Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Menag: Tak Ada yang Kalahkan Penjualan Al-Quran di AS, bahkan 'Da Vinci Code'
29 Januari 2025 16:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar membuka acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Internasional Indonesia IV tahun 2025. Dalam sambutannya ia menyinggung soal kecintaan manusia terhadap Al-Quran.
ADVERTISEMENT
Tema MTQN 2025 adalah "Al-Quran, Environment, and Humanity for Global Harmony" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (29/1).
"Kenapa begitu kita mencintai Al-Quran? Karena kita tahu bahwa Al-Quran itu adalah kalamullah, firman Allah subhanahu wa ta'ala. Al-Quran ini adalah mampu mencerahkan masyarakat tempat turunnya Al-Quran pada waktu itu sangat primitif, kebanyakannya masih buta aksara, ya buta huruf," kata Nasaruddin dalam pidatonya.
Nasaruddin menyebut, pasa saat diturunkan, Al-Quran dapat menjadi petunjuk kepada masyarakat yang sangat primitif pola pikirnya. Bahkan, kata dia, sampai saat ini Al-Quran tetap menjadi petunjuk bagi masyarakat yang disimbolkan sebagai masyarakat Artificial Intelligence (AI).
"Jadi semua etnik, semua zaman sangat mengagumi Al-Quran. Inilah salah satu bukti kemukjizatan Al-Quran," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Imam Besar Masjid Istiqlal itu bercerita bahwa ada salah satu majalah perbukuan di Amerika Serikat mencatat bahwa penerbitan yang paling laku di seluruh wilayahnya adalah Al-Quran. Bahkan tidak ada penerbitan yang mampu menandingi penerbitan Al-Quran.
"Bahkan, dibandingkan novel Da Vinci Code yang pernah fenomenal 1 tahun terjual 5 juta eksemplar, tapi itu pun juga belum mampu menyaingi oplah penjualan Al-Quran," kata dia.
"Dan ternyata bukan hanya di Amerika tapi juga di negara-negara Eropa belum ada yang bisa menandingi oplah penjualan Al-Quran," terang dia
Kata dia, hal itu menunjukkan bahwa Al-Quran merupakan pusat perhatian bukan hanya bagi para seniman, politisi dan pakar agama.
"Tapi juga para saintis terutama yang sekarang ini banyak mengkaji, mendalami Al-Quran. Semakin dikaji semakin bermunculan rahasia-rahasia ajaib kedahsyatan Al-Quran itu sendiri," pungkas Nasaruddin.
ADVERTISEMENT