Menapaki Sejarah Bandung Lewat Sensasi Pengalaman Astral

27 Juli 2024 18:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Angkutan Bandros di Braga Walk City tengah menunggu peserta Bandros Braga Mystery pada Kamis (26/7/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Angkutan Bandros di Braga Walk City tengah menunggu peserta Bandros Braga Mystery pada Kamis (26/7/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
ADVERTISEMENT
Notifikasi WhatsApp masuk: “Bandrosnya (bus) nanti warna biru ya, standby di Braga Citywalk.”
ADVERTISEMENT
Pesan itu dikirim Tiara, admin Bandung Tour on Bus. Saat bersamaan, ingar Braga ketika lewat petang semakin nyata: orang-orang berkumpul, orang-orang kencan, toko-toko terlampau terang, aroma jajanan, hingga debu.
kumparan pun sampai di tempat yang disebut Tiara. Kemudian Tiara bilang coba saja temui Nuy, orang Bandros yang bertugas di lokasi. Dia juga mengirim kontak Nuy.
Perserta menaiki bus Bandros saat mengikuti Bandros Braga Mystery di Bandung, Jumat (26/7/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Ternyata Nuy 'bukan orang sembarangan'. Ia punya tugas 'berat' menerima konfirmasi kehadiran peserta yang hendak ikut Bandros Braga Mystery.
Ketika bertemu Nuy, dikabarkan bahwa bus tur ngaret dari jadwal semula. Alasan ngaret itu begitu menggemparkan dan membuat bulu kuduk merinding: salah satu peserta yang ikut sesi 1 Bandros Braga Mystery berulang kali kesurupan.

Tur Dimulai

Perserta menaiki bus Bandros saat mengikuti Bandros Braga Mystery di Bandung, Jumat (26/7/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Jelang pukul 22.00 WIB, bus yang bergaya british jadul dan dikawal polisi itu sampai juga di Braga City Walk. Warnanya biru sesuai info Tiara.
ADVERTISEMENT
Para peserta sesi satu pun turun dari angkutan wisata itu bergiliran. Di antara wajah-wajah tegang, terdapat dua orang kakak-beradik, Bondan dan Bagas. Dia mengaku mendapat kesan menyenangkan dari tur ini.
“Tadi aku datang pertama kali agak skeptis, agak kurang percayalah. Tapi karena Bandros ini aku agak terbuka, dapat pelajaran,” kata Bagas kepadamu.
Sayang, kesempatan berbincang dengan mereka tak bisa jadi lebih lama. Sebab Bandros sudah siap berangkat buat tur sesi kedua.

