Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Menanti Andika Perkasa dan Dudung di Rapat DPR 26 September
15 September 2022 11:36 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Hubungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman disebut-sebut tak harmonis. Hal ini mencuat dan menjadi sorotan saat rapat Komisi I dengan jajaran petinggi TNI dan Menhan untuk membahas rencana kerja dan anggaran pekan lalu, Senin (5/9).
ADVERTISEMENT
Di tengah isu tersebut, Anggota Komisi I Effendi Simbolon membuat pernyataan yang menjadi polemik dengan TNI.
Rapat DPR 26 September pekan depan menjadi momen yang dinantikan untuk melihat hubungan Andika-Dudung serta respons keduanya soal pernyataan Effendi yang membuat TNI gaduh.
Berikut serba-serbi isu yang melibatkan Panglima TNI, KSAD dan anggota Komisi I tersebut.
Awal mula isu hubungan disharmonis Andika-Dudung mencuat
Saat rapat dengar pendapat Komisi I dengan TNI dan Menhan pekan lalu, Senin (5/9), Prabowo dan Dudung absen. Prabowo diwakili oleh M Herindra dan Dudung diwakili oleh Wakasad Mayjen Agus Subiyanto.
Sejumlah anggota Komisi I mencuatkan isu ketidakharmonisan Dudung dan Andika dalam rapat tersebut. Sebab, Andika dan Dudung hampir tak pernah hadir dalam satu acara yang sama.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan, Dudung absen dalam rapat karena kunjungan ke Kodam II Sriwijaya dalam rangka pemeriksaan kesiapan operasi Satgas Yonif.
Meski telah dijelaskan, dugaan ketidakharmonisan itu masih dibahas oleh Effendy Simbolon dari PDIP dan Helmy Faishal Zaini dari PKB.
"Saya kira saya usul malam ini juga kita rapat terbuka, jangan ada yang ditutupi. Saya tidak ingin berpihak ke siapa-siapa. Ingin penjelasan dari Saudara Jenderal TNI Andika dan penjelasan dari jenderal TNI Dudung Abdurrachman. Ada apa? Apa terjadi disharmoni begini, ketidakpatuhan?" ungkap Effendi.
"Ini semua menjadi rahasia umum, Pak, rahasia umum Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," kata Effendi.
ADVERTISEMENT
"Bahwa dalam kaitan penyampaian penting sekali pendapat yang bersangkutan untuk hadir dalam kaitan ini Panglima sudah hadir. Kita harapkan Pak KSAD bisa hadir, sekaligus menepis di sosial media, di berbagai macam, itu ada informasi yang tidak enak bahwa ada hubungan yang kurang harmonis antara Panglima dengan KSAD," tambah Faishal.
Effendi: Andika dan Dudung makin panas setelah anak Dudung dinyatakan gagal masuk Akmil
Effendi Simbolon juga menilai ketidakharmonisan Andika dan Dudung disebabkan tidak lolosnya anak Dudung masuk ke Akademi Militer (Akmil).
"Sampai urusan anak KSAD gagal masuk Akmil pun menjadi isu. Emangnya kalau KSAD kenapa? Emang harus masuk? Emang kalau anak presiden harus masuk? Siapa bilang itu, ketentuan apa? Ini kita harus tegas, Pak. Saya lebih tua dari bapak-bapak semua saya berhak bicara di sini," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Andika mengatakan, saat ini anak Dudung sudah diterima dan masuk Akmil.
"[Anaknya Dudung] Sekarang sudah masuk [Akmil]. Sekarang sudah masuk jadi bagian dari mereka yang diterima," kata Andika kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/9).
Respons Andika soal hubungan disharmonis, Dudung belum angkat bicara
Menyikapi isu disharmonisan tersebut, Andika mengatakan dirinya selama ini hanya menjalankan tugas pokok sebagai Panglima TNI sesuai dengan aturan perundang-undangan.
"Ya saya hanya menjalankan tugas pokok fungsi saya dan sesuai dengan aturan perundangan, manakala hal itu diterima A,B,C, ya itu terserah bagaimana yang menyikapi, tapi saya tetap melakukan tugas pokok fungsi saya sesuai dengan peraturan perundangan," kata Andika di DPR.
Ketika disinggung apakah benar ada keretakan hubungan dengan Dudung, Andika membantahnya.
ADVERTISEMENT
"Dari saya tidak ada (disharmonis), karena semua yang berlaku sesuai dengan perundangan tetap berlaku selama ini. Jadi enggak ada yang kemudian berjalan berbeda," ucap dia.
"Menurut saya kita tetap menjalankan kegiatan kita sesuai dengan peraturan perundangan, jadi enggak ada yang berbeda dan enggak ada kemudian yang melenceng dari tupoksi kita," tutup dia.
Sampai saat ini Dudung belum angkat bicara soal isu hubungan disharmonis dengan Andika.
Ribut Dudung vs Effendi
Setelah berkali-kali melontarkan isu terkait hubungan Andika dan Dudung, Effendi juga membuat pernyataan soal TNI yang berakhir menimbulkan polemik.
Masih dalam rapat 5 September dengan Komisi I, Effendi menyebut TNI sebagai gerombolan.
"Kita agak kesampingkan soal pembahasan anggaran. Anggaran sudah hampir pastilah sama, mungkin enggak perlu lagi dibantu. Tapi ada apa di TNI ini perlu, gitu. Kalau perlu, setelah kita pembahasan anggaran, kita jadwalkan nanti malam, ya, kita hadirkan Kepala Staf Angkatan Darat, hadirkan Panglima TNI, kepala staf, untuk membahas, kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, yang insubordinasi, disharmoni, ketidakpatuhan. Ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya. Tidak ada kepatuhan!" ujar Effendi.
