Menag: Yang Tutup Patung Bunda Maria di DIY Itu Pemiliknya Sendiri, Bukan Warga

24 Maret 2023 16:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penutupan patung Bunda Maria di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa St Yakobus di Pedukuhan Degolan, Bumirejo, Lendah, Kabupaten Kulon Progo menggunakan terpal. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Penutupan patung Bunda Maria di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa St Yakobus di Pedukuhan Degolan, Bumirejo, Lendah, Kabupaten Kulon Progo menggunakan terpal. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Patung Bunda Maria yang ditutup terpal di Kulon Progo, DIY, membuat heboh masyarakat karena disebut dilakukan sebuah ormas. Namun, isu ini akhirnya diklarifikasi bahwa penutupan patung berdasarkan permintaan pemilik, bukan karena desakan pihak lain.
ADVERTISEMENT
Polisi pun telah mengamini hal tersebut. Rumah Doa Sasana Adhi Rasa St Yakobus Pedukuhan Degolan, belum diresmikan. Oleh karena itu, dari pemilik yang kebetulan domisili ada di Jakarta, patung Bunda Maria sementara ditutup.
Menag Yaqut Cholil Qoumas kembali menegaskan terkait isu yang ramai di media sosial ini.
"Ya menutup karena memang mendirikannya juga tidak melalui prosedur, proses yang memang harus dilalui, ditempuh dan dengan sadar setelah melakukan musyawarah, yang punya sendiri yang menutup. Jadi bukan warga itu seperti yang diberitakan itu keliru," kata Gus Yaqut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/3).
Meski demikian, Gus Yaqut mengimbau agar semua umat beragama saling menghormati dan menyadari masing-masing haknya sebagai warga negara.
ADVERTISEMENT
"Ya, semua saling menghormati, paling enak itu hidup saling menghormati. Sadar bahwa hak, kita semua punya hak, dan hak kita dibatasi oleh hak orang lain. Itu paling enak," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolres Kulon Progo AKBP Muharomah Fajarini memberi informasi perihal adanya kesalahan dari pihak kepolisian dalam membuat laporan. Sehingga yang beredar bahwa penutupan karena ada desakan ormas.
"Terhadap berita yang beredar, itu adalah kesalahpahaman gagal paham dari anggota kami yang menulis laporan," ujar Fajarini.
Kesalahan penulisan laporan itu membuat penutupan seakan-akan desakan dari ormas. Sebab sebelumnya memang ada orang yang mengaku sebagai bagian sebuah ormas yang datang, namun hanya untuk menyampaikan masukan warga saja.
"Jadi menyampaikan masukan warga, tidak ada tekanan-tekanan, kemudian memaksa menutup patung Bunda Maria tersebut, apalagi dengan menggunakan terpal," pungkasnya.
ADVERTISEMENT