Sejarah Kamp Interniran di Bandung

Perserta tur Bandros Braga Mystery saat mencoba berinteraksi dengan sosok astral lewat medium pendulum di depan salah satu SMA Negeri di Bandung, Kamis (25/7/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Berbeda dengan sesi pertama, tur sesi kedua punya rute mengunjungi sejumlah lokasi bekas kamp interniran alias kamp konsentrasi Jepang untuk orang Eropa di masa pendudukan militer pasukan Negeri Matahari Terbit.
Kamp interniran sendiri, dibagi menjadi beberapa bagian. Antara lain kamp tahanan untuk sipil khusus pria, khusus remaja, serta wanita dan anak-anak. Selain itu, ada juga kamp yang diperuntukkan bagi para pejabat Hindia Belanda.
ADVERTISEMENT
Perjalanan mengulik sejarahnya, dipandu oleh Jenni Jean dari DPC HPI Kota Bandung bersama komunitas Indighost.
Menuju lokasi pertama, Bandros yang diisi sekitar 20 peserta melaju ke bilangan Cihapit, Bandung.
Jeni menjelaskan sejumlah perlakuan kejam tentara Jepang baik ke bangsa Pribumi maupun Eropa, hingga kondisi-kondisi prihatin yang kerap dialami oleh para tahanan di kamp interniran.
“Salah satu kisahnya adalah bahwa mereka hanya dikasih makan tiga sendok setiap hari,” ujar dia.
“Sementara penyakit, tidak usah dikatakan lagi, karena di situ boro-boro toilet. Jadi mereka hanya akan menggali lubang dengan air yang sangat terbatas. Makanya banyak sekali yang meninggal karena disentri atau wabah apa pun yang berhubungan dengan kebersihan,” imbuhnya.
Setiba di lokasi yang dituju, pengalaman di luar nalar mulai dirasakan. Rombongan kini menuju salah satu bangunan.
ADVERTISEMENT
Tanpa komando, seluruh peserta tur berdiri membentuk lingkaran. Orang-orang dari komunitas Indighost lantas mengajak merasakan kehadiran sosok astral wanita Belanda di sana, lewat medium ghost tarot.
Zio dari Indighost, mengatakan, kalau dirinya diperlihatkan momen terakhir saat si wanita Belanda berpisah dengan anaknya. Sang anak dipindah paksa ke jongen kampen alias kamp penahanan khusus remaja.
“Si sosok wanita ini, dia itu setelah berbaris mengambil makanan. Terus dia diminta membungkuk, kemudian dia menghabiskan makanan ini berdua dengan si sosok anaknya ini,” kata Zio pada para peserta.
“Kemudian si sosok anaknya ini ditarik, dibawa ke seperti mobil militer gitu. Dia gak bisa menahan anaknya itu. Terakhir dia melihat anaknya, ketika penutup kendaraan itu ditutup,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Selepas Cihapit, rombongan bergeser menuju salah satu SMA di bilangan Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung. Kali ini, interaksinya dengan sosok astral Jepang, dilakukan lewat metode pendulum.
Rombongan peserta Bandros Braga Mystery di salah satu titik tujuan tur pada Kamis (25/7/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Namun begitu, aktivitas tur di sana terbilang singkat, sebab salah satu peserta, Muflih, mengalami gangguan. Dia merasa pusing, batuk, mual-mual, dan nyaris jatuh terjengkang. Setelah ditangani oleh tim Indighost, baru rombongan menuju lokasi tujuan terakhir.
Lokasi itu adalah Taman Cibeunying. Menurut Jenni, tempat itu dulunya merupakan lokasi wanita korban kekejian tentara Jepang (Jugun Ianfu), menggugurkan kandungan mereka.
“Dan ke manakah jasad-jasad bayi malang itu? Dialirkan ke sini,” katanya seraya menunjuk sungai di Taman Cibeunying.
Di sana juga, rombongan diajak mendeteksi energi Astral yang ada. Itu dilakukan dengan bantuan Electromagnetic Field (EMF) meter, sebuah alat yang dapat menangkap gelombang elektromagnetik di sekitar manusia.
ADVERTISEMENT
Sebelum tur berakhir, rombongan dituntun melakukan langkah netralisasi. Hal itu dilakukan dengan menarik napas dalam-dalam dan membuangnya secara cepat, seraya mengsugesti pikiran untuk membuang energi-energi negatif.

Usai Bandros Braga Mystery

Rombongan peserta Bandros Braga Mystery menuju salah satu titik tujuan tur pada Kamis (25/7/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Setelah tur selesai, Jeni menyempatkan berbincang dengan kumparan di dekat Braga City Walk.
Cerita perihal Bandros Braga Mystery mengalir dari mulutnya. Dia mengatakan tur ini sudah dimulai sejak Februari 2024, dan terus berlanjut sampai sekarang saban malam Jumat.
“Kita berusaha menarik perhatian orang-orang supaya mau belajar tentang sejarah. Kebetulan, orang-orang kita ini demen dengan hal-hal mistis lah ya, hal-hal yang tidak nampak. Jadi akhirnya kita memadukan ilmu pengetahuan yang jelas yakni sejarah, dengan untold story,” terang Jenni soal tujuan dari tur ini.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan bahwa yang dimaksudnya dengan untold story, ialah kisah-kisah yang dituturkan para sosok tak kasat mata, yang tak pernah tertulis di buku sejarah.
Informasi itu diperoleh lewat sejumlah metode interaksi yang dilakukan sepanjang tur, seperti ghost tarot, pendulum, hingga mediasi langsung.
Salah satu anggota Indighost, Ncep, menanyakan apa yang kumparan rasakan selama ikut Braga Bandros Mystery.
“Semacam oyag (bergoyang), pusing,” kata kumparan.