news-card-video
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Menag: Perlu Pembaruan Fikih Zakat, Jangan Harusnya Dikasih Ikan Jadi Perahu

21 Maret 2025 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam konferensi pers Festival Ramadan, di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam konferensi pers Festival Ramadan, di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Nasaruddin Umar menilai perlu adanya pembaruan terkait fikih zakat yang dapat mengartikulasikan ayat dan hadis dalam perkembangan ekonomi modern. Sebab, hingga kini, fikih zakat yang digunakan di Indonesia berusia ribuan tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini ada fikih zakat yang kami sungguhkan, supaya ada pembaruan fikih zakat di Indonesia. Karena fikih zakat yang kita menggunakan selama ini, fikih zakat yang disusun seribu tahun yang lampau,” tutur Nasaruddin di Kantor Kemenag, Jl. M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (21/3).
“Tentu banyak hal yang sangat canggih perekonomian kita sekarang ini yang perlu di-cover oleh zakat. Maka itu perlu ada fikih zakat yang modern yang kita bisa mengartikulasikan ayat dan hadis itu dalam bahasa perkembangan ekonomi modern sehingga banyak sekali yang bisa kita lakukan,” tambah dia.
Nasaruddin mengatakan, pembaruan fikih zakat ini juga diharapkan dapat mengatur golongan miskin. Jangan sampai orang yang harusnya mendapatkan ikan jadi dikasih perahu.
ADVERTISEMENT
“Termasuk miskin, siapa orang miskin yang bisa dikasih ikan, siapa yang lebih pantas dikasih pancing, siapa yang lebih cepat tentu dikasih perahu. Jangan salah ngasih, harusnya dikasih ikan, dikasih perahu,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.
Nasaruddin menilai, perlu adanya pengelompokan golongan miskin yang berhak menerima zakat agar tidak terjadi kemubaziran akibat salahnya pemberian dana zakat.
“Mubazir itu tidak efektif. Atau sebaliknya, harusnya dikasih perahu, dikasih ikan. Itu juga tidak efektif. Kita juga harus melakukan mapping. Ada, saya istilahkan tadi, kemiskinan natural itu. Kemiskinan karena kebakaran, banjir, longsor, dan seterusnya, pungkasnya.