Menag: Tidak Boleh Sejengkal Tanah Indonesia Digunakan untuk Kejahatan Seksual

14 November 2024 17:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Nasaruddin Umar, saat konferensi pers pembukaan Mudzakarah Perhajian di Kampus AIA Persis Bandung, pada Kamis (7/11/2024). Foto: Robby Bounceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Nasaruddin Umar, saat konferensi pers pembukaan Mudzakarah Perhajian di Kampus AIA Persis Bandung, pada Kamis (7/11/2024). Foto: Robby Bounceu/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berbicara tegas soal kasus siswi Kelas 1 MI (selevel SD) di Banyuwangi, Jawa Timur, dibunuh dan diperkosa. Baginya, tak ada tempat bagi pelaku kejahatan seksual di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kalau kenyataannya sudah sadis seperti ini itu memang perlu dihukum seberat-beratnya untuk menimbulkan efek jera. Hukum mati," kata Menag kepada kumparan, Kamis (14/11).
"Tidak boleh sejengkal tanah Indonesia digunakan untuk melakukan kejahatan seksual yang sadis," tegas dia.
Nasaruddin menambahkan, masyarakat dan pengelola institusi pendidikan harus mewaspadai maraknya kejahatan seksual ke anak. Jangan sampai seperti fenomena gunung es.
"Masyarakat dan pengelola pendidikan pun harus lebih waspada, jangan-jangan ini hanya semacam gunung es itu yang sempat dimediakan," tuturnya.
"Jadi ini akibat lain dari ketimpangan gender laki laki lebih berkuasa dalam masyarakat dan perempuan itu lebih mudah untuk korban. Jadi saya kira secara sosiologis ya relasi kuasa ini harus dieliminir dalam masyarakat. Supaya jangan laki laki full power terhadap perempuan," tutup Nasaruddin.
Tempat kejadian perkara pemerkosaan dan pembunuhan terhadap siswa MI Banyuwangi yang berjarak 100 dari rumah korban diberi garis polisi, Kamis (14/11/2024). Foto: kumparan
Sebelumnya, Kasatreskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega, menuturkan orang tua korban sebelumnya sempat gelisah karena anaknya itu jam 10.30 WIB belum pulang ke rumah. Padahal jam sekolah selesai pukul 10.00 WIB.
ADVERTISEMENT
"Saat itu orang tua menelepon pihak sekolah. Dilakukanlah upaya pencarian bersama hingga akhirnya korban ditemukan meninggal dunia di semak-semak," kata Vega.
Titik tempat jenazah korban ditemukan memang tidak bisa dilihat dari jauh, tertutup ilalang tinggi, ada bambu juga.
Ibu korban sempat bolak-balik ke area tersebut sampai 3 kali sebelum menemukan sang anak yang telah tiada.