Mencegah Kelangkaan Masker Setelah Positif Virus Corona di Indonesia

4 Maret 2020 7:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah Presiden Jokowi mengumumkan kasus virus corona pertama di Indonesia pada Senin (2/3), sejumlah warga menjadi panik. Mereka takut terinfeksi virus yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
ADVERTISEMENT
Sebagai antisipasi agar tak tertular virus corona, banyak warga panic buying dan berbondong-bondong membeli masker di pusat perbelanjaan dan apotek. Akibatnya, stok masker di sejumlah menipis karena supply dan demand tidak sebanding.
Padahal, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sudah menekankan masker hanya dianjurkan untuk warga yang sakit. Sementara mereka yang sehat diimbau tak memakai masker, namun tetap menjaga kebersihan dan kesehatan agar imunitas tubuh tetap terjaga.
Namun, imbauan Terawan sepertinya tidak didengarkan sebagian warga. Karena nyatanya masih ada warga panic buying atau membeli bahan kebutuhan secara berlebih terlihat cukup masif.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
kumparan kemudian mencoba menelusuri perbelanjaan Carrefour Central Park, Jakarta Barat, Selasa (3/3). Seorang karyawan Carrefour, Arum, menyebut sejak dibuka pukul 10.00 WIB hingga siang, tak ada aktivitas borong memborong dari warga.
ADVERTISEMENT
"Dari tadi seperti ini (aktivitas normal)," kata Arum.
Akan tetapi, ia mengakui stok masker dan hand sanitizer kosong karena habis diburu warga. Untuk masker, Arum menyebut stoknya sudah habis sejak sebulan lalu.
"Kalau masker, sudah dari bulan kemarin. Hand sanitizer enggak ada, kosong," ujarnya.
Kelangkaan masker dan hand sanitizer juga terjadi di Semarang, Jawa Tengah. kumparan mendatangi apotek Kimia Farma di Jalan Veteran Semarang. Hasilnya, persediaan masker dan hand sanitizer di sejumlah apotek sudah habis.
Menurut salah seorang apoteker, masker dan hand sanitizer habis sejak beberapa hari lalu.
"Habis dari beberapa hari yang lalu. Di tempat lain juga sama, kosong," kata apoteker bernama Dewi.
Selain itu, minimarket di Jalan Mugas Dalam dan Jalan Kiai Saleh serta Jalan Erlangga, Kota Semarang, juga kehabisan stok masker dan hand sanitizer.
ADVERTISEMENT
Di toserba di Jalan Majapahit, Kecamatan Pedurungan, Semarang, rak yang seharusnya diisi hand sanitizer dan sabun tangan, hanya terisi sabun tangannya saja.
Namun, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr Yulianto Prabowo, mengklaim stok masker di wilayahnya masih aman. Dalam kasus panic buying masker ini, Yulianto mengimbau warga tetap tenang.
Ilustrasi Masker N95. Foto: Shutter Stock
Sejumlah Pemprov Imbau Tak Panik Borong Masker dan Distribusikan Masker untuk yang Sakit
Pemprov Bali merespons cepat untuk mencegah langkanya masker dan hand sanitizer. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Bali terkait masalah ini.
"Kita punya stok. Cuma kita prioritaskan siapa yang memerlukan. Dinkes cek ke airport juga harusnya menyediakan di sana," kata dia.
ADVERTISEMENT
Bagi warga bila dibutuhkan secara mendadak akan didistribusi melalui Dinas Kesehatan. "Kalau ada di RS, didistribusi Dinkes," imbuh dia.
Hal serupa juga dilakukan oleh Dinkes Bandung yang mengimbau warga Bandung agar tidak memborong masker untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip menuturkan, masker diperuntukkan bagi warga yang sedang sakit atau petugas kesehatan.
"Dan yang menggunakan masker adalah untuk yang sakit dan sedang merawat yang sakit atau petugas kesehatan. Jadi masyarakat tidak perlu memborong masker jika tidak dibutuhkan," kata Apip.
Dia menambahkan, masker diperlukan untuk menyaring partikel yang ke luar dari dalam tubuh seperti ketika batuk atau bersin. Dengan demikian, orang yang sehat tidak memerlukan masker dan cukup untuk menjaga kesehatan seperti dengan mencuci tangan secara benar dan rutin.
ADVERTISEMENT
Sementara Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah, meminta warganya tidak panik terhadap virus corona. Menurut Ijeck, sapaan Musa Rajekshah, pihaknya telah siap mencegah penyebaran virus corona sampai ke Sumatera Utara.
