Menag: Kuota Haji RI 2024 Tetap 221 Ribu

3 Juli 2023 3:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menag Yaqut Cholil Qoumas di Acara Persiapan Layanan Jemaah Haji usi masa Armuzna Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menag Yaqut Cholil Qoumas di Acara Persiapan Layanan Jemaah Haji usi masa Armuzna Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan kuota haji Indonesia pada 2024. Jumlahnya tetap sama seperti tahun ini, yakni 221 ribu.
ADVERTISEMENT
"Jadi begini, kemarin ketika saya bertemu dengan Kemenhaj (Kementerian Haji Saudi) saat itu juga disampaikan kuota haji kita mereka sudah berikan sama dengan tahun ini, 221 ribu yang ini harus selesai proses administrasi dan pembayaran Maret tahun depan," kata Gus Men, begitu Yaqut disapa, kepada wartawan di Makkah, Minggu (3/7).
Gus Men mengatakan, segala macam kontrak terkait dengan haji tahun depan harus sudah selesai pada Maret 2024. Sehingga, gelombang pertama jemaah haji akan diberangkatkan pada April 2024.
"Artinya waktunya sangat panjang, lakukan persiapan. Mudah-mudahan ini bisa memberikan pelayanan kepada jemaah haji," ucap dia.
Sebagai catatan, untuk kuota haji RI tahun 2023, terdapat tambahan sebanyak 8.000. Sehingga totalnya menjadi 229 ribu.
ADVERTISEMENT
Jemaah haji melakukan tawaf ifadah mengelilingi ka'bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (1/7/2023). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
Dalam pertemuan tersebut juga, kata Gus Men, Pemerintah Saudi akan melakukan sejumlah perubahan. Salah satunya soal posisi maktab. Maktab adalah kantor yang diberi kewenangan Pemerintah Arab Saudi untuk mengurus penyiapan layanan jemaah haji.
Gus Men mempertanyakan mengapa Maktab Indonesia di Mina posisinya jauh ke Jamarat, yang merupakan tempat melempar Jumroh. Pemerintah Saudi pun memberikan jawaban.
"Pemerintah Saudi melalui Kemhaj menyampaikan besok (tahun depan) siapa yang menyelesaikan proses administrasi lebih dulu dia akan pilih posisi maktab," kata Gus Men.
"Nah ini jadi challenge bagi kemenag karena mereka menghitung siklus haji dengan kalender hijriah sementara siklus keuangan kita menggunakan kalender masehi ini tantangan mudah-mudahan kita bisa mencari titik temu antara dua siklus yang berbeda ini untuk memberikan pelayanan terbaik," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Gus Men menyampaikan banyak catatan kepada Kementerian Haji Saudi, seperti operasional bus, fasilitas pendingin di tenda di Muzdalifah, hingga jalur khusus bagi lansia. Dia menyebut catatan-catatan itu direspons dengan baik.
"Saya sangat optimis pemerintah Saudi dalam memberikan pelayanan kepada jemaah haji kita dan seluruh jemaah haji dunia lebih baik mereka sudah berkomitmen melakukan perubahan," pungkasnya.