Menag: Alhamdulillah Puncak Haji Berjalan Lancar, Kerja Keras Semua Pihak

22 Juni 2024 6:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri acara Malam Apresiasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Makkah, Rabu (19/6/2024) malam. Foto: Salmah Muslimah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri acara Malam Apresiasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Makkah, Rabu (19/6/2024) malam. Foto: Salmah Muslimah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bersyukur puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) berjalan dengan lancar. Menag menyebut hal tersebut karena kerja keras dari semua pihak.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah puncak haji berjalan dengan lancar mulai prosesi di Arafah, Muzdalifah dan Mina semua berjalan baik dan lancar,” kata Menag saat berkunjung ke Kantor Urusan Haji Madinah, Jumat (21/6).
“Kerja keras semua, teman-teman, baik itu di PHU, teman-teman petugas, juga kerja sama yang baik dengan pemerintah kerajaan Saudi Arabia,” imbuhnya.
Meski, kata Menag, ada sejumlah catatan-catatan yang menjadi perhatian dan evaluasi agar pelayanan haji ke depan bisa lebih baik lagi.
“Jika kemudian ditemukan satu dua kekurangan ya saya kira tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Tapi itu bukan pembenaran bahwa kita kemudian berhenti untuk melakukan perbaikan,” katanya.
Menag memastikan catatan-catatan haji tahun ini akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan haji tahun selanjutnya.
ADVERTISEMENT
“Beberapa kekurangan yang kita temukan insyaallah ke depan akan kita perbaiki agar layanan jemaah ini semakin tahun makin baik,” ucapnya.

Smart Card hingga Murur

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bagian Media Center Haji membantu mengelompokkan kartu pintar atau smart card jemaah calon haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, Selasa (21/5/2024). Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
Menag menyebut ada dua hal yang membuat pelayanan haji tahun ini berjalan lancar, yakni smart card atau kartu Nusuk dan skema murur. Dua hal ini bisa mengurangi kepadatan saat puncak haji.
“Banyak hal baru di penyelenggaraan haji tahun ini. Pertama soal nusuk card atau smart card itu, di mana pemerintah kerajaan Saudi Arabia bisa dengan mudah mendeteksi mana jemaah haji legal dan ilegal,” jelasnya.
Smart card Nusuk atau kartu pintar yang dibagikan kepada setiap jemaah haji merupakan kunci untuk masuk ke Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) saat puncak haji.
ADVERTISEMENT
Smart Card menjadi salah satu terobosan otoritas Arab Saudi pada penyelenggaraan haji 2024. Program ini mendapat perhatian secara khusus dari Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan pihak Keamanan Umum Arab Saudi.
Jemaah yang tidak memiliki smart card, dilarang masuk ke Armuzna, apa pun kedudukannya. Pemerintah Saudi menempatkan para petugas untuk memeriksa secara berkala demi memastikan seluruh jemaah di Armuzna memiliki smart card. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar.
“Ini juga berefek kepada rombongan jemaah haji Indonesia karena sebelumnya ketika masih leluasa gitu ya, jemaah haji yang menggunakan visa non-haji, itu bisa masuk di Arafah, di Mina, dan Muzdalifah. Kerumunan itu menjadi semakin besar gitu, sehingga space-spacenya juga terbatas,” katanya.
ADVERTISEMENT
Maka dengan adanya penerapan smart card ini kepadatan tidak separah tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun ini karena ada pembatasan melalui Nusu Card itu, ya Alhamdulillah meskipun ada kepadatan-kepadatan di beberapa titik tertentu, tidak semasif tahun lalu,” katanya.
Menag meninjau persiapan fasilitas di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) jelang puncak haji, Selasa (11/6/2024) Waktu Arab Saudi. Foto: dok MCH 2024
Selanjutnya soal Murur di Muzdalifah, skema hanya melintas dan tidak mabit di Muzdalifah untuk jemaah lansia dan disabilitas ini efektif mengurangi kepadatan dan mengantisipasi kesehatan jemaah risiko tinggi.
“Apalagi di Muzdalifah misalnya kita juga sudah lakukan inovasi yang kemudian kita sebut sebagai game changer dari semua puncak haji yang pemerintah layankan kepada jemaah ini adalah skema murur di Muzdalifah," ucap Menag.
Skema murur adalah mabit yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
ADVERTISEMENT
Skema murur menjadi ijtihad dan ikhtiar bersama dalam menjaga keselamatan jiwa jemaah haji Indonesia di tengah keterbatasan area di Muzdalifah.