"Sudah dilakukan deteksi dini, baik dari bandara internasional, baik juga pelabuhan, semuanya, karena saat ini sudah ada yang terkena, kita lebih memperketat lagi," kata Ijeck saat rapat Kordinasi dan Kesiapsiagaan Pencegahan virus corona di Pemprov Sumut.
Ijeck mengimbau warga Sumut tidak perlu takut berlebihan, apalagi sampai membeli masker maupun sembako secara berlebih. Ijeck juga meminta Sekda maupun Kadis Kesehatan Sumut untuk mengecek keadaan masker yang dijual di Sumut agar tidak dimanfaatkan pihak tertentu.
Sama seperti kebijakan di Bali, Bandung, dan Sumut, Kepala Dinas Pendidikan Depok, Jawa Barat, Mohamad Thamrin, mengimbau pihak sekolah dan warga tidak berlebihan menyikapi soal warga Depok yang terjangkit virus corona. Apalagi meminta siswanya untuk selalu menggunakan masker.
ADVERTISEMENT
“Jadi sekolah jangan mengimbau berlebihan menggunakan masker, itu hal yang keliru. Sebaiknya anak yang sakit saja,” kata Thamrin.
Thamrin menjelaskan, siswa yang sehat tak perlu merasa takut dengan virus corona. Namun apabila merasa tidak sehat disarankan untuk tidak sekolah lebih dulu.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Mensesneg Pratikno menyampaikan keterangan pers di beranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Presiden Minta Kapolri Tindak Penimbun Masker
Masker yang kini menjadi kebutuhan dimanfaatkan segelintir orang untuk berbuat jahat dengan cara menimbun lalu menjual dengan harga tinggi. Hal itu mendapat sorotan dari Presiden Jokowi.
"Saya memerintahkan Kapolri menindak tegas bagi pihak yang tidak bertanggung jawab menimbun masker dan jual dengan harga tinggi. Hati-hati saya peringatkan," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, stok masker di dalam negeri sangat banyak untuk mencegah penyakit seperti influenza dan virus corona.
ADVERTISEMENT
"Dari info yang saya terima stok dalam negeri kurang lebih 50 juta. Memang pada masker tertentu itu yang langka," ucap Jokowi.
Dalam UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, disebutkan bagi para pelanggar terancam hukuman 5 tahun penjara atau denda Rp 2 miliar.
kumparan menyambangi Pasar Pramuka pada Senin (2/3), harga yang ditawarkan pedagang untuk satu boks berkisar antara Rp 180.000 hingga Rp 1,1 juta. Model lain yang ia jual yakni masker merek Sensi ditawarkan Rp 300.000 per boks. Sedangkan masker N95 bisa mencapai Rp 2 juta per boks.
Ilustrasi memakai masker. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Polisi Tangkap 2 Mahasiswa karena Kirim Masker ke Luar Negeri dan Gerebek Gudang yang Menimbun Masker
Polsek Ujung Pandang, Makassar, menggagalkan pengiriman puluhan ribu masker dalam satu kotak ke Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Puluhan ribu masker itu disita polisi di salah satu jasa pengiriman yang berada di bilangan Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (3/3).
"Iya betul, mau dikirim ke luar negeri," kata Kanit Reskrim Polsek Ujung Pandang, Iptu Edhi Gunawan.
Dalam kasus ini, polisi menangkap dua mahasiswa yang diduga sebagai pengirim masker-masker itu. Mereka adalah James (21) dan Jordi (21).
Polisi pun masih menyelidiki dan meminta keterangan dua mahasiswa tersebut terkait alasan mereka hendak mengirim masker kesehatan tersebut ke luar negeri.
Selain itu, Ditreskrimsus Polda Metro Jaya juga menggerebek pabrik yang menimbun masker di Tangerang. Gudang itu diduga dengan sengaja menimbun masker setelah kasus virus corona mewabah.
Direskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Iwan Kurniawan mengatakan, penggerebekan dilakukan Selasa (3/3) sekitar pukul 15.00 WIB. Polisi mengamankan ratusan ribu lembar masker dalam berbagai merek.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 15.00 WIB telah melakukan penindakan di gudang PT MJP Cargo Nomor 88 di Jalan Marsekal Surya Darma, Tangerang," kata Iwan kepada wartawan.
"Penggerebekan terkait dugaan tindak pidana penimbunan alat kesehatan berupa masker kesehatan atau memperdagangkan alat kesehatan berupa masker tanpa izin edar," tambahnya.
Mantan Kapolres Jaksel itu menuturkan, berdasarkan informasi di lapangan, masker yang ada di gudang itu dimiliki dua orang berinisial H dan D. Jika ditotal, maka jumlah boks masker yang ditimbun di gudang itu mencapai 11.480 boks.