news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Menag Mau Bikin Kursus Calon Pengantin 1 Semester Buat Cegah Angka Perceraian

6 Maret 2025 22:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pernikahan. Foto: Eddie Cheever/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pernikahan. Foto: Eddie Cheever/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tingginya angka perceraian di Indonesia menjadi perhatian serius Kementerian Agama.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan, Kemenag berencana membuat program kursus calon pengantin selama satu semester untuk mencegah perceraian.
“Bayangkan, 2,2 juta orang menikah setiap tahun, berarti sekitar 4 jutaan orang. Dari jumlah itu, 35 persen di antaranya cerai. Dan 80 persen perceraian terjadi pada usia pernikahan di bawah 5 tahun,” ujar Nasaruddin dalam konferensi pers Program Prioritas Kementerian Agama di Jakarta Pusat, Kamis (6/3).
Nasaruddin menyoroti dampak sosial dari perceraian yang sebagian besar merugikan perempuan dan anak-anak.
“Saya ingin menggarisbawahi ini, 35 persen perceraian setiap tahun. Jadi bayangkan 2 juta 200 orang kawin setiap orang, berarti 4 jutaan orang, 35 persen di antaranya itu cerai setiap tahun. 80 persen perceraian itu adalah usia rumah tangga muda 5 tahun ke bawah,” katanya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan rapat koordinasi dengan Mensesneg dan Seskab di Istana Negara, Jakarta, Jumat (27/12/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Nasaruddin menyebut ada 13 faktor penyebab perceraian, di antaranya masalah ekonomi, perbedaan usia, perbedaan pendidikan, dan pernikahan lintas agama.
ADVERTISEMENT
“Tapi paling rawan adalah perkawinan lintas agama. Itu penyumbang lebih dari 90 persen perceraian,” ungkapnya.
Karena itu, Kementerian Agama menilai pentingnya pembekalan bagi calon pengantin agar mereka lebih siap menghadapi kehidupan rumah tangga.
“Coba bayangkan, bagaimana mungkin bisa lestari sebuah pernikahan kalau nasihat pernikahan cuma 7 menit? Nah, kita nanti akan membuat kursus calon pengantin ini kalau perlu setara dengan satu semester,” terang Nasaruddin.
Ilustrasi buku nikah. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Program ini terinspirasi dari sistem pendidikan pra-nikah di agama Katolik dan di beberapa negara yang menerapkan pembekalan jangka panjang bagi calon pengantin.
“Seperti teman-teman kita di agama katolik dan di luar negeri itu banyak sekali yang sangat seperti kuliah satu semester tuh,” ujarnya
“Bagaimana caranya berumah tangga yang baik? Nah kita di Indonesia itu gampang sekali kawin. Segala sesuatu yang gampang dilakukan itu biasanya gampang bubaran,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari program ini, Kementerian Agama juga berencana bekerja sama dengan Mahkamah Agung untuk memperkuat bimbingan pernikahan. Langkah ini diharapkan bisa menekan angka perceraian dan mencegah dampak sosial yang ditimbulkannya.
“Kami bekerja sama dengan Mahkamah Agung untuk mencegah terjadinya perceraian,” ujarnya
“Jadi dampaknya itu akan menciptakan ketenangan, kedamaian, kesejukan, keharmonisan, kekhususan, keakraban satu sama lain. Itu adalah misi layanan keagamaan berdampak,” tutup Nasaruddin.