Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Makanan khas Betawi ini memang terkenal. Tapi sayangnya semakin hari makanan ini semakin sulit ditemukan di pinggir jalan ataupun pusat perbelanjaan.
ADVERTISEMENT
Makanan ini malahan baru 'muncul' jika ada acara kebudayaan seperti Festival Palang Pintu yang saat ini digelar di kawasan Kemang Selatan, Jakarta Selatan. Festival yang menampilkan budaya dan kuliner khas Betawi ini sudah yang ke-12 kalinya digelar.
Kerak telor merupakan makanan khas Betawi yang terbuat dari ketan putih, telur bebek, ebi, bawang merah goreng, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam dan gula pasir. Kurang afdol rasanya jika tidak ada kerak telor di festival kebudayaan Betawi.
Salah satu penjual kerak telor, Sukriyadi, sudah sekitar 20 tahun berkeliling Jakarta menjajakan makanan khas Betawi ini, khususnya saat festival budaya seperti Festival Palang Pintu. Sukriyadi sendiri merupakan orang Betawi asli yang tinggal di kawasan Setu Babakan sejak lahir.
ADVERTISEMENT
Sukriyadi awalnya berjualan kerak telor sejak 1988. Sukriyadi berjualan kerak telor untuk meneruskan usaha keluarga.
"Dasarnya iya, dari keluarga, dari ayah saya," kata Sukriyadi di Festival Palang Pintu, Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5).
Dulu, Sukriyadi sempat berkeliling Jakarta untuk menjajakan dagangannya. Dia pernah 'mangkal' di Ancol, Monas, dan Ragunan selama masing-masing 3 tahun. Setelahnya dia kembali berjualan di sekitar kampung halamannya, Setu Babakan.
"Karena kan di Setu (Babakan) udah rame. Dulu sepi jadi kabur-kaburan (keliling)," akunya.
Selama 20 tahun lebih berjualan kerak telor, jasanya sudah dipakai oleh banyak orang, khususnya orang Betawi asli. Dia kerap menerima pesanan untuk hajatan atau sunatan.
ADVERTISEMENT
"Biasanya terima 100 sampai 200 porsi. Yang paling sering pas kawinan atau pas lagi ada acara kayak gini. Pasti (panitia mencari) kerak telor," terangnya.
Satu porsi kerak telor buatannya hanya dijual Rp 15 ribu. Meski terbilang murah, Sukriyadi tidak begitu mempermasalahkannya. Menurutnya, dengan harga jual Rp 15 ribu sudah menguntungkan dirinya.
"Bagi saya udah untung lah, kagak rugi," tuturnya.
Sukriyadi pun menyoroti kebiasaan sesama pedagang kerak telor yang lebih suka memakai telur ayam sebagai bahan utama dibandingkan telur bebek. Meskipun telur bebek sebetulnya adalah bahan utama yang asli namun kebanyakan pedagang menggantinya dengan telur ayam karena lebih murah.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya zaman dulu sih (yang betul) telor bebek. Karena sekarang orang banyak lebih suka dan nyari telor ayam yang lebih murah. Kalau dulu telor bebek udah khusus untuk kerak telor," bebernya.
Dia juga mengakui meskipun peminat kerak telor banyak, khususnya pada acara budaya khas Betawi, kebanyakan pembelinya adalah sesama orang Betawi yang sudah terbiasa dengan makanan ini.
"Karena makanan ini kalau dibilang orang kampung katanya mahal. Tapi lebih banyak orang kampung dibandingkan orang asing. Tapi kalau kita keliling pembeli yang bukan orang Betawi jarang. Padahal kebanyakan orang kita juga yang beli," ungkapnya.
Seperti di Setu Babakan, kata Sukriyadi, meskipun banyak turis mancanegara yang datang, namun mereka jarang untuk mampir dan mencoba kerak telor.
ADVERTISEMENT
"Yah tergantung lidahnya juga sih," katanya maklum.
Tidak hanya turis mancanegara, orang Jakarta pun juga memiliki selera yang berbeda. "Kayak tadi orang beli situ terys beli disini juga. Dibilang lebih enak punya saya. Nah itu tergantung bunbunya yang kita bikin. Orang kan kadang nilai beli yang (pedagangnya) tua ah lebih pengalaman," ujarnya.
Dalam sehari, Sukriyadi bisa untung Rp 500 ribu. Namun jika sepi, dia hanya mendapat untung Rp 200 ribu. Sebagai orang Betawi, dia sangat bersyukur dengan adanya acara seperti Festival Palang Pintu. Dia berharap agar acara seperti ini bisa terus ada sehingga lebih banyak orang yang dapat mengenal kebudayaan dan kuliner khas Betawi.
ADVERTISEMENT
Bagi yang ingin mencicipi kerak telor buatan Sukriyadi, kamu bisa datang pada tanggal 16-17 Mei di Condet atau pada saat Jakarta Fair di Kemayoran, Jakarta Utara yang akan datang.