yang terbaik buat lu ini dulu. Memang harus fokus belajar dulu mungkin,” cerita Vita kepada kumparan, Senin (21/1).
Selain tentang itu, Andriana bertutur tengah dekat dengan seorang laki-laki yang dikenalnya dari aplikasi game Hagoo. Dia merasa nyaman bercerita dengan laki-laki tersebut. Namun Vita tak mengenal sosok laki-laki itu.
ADVERTISEMENT
“Nah Noven itu main (game Hagoo) terus dia kenal sama orang terus berlanjut ke WA, sering chat-an, sering telponan, bahkan kalau aku main ke kamarnya dia lagi chat-an sama orang itu,” sebut Vita.
Malam mulai larut. Andriana dan Vita berpisah.
Di kamarnya, sekitar pukul 02.00 WIB Vita belum tertidur. Dia melihat unggahan status Andriana di Whatsapp. Vita sempat berpikir, adalah hal yang tak biasa Andriana masih membuka mata dan menulis status di WA saat itu.
“Dia ngebikin status kayak gitu sekitar jam 01.40 WIB, sudah di hari Selasa. Dia bilang drop lagi, enggak bisa bobok deh, gitu. Fotonya itu foto termometer demam tingginya 39 derajat,” Vita berkisah.
Meskipun sempat menulis status demikian, pagi harinya Andriana tetap berangkat ke sekolah. Kala itu dia berangkat sendiri tanpa Vita yang bangun terlewat siang.
ADVERTISEMENT
Setiap harinya Andriana melalui gang kecil bertangga itu. Gang itu mengantarkan Andriana ke sebuah jalan, tempat angkot, bus, dan kendaraan lain berlalu lalang menuju Terminal Baranangsiang.
Tak sampai 10 meter ke kanan dari tembusan gang itu Andriana menapaki Jalan Pajajaran. Di sepanjang Jalan Pajajaran itu Andriana melewati MAN 2 Bogor terlebih dahulu sebelum sampai di sekolahnya.
Tahun 2019 ini Andriana menjadi siswi kelas 12 SMK Baranangsiang. Dia menjadi siswi cerdas dibuktikan dengan predikat rangking 2 yang didapatkannya pada semester sebelumnya. Selain itu, dia dikenal sebagai pengurus OSIS yang acap kali membantu teman-temannya.
Dengan statusnya sebagai siswi tingkat akhir membuat Andriana difokuskan pada pelajaran yang akan menjadi mata ujian nasional.
ADVERTISEMENT
Hari itu, Selasa (8/1), sepulang sekolah Andriana tak langsung menuju kosnya. Dia bersama temannya bernama Stefanus, berbelanja ke swalayan ADA yang lokasinya tepat di seberang Masjid Raya Bogor.
“Waktu pulang sekolah pas tanggal 8 kejadian itu kan Noven pulang duluan karena jamnya cepat. Terus abis itu dia pulang ke swalayan dulu sama temannya yang namanya Stefanus. Dia belanja buat acara tukar kado di sekolah. Terus abis itu pas mereka pulang, mereka pisah,” Vita memaparkan.
Stefanus kemudian naik angkot, sementara Andriana, dengan seragam putih abu-abu yang dikenakan, berjalan menuju gang ke arah indekosnya. Saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 15.55 WIB.
Di gang tersebut Andriana ternyata telah ditunggu oleh seorang pria berkaus biru. Pria itu menghampiri Andriana, lalu menusuk dada kiri Andriana dengan pisau hingga sedalam 22 cm.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari rekaman CCTV dari rumah di ujung gang, Andriana langsung tergeletak bersimbah darah dengan pisau yang masih menancap di dada. Andriana sempat berusaha bangkit namun kembali tergeletak. Sedangkan pelaku langsung lari tunggang langgang menaiki tangga menuju Jalan Pajajaran.
Tak lama kemudian ada warga yang melintas dan menemukan Andriana dalam kondisi bersimbah darah.
“Korban (Andriana) sudah tergeletak di bawah. Pas ditemukan korban masih hidup. Sempat geleng-geleng pas diangkat ke mobil bak. Masih ada denyut nadinya di leher. Tapi pas dibawa ke RS BMC (Bogor Medical Center) kan, sudah enggak ada, meninggal,” urai seorang petugas keamanan setempat, Irwansyah, kepada kumparan Rabu (9/1).
Menjadi tanya pada hari-hari berikutnya tentang siapa pria yang tega menghabisi nyawa Andriana.
ADVERTISEMENT
Jika kembali 9 jam sebelum peristiwa penusukan, Lia penjaga indekos Andriana menuturkan anaknya sempat melihat pelaku yang ada dalam rekaman CCTV.
“Anak saya juga pas berangkat melihat bertatapan muka (dengan terduga pelaku). Saya juga sering mondar-mandir (berjaga) di depan, memang orang itu (terduga pelaku) dicurigai. Senin pukul 16.00 WIB saya lihat juga. Besoknya (Selasa) anak saya lihat juga besoknya pas berangkat sekolah ada anak itu (terduga pelaku),” Lia mengenang.
Meski beberapa warga sekitar sempat melihat rupa pelaku, penusuk Andriana itu belum jua ditangkap hingga saat ini. Dua pekan lebih Andriana tewas tertusuk, polisi terus memburu pelaku. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi yang terdiri dari teman, keluarga, penjaga indekos, dan mantan pacar Andriana. Polisi juga tengah membuat sketsa wajah pelaku berdasarkan rekaman CCTV untuk segera disebar.
ADVERTISEMENT
Kapolda Jawa Barat, Irjen Agung Budi Maryoto, menegaskan kasus ini masih dalam penyelidikan. "Tim masih di lapangan. Masih dalam penyelidikan," ujar Budi di Graha Manggala Siliwangi, Bandung, Selasa (15/1).
Simak selengkapnya konten spesial dalam topik Teka-teki Kematian Andriana .