Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan gagasan untuk merumuskan kurikulum cinta saat menghadiri sidang tanwir PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (5/12).
ADVERTISEMENT
“Kami sedang menyoroti kurikulum bawah sampai ke atas, kita mencoba untuk merumuskan kurikulum berbasis cinta,” kata Nasaruddin di depan seluruh pengurus pusat Muhammadiyah.
Kurikulum dengan pendekatan cinta ini merupakan kritik penerapan kurikulum yang saat ini terjadi.
Menurutnya, kurikulum saat ini khususnya kurikulum pendidikan agama terlalu menonjolkan perbedaan sehingga berpotensi menimbulkan kebencian antar umat beragama.
“Selama ini setiap guru-guru agama terutama mengajarkan kepada muridnya, dan kita juga sebagian produk daripada keadaan seperti ini, agama yang paling benar adalah agama Islam, yang lainnya sesat,” kata Nasaruddin.
“Jadi ditanamkan kurikulum perbedaan atau kurikulum kebencian satu sama lain, apa jadinya? Anak-anak ini nanti kalau dewasa itu akan mengendap sampai saat tua nanti kalau kita memang beda, tidak bisa (bersatu),” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kurikulum cinta ini tetap ada batasannya. Kurikulum ini akan membuat murid menghargai perbedaan, bukan membuat murid berpandangan bahwa semua agama itu sama.
“Tetapi sekali lagi dengan tetap memperhatikan bahwa tidak boleh sama sekali juga menyamakan semua agama, karena itu bisa orang mudah pindah-pindah agama,” kata imam besar Masjid Istiqlal itu.
Melalui kurikulum ini, Nasaruddin berharap anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan pola pikir yang inklusif dan mampu memandang perbedaan sebagai bagian dari keragaman dan kekayaan bangsa.