Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Menag: Tak Mungkin Kita Jadi Hamba yang Khusyuk Kalau Rusak Alam
29 Januari 2025 17:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar membuka acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Internasional Indonesia IV tahun 2025 dengan tema "Al-Qur'an, Environment, and Humanity for Global Harmony" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (29/1).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan alasan pihaknya mengambil tema tersebut.
Menurutnya, hal itu merupakan tantangan untuk membuktikan bahwa ajaran Al-Qur'an menekankan pentingnya menjaga lingkungan, bukan sebaliknya.
"Topik MTQ kita hari ini Al-Qur'an, Environment and Humanity for Global Harmony. Ini saya kira suatu tantangan ya bahwa mari kita buktikan Al-Qur'an ini adalah salah satu kitab yang menekankan betapa pelestarian lingkungan itu suatu keharusan," kata Nasaruddin.
Nasaruddin menegaskan bahwa tidak mungkin seorang muslim dapat beribadah dengan khusyuk bila masih merusak alam semesta.
"Tidak mungkin kita bisa menjadi hamba yang taat hamba yang khusyuk kalau lingkungan alam kita rusak. Tidak mungkin kita bisa khusyuk di dalam salat kalau gempa bumi terus-menerus, banjir terus-menerus, climate change," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, ia menekankan bahwa manusia yang memiliki fungsi sebagai hamba dan pemimpin di muka bumi harus dapat menjalankan tugas keduanya dengan baik.
"Dua kapasitas kita, kita sebagai khalifah [pemimpin], abid [hamba] di situ. Tapi juga tidak mungkin bisa menjadi khalifah, yang sukses kalau kita tidak beribadah dengan baik, dan tidak mungkin kita beribadah dengan baik kalau rusak alam ini di sekitar kita," terang dia
Karenanya, Imam Besar Masjid Istiqlal itu menuturkan bahwa perlombaan MTQ sebagai sarana untuk mengingatkan tugas seorang muslim sebagai hamba dan juga sebagai pemimpin.
"Inilah fungsinya Musabaqah Tilawatil Quran untuk mengingatkan kembali, menggaungkan kembali, mendengungkan kembali betapa perlunya kita bersahabat dengan alam semesta untuk menunda kiamat itu terjadi," tandasnya.
ADVERTISEMENT