Menag Nasaruddin: Perusakan Alam Dosa Besar, Ada Nerakanya

6 Maret 2025 21:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menag Nasaruddin Umar saat menghadiri Hari Pahlawan di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Jatim, Kamis (14/11/2024). Foto: Kemenag RI
zoom-in-whitePerbesar
Menag Nasaruddin Umar saat menghadiri Hari Pahlawan di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Jatim, Kamis (14/11/2024). Foto: Kemenag RI
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa perusakan lingkungan adalah tindakan yang tidak hanya merusak alam, tetapi juga merupakan dosa besar dalam pandangan agama.
ADVERTISEMENT
Hal ini dia sampaikan saat jumpa pers Program Prioritas Kementerian Agama di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (6/3).
“Salah satu concern kami di Kementerian Agama ini, bagaimana menggunakan bahasa agama untuk merawat planet kita ini. Bagaimana menggunakan bahasa agama untuk melakukan safety terhadap alam semesta kita ini,” ujar Nasaruddin.
Ia mengungkapkan, ada pandangan dari LSM di Amerika yang menyebut tiga agama besar Islam, Kristen, dan Yahudi sebagai pemicu kerusakan alam. Tuduhan ini didasarkan pada tafsir ayat-ayat kitab suci yang dianggap memberikan kebebasan mutlak kepada manusia sebagai penguasa alam.
Namun, Nasaruddin membantah keras tuduhan tersebut.
"Kami bersepakat untuk membantah LSM di Amerika itu, bahwa itu tidak benar. Kami datang bertiga untuk memberikan konferensi pers, bahwa Islam, Nasrani atau Kristen, Katolik Protestan tentunya dan Yahudi tidak benar seperti yang dituliskan itu," tegasnya.
ADVERTISEMENT
“Kami tunjukkan dalam ayat-ayatnya, bahwa kita tidak boleh melampaui batas di dalam mengeksploritasi alam semesta,” tambahnya.
Ilustrasi menebang kayu. Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Menurut Nasaruddin, semua agama sejatinya mengajarkan pelestarian lingkungan. Bahkan, ia menyebut perusakan alam sebagai dosa besar.
“Bagaimana caranya menganggap bahwa perusakan alam itu adalah dosa besar. Ada nerakanya itu,” kata dia.
“Seandainya dunia ini pasti besok dunia ini kiamat, teruslah kalian menanam pohon itu kata hadis nabi. Haram hukumnya untuk membuang kotoran di air yang mengalir dan air yang tergenang itu hadis nabi, tidak boleh,” jelasnya
Untuk memperkuat komitmen ini, Kementerian Agama mengembangkan konsep ekoteologi, ajaran agama yang berwawasan lingkungan.
“Eko artinya berwawasan lingkungan, teologi artinya ajaran agama. Jadi manusia itu bukan hanya sebagai subjek, dan alam semesta itu bukan hanya objek. Kalau kita mengeksploitasi alam melampaui daya dukungnya, dunia ini akan semakin cepat kiamat,” jelas Nasaruddin.
ADVERTISEMENT
Suasana lalu lintas kembali normal di depan gedung kementrian Agama, Kamis (4/3). Foto: Haya Syahira/kumparan
Sebagai langkah konkret, Kementerian Agama mencanangkan gerakan penanaman 1 juta pohon di lingkungan kementerian dan rumah ibadah.
“Kita juga akan melakukan gerakan penanaman 1 juta pohon. Untuk seluruh lingkungan Kementerian Agama ya, kita akan seragam, serentak pada satu hari tertentu. Nanti kita sudah susun jadwalnya,” tuturnya.
Menurut Nasaruddin, rumah ibadah yang asri dan terawat bisa menciptakan suasana batin yang lebih baik.
“Jadi kalau rumah-rumah ibadah itu cantik, pasti hatinya pun juga akan lebih toleran nanti,” tambahnya.