Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Menanti Perhatian Pemerintah untuk Anak Bengkayang
6 April 2017 10:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti fenomena anak Sekolah Dasar di Bengkayang, Kalimantan Barat yang meminta tas ke Presiden Joko Widodo. Ia menilai, pendidikan seharusnya bisa diakses oleh semua anak Indonesia tanpa terkecuali.
ADVERTISEMENT
Ketua KPAI Asrorun Niam mengatakan, pendidikan adalah hak dasar bagi setiap anak.
"Pemerintah harus memberikan akses dan fasilitas untuk kepentingan pendidikan secara operasional ini baik yang langsung maupun tidak langsung. Kemudian ada bantuan sekolah pendidikan dan sejenisnya. Di situ kan tanggung jawab pemerintah karena anak terkendala mendapatkan fasilitas karena akses dan sarana prasarana," kata Niam saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Kamis (6/4).
Untuk persoalan anak-anak yang tinggal di daerah terpencil, sebenarnya ada Undang-undang yang mengatur secara khusus.
"UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan negara menyediakan pendidikan layanan khusus yang treatmennya berbeda dengan kondisi normal termasuk dengan tenaga pendidiknya," ungkap Niam.

Mengingat akses ke Bengkayang yang sulit, Niam menambahkan, ada beberapa cara yang bisa menjadi alternatif pemecahan masalah
ADVERTISEMENT
"Misalnya di wilayah kepulauan, bagaimana memberikan layanan sekolah moving, kalau anak nelayannya memang harus terus di kapal. kalau di kepulauan sekolah harus mampu menjangkau anank anak yang dalam kondisi yang tinggal di tempat terpencil. Guru juga harus mendapatkan intensif khusus," bebernya.
"ini memberikan stimulasi pendidiik di tempat khusus. Itu untuk menjamin kesejahteraan mereka dan menjaga semangat juga," sambung dia.
Menurutnya, video anak-anak di Bengkayang yang meminta tas ke Jokowi merupakan bentuk sindiran bagi pemerintah pusat dan daerah. Seharusnya mereka lebih memperhatikan kebutuhan anak-anak sekolah di daerah terpencil.
"Ini bisa sindiran atau pelecut bagi aparat daerah untuk memberikan perhatian khusus bagi mereka," tutup dia.

Keadaan mereka yang memilukan ini diketahui khalayak setelah Anggit Purwoto, seorang guru yang mengikuti program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengabdikan dirinya untuk kemajuan pendidikan di daerah terpencil. Anggit saat ini mengajar di SMA Negeri 1 Siting. Sambil lalu, ia menjadi pengajar sukarela di SD Negeri 4 Sungkung.
ADVERTISEMENT
Sepekan yang lalu, Anggit mengunggah video di akun instagram pribadinya, @anggitpurwoto. Dengan caption yang menyayat hati, Anggit mengajak netizen berempati dengan nasib para anak-anak lugu tersebut.
"Tidakkah kalian merasa kasihan, masih adakah hati nurani kalian? Mereka hanya minta tas untuk membawa buku yang mungkin bertuliskan mimpi-mimpi kecil mereka," tulis Anggit Purwoto dalam akun Instagramnya seperti dikutip kumparan (kumparan.com), Kamis (6/4).