Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Menag Dorong Teknologi Fast Track Jemaah Haji Tanpa Petugas dari Saudi
4 Mei 2025 21:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengapresiasi adanya jalur fast track dalam hal keimigrasian dalam penyelenggaraan haji 2025. Melalui jalur itu, pengecekan imigrasi jemaah haji dilakukan di dalam negeri sebelum berangkat ke Tanah Suci.
ADVERTISEMENT
Nasaruddin mendukung ke depan agar digunakan teknologi biometrik agar pengecekan dilakukan tidak perlu mendatangkan petugas imigrasi Arab Saudi ke Indonesia.
“Biometrik itu nanti mungkin, tidak ada lagi petugasnya Saudi di sini, tetapi petugasnya tetap di Saudi, tetapi di sini menggunakan IT,” ujar Nasaruddin kepada wartawan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Minggu (4/5).
Lebih lanjut, Imam Besar Masjid Istiqlal itu optimistis teknologi itu kemudian bisa diterapkan di Indonesia. Tidak hanya untuk ibadah haji, tapi bisa juga digunakan untuk umrah.
Sehingga, lanjut Menag, apabila ada berkas yang tidak sesuai, jemaah yang sudah telanjur berangkat ke Arab Saudi tidak perlu dideportasi, tapi bisa diantisipasi sejak masih berada di Indonesia.
“Semakin ke sini semakin canggih teknologi, Semakin mudah, mudah bagi Saudi Arabia tidak usah repot-repot lagi mengerahkan petugasnya ke sini,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Kalau ada misalnya yang tidak lengkap kita perlu deportasi kan, suruh pulang kampung aja bukan deportasi lagi. Nah jadi sangat menguntungkan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Sesditjen PHU) Arfi Hatim mengungkapkan peningkatan layanan haji 2025 diwujudkan melalui berbagai inovasi, di antaranya digitalisasi layanan akomodasi di asrama haji dan fast track di bandara keberangkatan.
Tahun ini, layanan yang dirintis sejak 2019 ini juga kembali dioperasikan di Bandara Soekarno-Hatta, Adisoemarmo Solo, dan Juanda Surabaya. Sebanyak 122.291 jemaah akan menggunakan fasilitas ini, yang memungkinkan proses imigrasi Arab Saudi diselesaikan sepenuhnya di Indonesia.
“Dengan fast track, jemaah tidak perlu lagi mengantre lama di bandara Arab Saudi. Mereka bisa langsung menuju hotel atau lokasi tujuan setelah mendarat. Ini sangat menghemat waktu dan tenaga,” jelas Arfi.
ADVERTISEMENT