Mencari Jejak Flor de la Mar, Pembawa 60 Ton Emas Kerajaan Malaka

20 Januari 2017 15:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Replika Flor de la Mar kapal laut Portugis. (Foto: Wikimedia commons/Melka Malaysia)
zoom-in-whitePerbesar
Replika Flor de la Mar kapal laut Portugis. (Foto: Wikimedia commons/Melka Malaysia)
Misteri keberadaan kapal Flor de la Mar masih menjadi tanda tanya karena hingga kini bangkainya belum ditemukan. Konon kapal Portugis itu yang secara harfiah berarti "Bunga Laut" itu kandas di perairan Indonesia, yakni di Selat Malaka.
ADVERTISEMENT
Sampai kini, jejak karam kapal tersebut masih misterius. Menurut beberapa catatan sejarah, kapal ini mengangkut harta karun 60 ton emas hasil rampasan dari Kerajaan Malaka.
"Kapal tersebut bawa emas 60 ton hasil jarah dari Kerajaan Malaka," ungkap Kasubdit Air Laut, Non Energi, dan BMKT DJPRL Kementerian Kelautan dan Perikanan, Zaki Mahasin, saat berbicang dengan kumparan, Jumat (20/1).
Karena membawa emas 60 ton itulah, kapal ini sedang dicari-cari dan menjadi target pemburu harta karun internasional. "Orang-orang pada nyari," imbuhnya.
Peta harta karun (Ilustrasi). (Foto: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Peta harta karun (Ilustrasi). (Foto: pixabay.com)
Soal lokasi tenggelamnya kapal Flor de la Mar, KKP belum tahu banyak. Dugaan kapal tersebut tenggelam di Selat Malaka masih harus diteliti dan dikaji lebih lanjut.
Kapal Laut Pencari Harta Karun (ilustrasi). (Foto: Wikimedia commons/James E. Buttersworth)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Laut Pencari Harta Karun (ilustrasi). (Foto: Wikimedia commons/James E. Buttersworth)
KKP pernah merilis data bahwa Flor de la Mar diduga hilang pada Desember 1511. Kapal Portugis buatan tahun 1502 itu diduga hilang pada Desember 1511. Kapal sedianya berlayar dari Malaka menuju Goa, India.
ADVERTISEMENT
Tidak ada data resmi soal di mana kapal tenggelam. Meski demikian, dalam beberapa catatan sejarah, kapal tidak tenggelam di zona laut Malaysia. Kapal justru disebut tenggelam di Selat Malaka, tepatnya di perbatasan laut Aceh dan Medan.
Flor de la Mar, selain terkenal dengan muatan emasnya, juga dikenal dengan bumbu romansa bangsa Portugis kala itu. Maka tidak heran bila produser film Titanic dan National Geographic Channel berlomba mengajukan proposal agar kapal ini bisa diangkat.