ADVERTISEMENT
Sejak Senin (12/9), muncul video kemarahan sejumlah prajurit TNI AD kepada Effendi Simbolon atas pernyataan yang dibuatnya. Dalam sejumlah video, prajurit tak terima TNI disebut gerombolan lalu disamakan dengan ormas. Video tersebut viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, anggota TNI yang menyatakan protes berasal dari Koramil 1504-06/Nusaniwe Ambon.
Pernyataan serupa juga muncul dari Kopral Arif, Dandim 0623 Cilegon Letkol Infanteri Ari Widyo Prasetyo, Komandan Korem 043/Gatam Brigjen Ruslan Effendy, dan lain-lain.
Rupanya video protes dari prajurit TNI AD itu memang perintah dari KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
kumparan mendapatkan video dan rekaman suara arahan Jenderal Dudung kepada para perwira menyikapi ucapan Effendi Simbolon. Namun, belum diketahui kapan arahan secara virtual itu disampaikan.
ADVERTISEMENT
"Kalau harga diri kehormatan sudah diinjak-injak, kok kita diam saja itu. Kita lihat ada letkol, kolonel ngomong, bintang satu, bintang dua ngomong, bergejolak gitu, tidak ada saya lihat itu. Ya, diam-diam saja. Dan dia [Effendi] akhirnya merasa benar," kata Dudung.
"Saya tekankan lagi tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk minta-minta ke wilayah. Enggak usah takut kita. Tidak berpengaruh. Komisi I itu tidak berpengaruh, dia kerjanya hanya minta. Komisi I itu banyak yang bagus, semua bagus, kecuali dia Effendi Simbolon," ujar dia.
Effendi dan Dudung dipanggil ke MKD
Pada Selasa (13/9), dua pihak melaporkann Effendi ke MKD, mereka adalah Pemuda Panca Marga dan Ketua Umum DPP Gerakan Muda Penerus Perjuangan Kemerdekaan (GMPPK) Bernard D. Namang.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Habiburokhman mengatakan akan memanggil pihak Dudung dan Effendi untuk saling membicarakan posisi masing-masing.
Selain karena pernyataan Effendi kepada TNI, Habiburokhman mengungkap telah video yang menunjukkan perintah KSAD Dudung kepada prajurit TNI untuk merespons pernyataan Effendi.
Effendi juga telah menggelar konpers untuk meminta maaf pada TNI atas pernyataannya dalam rapat siang kemarin, Rabu (14/9).
Dudung kemudian mengimbau kepada seluruh prajurit AD untuk tidak merespons berlebihan terkait Effendi. Hal itu disampaikan Dudung melalui Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Hamim Tohari.
Video Dudung Beredar di Grup DPR
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MKD, Habiburokhman, menyebut video Dudung menginstruksikan TNI AD untuk protes ke Effendi Simbolon beredar di grup DPR. Para politikus Senayan merasa diintimidasi.
ADVERTISEMENT
"Terkait pernyataan Pak Dudung yang juga sudah banyak beredar di WhatsApp Group komisi di DPR, banyak yang mempertanyakan, kok, DPR diintimidasi. Kami ingin mengklarifikasi karena terkait juga dengan pernyataan Effendi Simbolon," kata Habiburokhman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9).
"Saya mengusulkan agar MKD juga memanggil Saudara Dudung, jadi supaya clear. Yang benar katakan benar, yang salah katakan salah," imbuh politikus Gerindra itu.
DPR Undang Andika dan Dudung 26 September
Rapat Komisi I dengann TNI dan Menhan akan berlanjut 26 September mendatang. Agenda masih tetap membahas soal anggaran.
TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman dijadwalkan hadir, selain itu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga akan ikut dipanggil.
Wakil Ketua Komisi I Abdul Kharis tidak menyebut rapat tersebut tidak membahas khusus terkait isu disharmonis dan polemik Effendi dan TNI. Namun terbuka jika ada anggota DPR yang ingin berkomentar.
ADVERTISEMENT
"Tanggal 26 September, kan, ada rapat lagi memang. Rapat anggaran. Enggak [khusus bahas persoalan Effendi singgung TNI]. Kita kan bahas anggaran, tapi kan mereka pasti datang, gitu, lho," kata Abdul Kharis di Gedung DPR Senayan, Rabu (14/6).
Meski demikian, Abdul mempersilakan para anggota Komisi I yang ingin membahas persoalan antara anggota Komisi I Effendi Simbolon, Dudung dan Andika.
"Terserah anggota mau nanya atau enggak. Yang pasti agenda kita pembahasan anggaran ya, RKA KL yang terakhir besok, persetujuan," ucap dia.
Balasan Dudung ke Effendi: Nanti lihat tanggal 26 RDP
Dalam video yang beredar, Dudung didampingi Wakil KSAD terlihat memberikan arahan secara online kepada jajarannya untuk memberikan reaksi atas pernyataan Effendi.
Dia juga menyebut akan datang pada RDP 26 September mendatang untuk memberikan balasan kepada Effendi.
ADVERTISEMENT
...kita harus menjadi petarung, jadi jagoan, jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu, diam semua. Nanti lihat tanggal 26 RDP, saya buktikan sama kalian kalau nanti saya akan balas dia.
Jangan kita diam saja. Dia itu siapa, enggak berpengaruh! Enggak berpengaruh! Harga diri kehormatan kita kok diinjak-injak sama dia, Karena saya tahu juga dia dapat angin masalahnya sehingga duduk semua, diam.
Ke depan enggak ada lagi orang-orang seperti itu. Saya sudah diajarin apa yang seharusnya disampaikan di media, jadi jangan salahkan nanti prajurit kita ngamuk gitu, loh.
Live Update