Menag Ungkap Pemicu Biaya Haji Masih Mahal

4 Mei 2025 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menag Nasaruddin Umar di Makkah. Foto: Kemenag RI
zoom-in-whitePerbesar
Menag Nasaruddin Umar di Makkah. Foto: Kemenag RI
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Nasaruddin Umar membeberkan hal-hal yang membuat biaya ibadah haji masih tinggi. Menurutnya, biaya haji tinggi itu karena masa tinggal jemaah di Arab Saudi yang terlalu lama.
ADVERTISEMENT
“Pertama, lamanya kita berada di Saudi Arabia, satu hari itu bisa menghabiskan dana berapa yang bisa sampai Rp 50 miliaran,” ujar Nasaruddin kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (4/5).
Nasaruddin mengatakan, lamanya jemaah di Saudi itu diakibatkan slot pesawat di Arab Saudi yang penuh saat musim haji yang mengakibatkan antrean untuk menjemput para jemaah haji Indonesia.
Menag Nasaruddin Umar, mengambil foto untuk Prabowo Subianto bersama jemaah haji saat peresmian Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu (4/5/2025). Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengungkapkan, apabila slot pesawat bisa dinegosiasikan, masa tinggal jemaah bisa berkurang dan menekan biaya haji.
“Tergantung bandaranya, tergantung kalau bandaranya slot yang memungkinkan kita bisa lebih murah kan yang membuat kita lama itu sebetulnya bukan karena penginnya orang Indonesia lama-lama di sana, tapi karena begitu padatnya pesawat menjemput seluruh dunia,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Selain pesawat, Nasaruddin menyebut ada beberapa komponen lain yang bisa dihemat seperti contohnya biaya hotel dan bus selama berada di Tanah Suci.
Jemaah haji kloter I tiba di Madinah. Foto: Dok. Media Center Haji
Meski begitu, Nasaruddin mengapresiasi biaya haji tahun ini turun sebesar Rp 4 juta. Menurutnya, itu hal baik di tengah ketidakpastian global. Kata dia, biaya haji bisa dikurangi karena efisiensi di beberapa sektor.
“Dalam kondisi pajak di Saudi Arabia meningkat dan dalam kondisi nilai jual atau apalagi dolar kita sekarang ini kan kuat ya, tapi tetap jemaah haji itu diperhitungkan seperti apa adanya dan dengan demikian kalau kita mau berekspektasi, mau berpikiran logic, maka seharusnya jemaah haji tahun ini bayar mahal, apalagi kan bantuan BPKH itu berkurang,” tuturnya.
“Kenapa bisa bayarnya lebih murah? Itu karena kita melakukan penghematan-penghematan di berbagai tempat” tutup dia.
ADVERTISEMENT
Prabowo Subianto saat peresmian Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu (4/5/2025). Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meminta Menag dan Badan Penyelenggara Haji untuk mengurangi biaya ibadah haji. Ia meminta agar lebih murah dibanding negara tetangga, Malaysia.
Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 6 Tahun 2025 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1446H /2025M, BPIH 2025 rata-rata sebesar Rp 89.410.258,79. Sementara, Bipih (Biaya Perjalanan Ibadah Haji) yang harus dibayar jemaah pada tahun 2025 rata-rata Rp 55.431.750,78.
Untuk membayar selisih antara Bipih dan BPIH itu, pemerintah mengeluarkan nilai manfaat sebesar Rp 6.831.820.756.658,34. Dana haji dan nilai manfaat itu dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).