Menag: Jangan Rusak Bhinneka Tunggal Ika, Sama Saja Merusak Amanah Tuhan

19 Desember 2024 13:04 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan sambutan pada Seminar Natal Nasional 2024 Gereja Berjalan Bersama Negara: Semakin Beriman, Humanis, dan Ekologis, di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (19/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan sambutan pada Seminar Natal Nasional 2024 Gereja Berjalan Bersama Negara: Semakin Beriman, Humanis, dan Ekologis, di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (19/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri acara seminar Natal nasional 2024 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (19/12). Nasaruddin menitip pesan kepada seluruh hadirin dan umat beragama untuk menjaga toleransi.
ADVERTISEMENT
Nasaruddin menyinggung semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika' (berbeda-beda tetap satu) milik Indonesia. Ia mengatakan, semboyan ini harus senantiasa diterapkan dan dijalankan.
“Komparasi lukisan Tuhan terhubung di tempat ini. Maka itu lukisan yang indah adalah manakala ada warna-warna kontras yang menghiasi sebuah bingkai. Bingkainya adalah NKRI, tapi lukisannya Bhineka Tunggal Ika,” kata Nasaruddin Umar.
Menag Nasaruddin Umar saat menghadiri Hari Pahlawan di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Jatim, Kamis (14/11/2024). Foto: Kemenag RI
Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana mestinya.
“Jangan pernah ada yang mencoba-coba merusak lukisan Tuhan (tersebut). Selain merusak kemanusiaan, kita juga merusak amanah Tuhan Yang Maha Kuasa,” ucap Nasaruddin.
Nasaruddin mengingatkan, toleransi bukanlah hiasan bibir, tetapi bagaimana bersikap saling menerima satu sama lain. Termasuk menghormati pilihan agama masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Jadi, Bapak-Ibu sekalian, toleransi, jangan hanya menjadi hiasan bibir. Toleransi yang sejati adalah kesediaan kita menerima orang yang berbeda dengan kita dengan tulus,” ucapnya.
“(Termasuk) memberikan tempat dalam hati kita yang sangat dalam (untuk) orang-orang yang berbeda dengan kita,” imbuhnya.