Menaker Soal Tren #KaburAjaDulu: Memang Ada Kesempatan Kerja di Luar Negeri

17 Februari 2025 10:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli merespons soal ramai tagar #KaburAjaDulu yang viral di media sosial. Dia menilai memang ada kesempatan bekerja di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Tanggapannya, ya itu apa ya ini kan netizen terkait dengan kabur aja, memang di satu sisi saya lihat kesempatan kerja di luar memang ada ya," kata Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/2).
Namun, Yassierli menjelaskan hal tersebut bukan untuk kabur dari Indonesia. Melainkan untuk meningkatkan skill.
"Jadi semangatnya bukan kabur sebenarnya, jadi kalau memang ingin untuk meningkatkan skill dan ada peluang kerja di luar negeri," ucap dia.
Beginilah indahnya pemandangan di Murren, Swiss. Terlihat puncak pegunungan Alpen. Foto: Reza Aditya Ramadhan/kumparan
Dia mengatakan, tak masalah jika nantinya masyarakat yang kabur ke luar negeri dan kembali ke Indonesia untuk menyumbangkan ilmu yang telah di dapat selama di luar negeri.
"Kemudian, kembali ke Indonesia bisa membangun negeri ya tidak masalah," ujar dia.
Tagar #KaburAjaDulu menjadi trending topic di X sebulanan ini karena kekhawatiran pada kondisi dalam negeri Indonesia. Foto: Tangkapan layar X
Namun, ia menilai dengan adanya aksi kabur ke luar negeri menjadi tantangan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tapi, ini tantangan buat kita kalau memang itu adalah terkait dengan aspirasi mereka. Ayok, pemerintah create better jobs itu yang kemudian menjadi catatan kami dan concern kami," tandasnya.
Tagar #KaburAjaDulu menjadi trending topic di media sosial sebulanan ini karena kekhawatiran pada kondisi dalam negeri Indonesia yang dinilai suram.