Mencari Sehat dengan Terapi Lintah di Pasar Jatinegara

12 Januari 2017 9:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Lintah mulai beraksi. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Masalah kesehatan selalu menjadi topik hangat di Indonesia, utamanya di Jakarta. Banyak masyarakat yang masih menjadikan dokter sebagai pilihan ke sekian ketika datang penyakit.
ADVERTISEMENT
Terapi penyembuhan tradisional atau dikenal dengan pengobatan alternatif masih menjadi 'pelarian' bagi beberapa kalangan. Selain harganya yang terjangkau, pengobatan tradisional juga sering diklaim tidak berefek samping dan lebih alami.
Nafendi Penjual Lintah di Pasar Jatinegara. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Salah satu contoh adalah terapi lintah yang banyak tersedia di sepanjang jalan Pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Selain menyediakan botol-botol berisi minyak obat, penjual lintah juga membekali diri dengan beberapa botol kaca berisi lintah hidup. Lintah-lintah inilah yang akan digunakan untuk terapi.
"Orang-orang di Jakarta ini sudah tidak terlalu peduli dengan malu. Yang penting sembuh. Jadi, mereka juga tidak segan untuk melakukan terapi walaupun di pinggir jalan seperti ini," ungkap Nafendi, pionir penjual lintah di Pasar Jatinegara. Lokasi Pasar Jatinegara tak jauh dari Stasiun Jatinegara.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku, setiap kali ada yang melakukan terapi, orang akan berkerumun menonton. Walaupun pasiennya tidak merasa bermasalah dengan hal itu, Nafendi mengaku justru dia sendiri yang terkadang merasa malu.
Nafendi menjajakan dagangannya. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
"Makanya saya biasanya pilih-pilih. Kalau bagian yang akan diterapi terlalu ke dalam, apalagi lawan jenis, saya menolak," ungkapnya.
Walaupun bukan berbentuk klinik, namun terapi lintah Nafendi sangat diminati karena khasiatnya yang beragam. Apalagi, harganya relatif sangat terjangkau. Untuk satu ekor lintah, Nafendi mematok harga mulai dari Rp 10 ribu saja, dan apabila jumlah lintah yang digunakan semakin banyak, tinggal dihitung saja biaya per ekornya.
"Sekali terapi bisa macam-macam jumlahnya. Bahkan bisa sampai puluhan lintah. Tergantung seberapa kronis penyakitnya," ungkapnya.
Lintah yang dijual untuk pengobatan. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Sayangnya, kepopuleran Pasar Jatinegara kini mulai memudar. Pengunjungnya yang kian sepi membuat usaha Nafendi juga tidak seramai ketika ia memulai bisnis ini di tahun 1996. 
ADVERTISEMENT
"Yang ramai berobat paling hari Sabtu dan Minggu. Kalau hari biasa seperti ini paling orang beli minyak aja," ujar Nafendi yang mengaku dalam satu hari bisa mendapatkan penghasilan Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta ini.
Menurutnya, banyak yang datang berobat karena penyakitnya sudah kronis dan kekurangan biaya. Tidak pernah ada yang komplain mengenai terapi lintah. Malah, banyak yang mengaku terapi lintah ini mampu memberikan dampak penyembuhan yang cepat.
Penjual memperlihatkan lintah. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
ADVERTISEMENT