Menag Akui Multisyarikah Ada Kelemahannya, tapi Bisa Cegah Praktik Monopoli

11 Juni 2025 0:57 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Menag Nasaruddin Umar saat konpers di Daker Makkah. Foto: MCH 2025
zoom-in-whitePerbesar
Menag Nasaruddin Umar saat konpers di Daker Makkah. Foto: MCH 2025
ADVERTISEMENT
Jemaah haji Indonesia pada musim haji 2025 dilayani oleh delapan syarikah yang berbeda. Multisyarikah itu baru pertama kali diterapkan tahun ini.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengakui memang ada kelemahan dari penerapan delapan syarikah tersebut.
“Pencegahan praktik monopoli dengan multisyarikah. Pasti ada kelemahannya, karena ini kan baru ya,” kata Nasaruddin di Kantor Daker Makkah, Selasa (10/6).
Delapan syarikah yang melayani jemaah haji Indonesia tahun ini yaitu Al-Bait Guest, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Alrifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.
Permasalahan yang menjadi sorotan terjadi di tengah banyaknya mitra itu adalah terpisahnya hotel pasangan jemaah haji saat di Makkah. Pasangan yang dimaksud adalah suami dengan istri, lansia atau disabilitas dengan pendampingnya.
Tidak menutup kemungkinan pasangan jemaah haji bisa berbeda syarikah, meski mereka satu kelompok terbang atau kloter saat berangkat ke Tanah Suci.
ADVERTISEMENT
Nasaruddin yakin pelaksanaan ibadah haji tahun depan berjalan lebih baik dengan penyesuaian yang sudah dilakukan tahun ini.
“Kita berkeyakinan insyaallah penyelenggaraan ibadah haji yang akan datang beradaptasi dengan sistem baru Saudi Arabia yang memang relatif sangat baru,” tutur Nasaruddin.