Menag: Bahan Makanan RI Akan Masuk Saudi untuk Konsumsi Jemaah Haji

"Alhamdulillah menteri perdagangan bergerak dengan cepat dan Insya Allah tanggal 23 nanti ini akan ada MOU perjanjian dagang antara Indonesia dan kerajaan Saudi Arabia yang salah satunya bisa meringankan taxnya. Kalau ambisi kita sih nol pajaknya sehingga harga kita lebih kompetitif," kata Gus Yaqut dalam rapat dengan Komisi VII di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (19/1).
Namun karena persiapan yang terhitung mepet, Gus Yaqut menjelaskan, untuk tahun ini belum bisa sepenuhnya bahan baku dari Indonesia bisa masuk ke Saudi Arabia.
"Ini baru tahun ini MoU bisa ditandatangani, mungkin belum semua produk itu bisa berasal dari Indonesia. Target pak menteri perdagangan yang disampaikan ke saya, dan saya menyepakati paling tidak 30-40% lah dari komoditas yang selama ini diambil dari negara lain bisa diambil oleh Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi VIII Fraksi Partai Demokrat H. Achmad mengusulkan, untuk konsumsi haji selama di Saudi Arabia berasal dari Indonesia.
"Bagaimana makanan haji kita yang 211.000 orang ini ada ndak kira-kira masakan nusantara ini kita masukkan ke Arab Saudi. Itu pak jangan kita hanya menyetor uang saja ke Saudi tapi feedback dari pelaksana haji ini mesti ada juga nanti ke dalam negeri," kata Achmad dalam rapat yang digelar Komisi VIII dengan Menteri Agama, Kamis (19/1).
Achmad berharap, dengan adanya masakan dalam negeri yang menjadi makanan para jemaah haji dapat memberikan kontribusi terhadap perputaran ekonomi dalam negeri.
"Terutama mungkin masalah beras, sayur-mayur, buah-buahan, dan segala macamnya, nah bagaimana ini kita coba terobosan 2023 ini sehingga kita harapkan nanti kontribusi haji ini terhadap perputaran ekonomi dalam negeri berpengaruh," ucapnya.